TRIBUNNEWS.COM – Baru-baru ini viral sebuah penelitian yang menyebutkan bahwa Generasi Z dan Y, atau generasi Milenial, diprediksi lebih miskin dibandingkan generasi sebelumnya.
Hal buruk ini terjadi karena generasi ini terjebak dalam perilaku belanja yang tidak sehat.
Kedua generasi tersebut sering kali menghabiskan uang untuk liburan, pakaian, dan kemewahan alih-alih menabung.
Di media sosial, fenomena ini disebut doom pembelanjaan, yang secara harafiah berarti “pengeluaran yang sia-sia”.
Lalu berapa biaya penaltinya?
Berikut penjelasan menyeluruh mengenai tren negatif yang terjadi saat ini mulai dari Generasi Z hingga Milenial. Biaya penalti dijelaskan
Menurut psikologi modern, pembelanjaan boros terjadi ketika seseorang membelanjakan terlalu banyak tanpa memikirkan konsekuensinya.
Menurut para ahli, perilaku ini bermula sebagai mekanisme bagi Gen Z dan Milenial untuk melepaskan diri dari rasa frustasi terhadap kondisi perekonomian di masa depan, yang dianggap sebagai tren penurunan berkelanjutan yang mencerminkan
Selain menimbulkan ketimpangan ekonomi yang semakin besar, perilaku ini juga terwujud ketika seseorang merasa tertekan oleh berbagai faktor.
Faktor-faktor tersebut antara lain ketidakstabilan politik, perekonomian, perubahan iklim dan faktor-faktor lain yang menimbulkan perasaan negatif terhadap masa depan.
Untuk menghilangkan stres dari faktor-faktor tersebut, mereka membeli lebih banyak barang untuk kesenangan sesaat.
Belanja dalam negeri adalah praktik yang tidak sehat dan dapat merugikan masyarakat luas, kata Ylva Backstrom, dosen senior bidang keuangan di King’s Business School, London.
Saat ini, menurutnya, Gen Z dan generasi muda Milenial terus menerus dihadapkan pada kabar buruk yang membuat mereka merasa dunia akan kiamat.
Generasi muda ini menerjemahkan perasaan negatif tersebut menjadi kebiasaan berbelanja yang buruk, ujarnya seperti dikutip CNBC, Senin (23/9/2024).
Sebagai gambaran, survei Intuit Credit Karma terhadap lebih dari 1.000 orang Amerika menunjukkan bahwa 96 persen merasa khawatir terhadap kondisi perekonomian saat ini.
Survei yang dilakukan pada November 2023 menunjukkan lebih dari seperempat responden rela mengeluarkan uang untuk mengatasi stres yang mereka alami.
Hal ini tidak hanya terjadi di Amerika, tren ini juga terjadi di seluruh dunia.
Berdasarkan survei keamanan finansial internasional CNBC, hanya 36,5 persen orang dewasa di seluruh dunia yang merasa bahwa mereka lebih baik secara finansial dibandingkan orang tua mereka.
Selain itu, 42,8 persen lainnya merasa kondisi keuangannya buruk.
“Generasi yang tumbuh saat ini adalah generasi pertama yang akan menjadi lebih miskin dari orang tuanya dalam jangka waktu yang lama,” kata Backstrom.
Ia menambahkan, ada perasaan umum di kalangan Gen Z dan Milenial bahwa mereka tidak akan pernah mencapai apa yang dicapai orang tuanya.
Akibatnya, perilaku doom shopping dipandang sebagai ilusi kendali di dunia yang terasa tidak terkendali.
“Namun, kenyataannya adalah Anda tidak memiliki banyak kendali atas masa depan,” jelasnya. Hal ini membuat seseorang tidak memiliki tabungan atau investasi untuk mendukung masa depan.
(Tribunnews.com/Bobby)