TRIBUNNEWS.COM – Kunci Jawaban Indonesia Kelas 12 Halaman 128 Program Studi Mandiri, Ayo Praktek, artikel “Kenali Jenis-Jenis Bullying atau Hooliganisme”.
Bahasa Indonesia Kelas 12 Halaman 128 Kunci Jawaban Kurikulum Merdeka, SMA/SMK/MA Unit 4 Mengomentari Bullying Buku Pintar Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas 12 Kurikulum Merdeka Semester 1.
Berikut ini akan dijelaskan Kunci Jawaban Silabus Indonesia Kelas 12 Merdeka, yuk kita praktekan soal, artikelnya berjudul “Mengetahui Cara-Cara Bullying atau Perundungan”.
Kunci Jawaban Kelas 12 Indonesia Page 128 Program Studi Mandiri Semester 1 Orang tua atau wali dapat dihubungi untuk mengoreksi hasil belajar. Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 12 Halaman 128 Program belajar mandiri Ayo praktek
1. Tulislah secara kreatif jawaban Anda pada artikel “Ketahui cara-cara bullying”. Jawabannya datang dalam bentuk karya nonfiksi.
Anda dapat memilih untuk menulis esai atau artikel hingga 600 kata. Kunci Jawaban: Jenis-Jenis Bullying
Dalam artikel yang disampaikan CNN Indonesia, bullying terbagi menjadi beberapa jenis seperti bullying fisik, verbal, sosial, dan cyber. Masing-masing bentuk bullying memiliki karakteristik yang berbeda-beda, namun semuanya berpotensi menghancurkan kehidupan korbannya dalam jangka panjang.
1. Penindasan fisik adalah bentuk penindasan yang paling terlihat. Tindakan seperti memukul, menendang, atau mencubit korban dapat menyebabkan cedera fisik langsung, namun seringkali dampak emosional dan psikologisnya sangat parah. Korban kekerasan fisik mungkin merasa takut berada di depan umum atau mengalami trauma yang mendalam.
2. Bullying verbal adalah ancaman verbal. Tidak jarang korban perundungan verbal merasa terbebani dengan ejekan, hinaan, dan ancaman yang diterimanya. Kata-kata mempunyai kekuatan besar untuk membangun atau menghancurkan, dan bila digunakan untuk tujuan yang buruk, dampaknya bisa sangat menghancurkan. Sayangnya, bentuk intimidasi ini sering kali diabaikan karena tidak meninggalkan bekas fisik.
3. Perundungan sosial adalah suatu bentuk perundungan yang ditujukan untuk merusak reputasi atau hubungan sosial seseorang. Aktivitas seperti bergosip, mengucilkan, atau mempermalukan korban dapat menyebabkan isolasi sosial yang mendalam. Dalam masyarakat, penting untuk diterima dan diterima oleh kelompok, dan ketika seseorang dikucilkan dari interaksi sosial, hal ini dapat menyebabkan rendahnya harga diri, kesepian dan depresi.
4. Cyberbullying merupakan fenomena yang semakin meluas seiring dengan berkembangnya teknologi. Di zaman dimana Internet telah menjadi bagian integral dari kehidupan kita, penindasan juga terjadi dalam bentuk digital. Media sosial, aplikasi pesan instan, dan platform online lainnya telah menjadi sarana penyebaran ancaman. Hal yang paling menakutkan tentang cyberbullying adalah hal ini dapat terjadi kapan saja, di mana saja, dan tidak ada tempat yang aman bagi korbannya. Dampak cyberbullying sangat berbahaya karena penyebaran informasi dapat menjangkau khalayak luas dalam waktu yang sangat singkat. Dampak penindasan
Korban dapat merasakan dampak penindasan di banyak bidang kehidupan mereka. Secara emosional, korban penindasan sering kali mengalami kecemasan, depresi, dan, dalam beberapa kasus, pikiran untuk bunuh diri. Secara sosial, korban mungkin merasa terisolasi dan kehilangan kepercayaan diri, sehingga mempengaruhi interaksi sosial mereka. Dalam jangka panjang, bullying dapat mempengaruhi perkembangan karakter dan kemampuan seseorang, bahkan hingga dewasa.
Kasus Audrey menunjukkan bahwa perundungan bukanlah masalah kecil. Bullying dapat menimbulkan luka fisik dan psikis yang sulit disembuhkan. Kita tidak bisa melihatnya sebagai bagian normal dari kehidupan sosial. Tindakan pencegahan dan pengobatan
Untuk mengatasi masalah ini, penting agar seluruh elemen masyarakat bekerja sama. Pendidikan tentang bahaya penindasan harus dimulai sejak dini di sekolah dan di rumah. Orang tua, guru, dan teman-teman perlu lebih peka terhadap tanda-tanda bullying pada anak di sekitar mereka.
Selain itu, sekolah harus menyediakan mekanisme yang jelas dalam pelaporan dan penanganan perundungan. Korban harus diberikan dukungan penuh secara emosional dan psikologis agar mereka tidak sendirian. Selain itu, program anti-bullying yang melibatkan seluruh komunitas sekolah harus dilaksanakan secara berkelanjutan.
Di era digital, orang tua dan guru perlu memantau aktivitas anak di dunia maya. Pendidikan tentang etika internet dan cyberbullying harus diajarkan sejak usia muda.
Pada akhirnya, kita semua mempunyai peran untuk mencegah penindasan. Jangan kita tutup mata dan hancurkan masa depan anak kita. Sebagai masyarakat, kita harus berkomitmen untuk menciptakan lingkungan yang aman dan konstruktif di mana setiap orang dapat tumbuh dan berkembang tanpa rasa takut terhadap perundungan.
2. Carilah cerita-cerita yang mengancam di media sosial. Berikan tanggapan kreatif dalam bentuk puisi. Membacakan puisi tersebut di depan kelas. Kunci Jawaban: Suara Hening
Kata-kata yang menusuk jiwa beterbangan di layar dunia maya, tidak terlihat namun terasa, menembus kesunyian yang membekukan.
Mereka yang bungkam, yang menderita tanpa suara, yang perkataannya berubah menjadi ejekan maut, yang gambarannya dicemooh, menginjak-injak hati dan meremukkan harapan.
Terkesan sepele, bercanda, namun dibalik tawa itu ada air mata, di balik senyuman palsu, ada rasa kelam kesepian, ada luka yang tak kunjung sembuh dalam diam.
Media menjadi senjata, menyebarkan cerita yang tak pernah diundang, tangan tak pernah bersentuhan, namun lukanya nyata dan penuh.
Mari kita berhenti dan menyadari bahwa setiap perkataan memiliki kekuatan yang besar, kita tidak tahu seberapa dalam luka yang ada, maka mari kita rangkul dan jangan membenarkan ancaman yang kejam.
Di dunia maya, kita bisa memilih menjadi penghibur atau penghancur hati yang sedih, penerang bagi orang-orang yang terbuang agar dunia ini semakin tenteram dan tenteram.
*) Disclaimer: Artikel ini ditujukan agar orang tua dapat memandu proses belajar anaknya.
Sebelum melihat kunci jawabannya, sebaiknya siswa menjawab sendiri terlebih dahulu kemudian menggunakan artikel ini untuk mengoreksi pekerjaan siswa.
(Tribunnews.com/Muhammad Alvian Faka)