Laporan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi (Ditjen IKP) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Prabunindya Refta Revolution memaparkan beberapa tantangan yang dihadapi humas ke depan.
Menurutnya, mendobrak kecerdasan buatan (AI) merupakan tantangan besar.
“Dengan mulai beroperasinya teknologi 5-G pada tahun 2030, maka manusia akan memasuki era yang sama, ketika AI menjadi secerdas manusia,” kata Prabu dalam acara Public Relations Media Award (AMH) 2024 yang dikutip Jumat (11/10/). 2024).
Ia menjelaskan pentingnya menciptakan wajah baru bagi humas di era teknologi AI ini.
Ia menambahkan, masyarakat yang berinteraksi dengan masyarakat perlu terus berbenah untuk menciptakan dan mengembangkan keterampilan AI agar bisa mengimbanginya.
AI ini dapat bermanfaat sebagai alat untuk memfasilitasi aktivitas sosial yang kompleks.
Berlatih mencari ide dan inspirasi menggunakan AI,” ujarnya.
Sebab, menurutnya, pekerjaan humas tidak bisa digantikan oleh teknologi AI. Kecerdasan belum menjadi bidang yang tidak dapat digantikan oleh AI.
AI dapat digunakan untuk meningkatkan kinerja, produktivitas.
Menggantikan tugas rutin secara efektif sehingga orang dapat lebih fokus pada hal yang penting.
“Jadi kita harus bisa belajar di kelas, melompat lebih jauh dan membangun reputasi yang baik di masyarakat, itu tantangannya,” ujarnya.
Terkait Konferensi AMH 2024, enam penghargaan diberikan kepada tiga kelompok yaitu Kementerian/Lembaga, BUMN dan BUMD, disusul Persatuan Perguruan Tinggi Negeri (PTN), dan Pemerintah Provinsi/Negara/Kota.
Selain itu diberikan pula hadiah terbaik untuk setiap kategori dan juga diberikan penghargaan PIP.
162 lembaga berpartisipasi dalam proyek ini dan enam ahli mengevaluasi proyek selama 3 bulan.