Jadi Eksportir Terbesar Dunia, Indonesia Kuasai 80 Persen Pasar Gambir Global

Wartawan Tribunnews.com Endrapta Pramudhiaz melaporkan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) mengungkapkan Indonesia merupakan eksportir barang Gambir (Unkeria Gambir Roxab) terbesar di dunia.

Indonesia menguasai 80 persen pasar perjudian global, dan tujuan ekspor terbesarnya adalah India.

India dilaporkan menguasai 50 persen pasar Gambir di India.

Setelah India, tujuan ekspor gambir Indonesia adalah Jepang, Tiongkok, Pakistan, Bangladesh, dan beberapa negara Eropa.

Pada tahun 2022, Indonesia akan mencapai nilai ekspor sebesar USD 90 juta.

Jumlah ini diperkirakan akan terus meningkat seiring dengan membaiknya kualitas produk dan perluasan pasar yang terus berlanjut. Harga ekspor gambir berkisar antara PLN 7.500 hingga PLN 10.000. dolar AS per ton.

Destri Anna Sari, Deputi Bidang Reformasi Koperasi dan Kemitraan Kementerian Koperasi dan UKM, mengatakan Gambir Indonesia dapat memenuhi kebutuhan industri farmasi, penyamakan kulit, dan obat tradisional.

“Gambier merupakan komoditas pertanian yang memberikan banyak manfaat bagi industri dan kesehatan sehingga sangat dibutuhkan dan diinginkan di pasar global,” kata Destry mengutip keterangan tertulis tertanggal Senin (23 September 2024).

Ekspor gambir Indonesia sebagian besar berasal dari Sumatera Barat (Sumber).

Keunggulan geografis, iklim yang mendukung, dan warisan budaya lokal menjadikan Sumatera Barat sebagai penghasil gambir terbesar di Indonesia. 

Destry mengatakan, koperasi merupakan lembaga usaha yang berperan dalam mengoptimalkan potensi barang gambir di Sumbar.

Koperasi Serba Usaha (KSU) Bangkit Mandiri di Kabupaten Pessir Selatan, Sumatera Barat merupakan salah satu koperasi yang berperan.

Di koperasi ini, para petani bekerja sama dalam proses budidaya dan juga berperan sebagai pusat pelatihan, peningkatan kualitas pengolahan dan pemasaran gambir.

Destry mengatakan KSU Bangkit Mandiri telah menerapkan teknik pengolahan gambir yang berkualitas dengan kadar katekin mencapai 90 persen.

“Kami terus mendorong peningkatan kualitas untuk memenuhi standar industri,” kata Destry.

KSU Bangkit Mandiri memproduksi empat grade gambir, dimulai dengan gambir bootch A (kandungan katekin 90%), dengan kapasitas produksi 2 ton/minggu.

Kemudian Gambier Buch B (kandungan katekin 70-80%), Gambier Buch C (60-70%) 3 ton/minggu dan Gambier Buch D (40-50%) 5-10 ton/minggu dengan kapasitas produksi 2 ton/ pekan

KSU Bangkit Mandiri mengekspor gambir ke India dan Jepang bekerja sama dengan beberapa perusahaan pengolah gambir di Sumatera Barat.

Untuk pasar lokal, KSU Bangkit Mandiri bermitra dengan Koperasi Produsen Syariah Gambhir Anam Koto Mandiri di Kabupaten Limapuluh Kota untuk memproduksi gambir dalam bentuk bubuk.

KemenKopUKM juga mengikutsertakan KSU Bangkit Mandiri pada Trade Expo Indonesia 2024 untuk memperluas jangkauannya di pasar global.

Destry memperkirakan permintaan gambir akan terus meningkat, termasuk untuk bahan baku lokal industri makanan, farmasi, dan kosmetik.

Konsumen dalam negeri diyakini semakin sadar akan keunggulan produk berbahan alami dan ramah lingkungan, sehingga permintaan terhadap gambir sebagai bahan baku produk diperkirakan akan terus meningkat.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *