Sektor Industri dan Bisnis Didorong Lebih Berhemat untuk Atasi Kelangkaan Air

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Ecolab bertujuan membantu industri menghemat 300 miliar liter air pada tahun 2030, dengan fokus mengatasi masalah mendesak terkait kelangkaan air, mendorong industri dan bisnis untuk menerapkan strategi penghematan air dan mencapai tujuan keberlanjutan.

Upaya-upaya ini sejalan dengan tema “Air untuk Kemakmuran Bersama” pada Forum Air Dunia ke-10 di Bali, Indonesia.

Dalam forum tersebut, para pemimpin dunia, pakar dan pemangku kepentingan membahas peran penting penggunaan air berkelanjutan dan pengelolaan sumber daya air terpadu sebagai pendorong utama pertumbuhan ekonomi, keadilan sosial, dan lingkungan hidup.

Gregory Lukasi, wakil presiden dan kepala pasar Ecolab Asia Tenggara, mengatakan air merupakan komponen penting dalam operasional bisnis dan merupakan bagian dari upaya mengatasi krisis iklim dan kelangkaan air.

Studi terbaru Ecolab di 15 negara, termasuk Indonesia, yang disebut The Global Water Assessment Tracker, berhasil menyelidiki keadaan pengelolaan air, mengukur manfaat dan kegunaan air.

“Mengatasi krisis air yang mendesak memerlukan pemikiran transformatif tentang konservasi air. Studi Ecolab Watermark menggarisbawahi pentingnya para pemimpin mengambil peran aktif dalam melindungi sumber daya paling vital kita: air,” ujarnya, dikutip Selasa 16 Juli 2024.

Gregory menjelaskan bahwa penelitian ini berfokus pada perspektif air dan konsumen mengenai keadaan pengelolaan air, melalui pentingnya air, penggunaannya, hubungannya dengan iklim dan tanggung jawab, sebagai tanggung jawab bersama antara pemerintah, perusahaan, LSM atau individu, untuk mengatasinya. efektif dengan situasi saat ini. tantangan global

Di Indonesia, studi ini menemukan bahwa 89% masyarakat mengharapkan pemerintah mengambil tindakan lebih besar untuk memastikan efisiensi fasilitas umum, seperti mengenakan denda yang lebih tinggi kepada mereka yang mencemari pasokan air publik.

85% responden juga mengharapkan investasi global yang lebih besar dalam efisiensi air. Konsumen percaya bahwa perusahaan harus didenda karena ketidakefisienan, bukan individu yang dikenakan pajak atas penggunaan air.

Selain itu, 79% responden menyatakan bahwa air bersih adalah prioritas utama dan setuju bahwa pengelolaan air bersih adalah tanggung jawab bersama antara pemerintah dan sektor swasta.

Evan Jayawiyanto, Wakil Presiden dan Country Head Ecolab Indonesia, menekankan pentingnya kerja sama multipihak dalam upaya pengembangan pengelolaan sumber daya air berkelanjutan di negara ini.

“Seiring dengan upaya Indonesia mencapai tujuan pembangunannya, kebutuhan air bersih akan meningkat, sehingga penting untuk memiliki perencanaan yang komprehensif dan menerapkan standar pengelolaan air yang lebih ketat,” ujarnya.

Ia juga menyoroti pentingnya kebijakan yang ketat untuk memastikan pengelolaan air yang bertanggung jawab oleh industri.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *