TRIBUNNEWS.com – Seorang diplomat Iran yang tidak disebutkan namanya mengatakan persiapan Israel untuk melawan pembalasan Teheran atas kematian ketua politbiro Hamas Ismail Haniyeh sia-sia.
Sebagai informasi, Wall Street Journal melaporkan pada Jumat (8/2/2024) bahwa Israel dan Amerika Serikat (AS) sedang mempersiapkan “serangan balik mendadak Iran terhadap Israel pada awal akhir pekan ini.”
Terkait hal ini, diplomat Iran menegaskan bahwa Israel melintasi garis perbatasan yang ditetapkan oleh Teheran.
Diplomat tersebut juga meyakinkan bahwa serangan balik Iran akan cepat dan mematikan.
“Tidak ada gunanya (mempersiapkan serangan Iran). Israel telah melewati semua garis merah. Respons kami akan cepat dan tegas,” kata diplomat tersebut, menurut Anadolu Agency.
Diplomat tersebut, yang mendapat pengarahan dari Iran, mengatakan upaya negara-negara tersebut untuk membujuk Teheran agar tidak melakukan eskalasi telah dan akan terus sia-sia mengingat serangan Israel baru-baru ini.
Tanggapan diplomat tersebut muncul setelah Pentagon mengumumkan Amerika Serikat (AS) akan mengerahkan aset militer tambahan ke Timur Tengah di tengah meningkatnya ketegangan.
Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin telah memerintahkan pengerahan kapal perang tambahan, jet tempur dan sistem pertahanan anti-rudal ke Timur Tengah, Pentagon mengumumkan.
Perintah tersebut dikeluarkan untuk mengantisipasi tanggapan Iran dan Perlawanan terhadap pembunuhan Haniyeh dan komandan senior Hizbullah Fuad Shukr baru-baru ini.
Menurut Pentagon, Austin memberi tahu Israel melalui Menteri Keamanan Yoav Gallant tentang rencana tersebut, dikutip Al Mayadeen.
“Sekretaris (Lloyd) Austin telah memerintahkan perubahan postur militer AS yang bertujuan untuk meningkatkan perlindungan pasukan AS, memperkuat dukungan pertahanan untuk Israel dan memastikan bahwa AS siap merespons berbagai kemungkinan,” kata juru bicara Sabrina Singh. . , katanya dalam sebuah pernyataan pada hari Jumat.
Presiden AS Joe Biden diketahui dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dalam percakapan telepon Kamis (1/8/2024) membahas pengerahan militer AS untuk mendukung Israel melawan ancaman.
Biden menegaskan kembali komitmennya terhadap keamanan Israel terhadap semua ancaman dari Iran, termasuk “kelompok proksi teroris” Hamas, Hizbullah, dan Houthi.
“Presiden membahas upaya untuk memperkuat pertahanan Israel terhadap berbagai ancaman, termasuk rudal balistik dan drone, termasuk pengerahan baru pasukan pertahanan AS,” kata Gedung Putih. Mesir dan Arab Saudi membahas kemungkinan eskalasi regional
Pada saat yang sama, Kementerian Luar Negeri Mesir mengatakan Badr Abdelatti dan timpalannya dari Saudi Faisal bin Farhan membahas eskalasi regional yang “berbahaya” setelah pembunuhan Haniyeh dan Shukra oleh Israel.
Dalam percakapan telepon, para menteri kedua negara membahas “cara untuk memperluas kerja sama antara Mesir dan Arab Saudi di berbagai bidang.”
Mereka juga membahas “ketegangan regional yang meresahkan yang disebabkan oleh tindakan ekstremis dan pola pembunuhan Israel.”
“Sangat penting untuk menghentikan eskalasi yang sedang berlangsung dan meminta pertanggungjawaban negara adidaya, terutama AS, untuk meredam eskalasi tersebut,” kata Abdelatti.
Pada saat yang sama, Faisal menyatakan harapannya bahwa “hubungan bilateral akan terus memperkuat koordinasi dalam isu-isu regional.” Khamenei menjanjikan serangan balasan
Sebelumnya, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei menjanjikan “hukuman berat” bagi Israel sebagai tanggapan atas kematian Haniyeh.
“Rezim kriminal dan teroris Zionis membunuh tamu-tamu tercinta kami di rumah kami (Iran) dan membuat kami berduka,” kata Khamenei dalam pernyataannya pada Rabu, seperti dilansir Al Jazeera.
Dia menambahkan bahwa “rezim Zionis sedang mempersiapkan hukuman yang berat.”
Khamenei juga menekankan bahwa sudah menjadi tugas Iran untuk membalas dendam atas pembunuhan Haniyeh.
“Kami menganggap tugas kami untuk membalas darahnya (kematian Haniyeh) dalam insiden pahit dan sulit yang terjadi di wilayah Republik Islam,” kata Khamenei, menyampaikan belasungkawa kepada keluarga Haniyeh dan kelompok Palestina.
Sebagai informasi, Haniya tewas dalam serangan di Teheran, Rabu dini hari, saat sedang dalam perjalanan menuju pelantikan presiden baru Iran, Masaud Pezeshkian.
Selain Haniyeh, pengawal pribadinya sekaligus wakil komandan Brigade Al-Qassam, Waseem Abu Shaaban, juga tewas dalam penyerangan tersebut.
Peristiwa itu terjadi sehari setelah pelantikan Pezeshkian, yang juga merupakan penampilan terakhir Haniyeh sebelum kematiannya.
Jenazah Haniyeh dimakamkan di Qatar pada Jumat (8 Februari 2024).
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)