TRIBUNNEWS.COM – Satuan Kerja Khusus Perusahaan Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menggelar Natural Gas Forum 2024 di Bandung. Acara yang berlangsung selama tiga hari, tanggal 19 – 21 Juni 2024 ini mengangkat tema “Membangun pasar dan infrastruktur gas bumi yang terintegrasi dalam rangka peningkatan ekstraksi gas bumi nasional”.
Wakil Presiden Bidang Keuangan dan Bisnis SKK Migas Kurnia Chairi mengatakan gas bumi memiliki peran penting saat ini karena lebih bersih dibandingkan sumber energi lain seperti batu bara atau minyak.
“SKK Migas dan KKKS menetapkan target produksi gas sebesar 12 BCFD pada tahun 2030,” kata Kurnia saat membuka konferensi gas bumi tahun 2024, Rabu (19/6/2024).
SKK Migas berharap, kata dia, target produksi akan tercapai seiring dengan penguatan investasi yang menunjukkan tren meningkat.
Peningkatan investasi migas terlihat pada tahun 2023 mencapai 13,7 miliar dolar dan pada tahun 2024 diperkirakan mencapai 15 dolar AS, kata Kurnia.
Kurnia menyatakan, Indonesia menghadapi situasi ketimpangan antara produksi dan eksplorasi gas bumi di banyak daerah.
Berdasarkan data neraca gas bumi SKK menunjukkan wilayah Jawa Timur akan mengalami surplus gas setidaknya pada tahun 2024 hingga 2035.
Pada tahun 2024, rata-rata produksi gas bumi akan melebihi 90 MMSCFD (juta kaki kubik per hari). Gas yang tidak terserap ini dipastikan akan mempengaruhi efisiensi transportasi gas bumi di dalam negeri. Situasi ini juga berdampak pada berkembangnya peternakan KKKS baru di Jawa Timur.
“Hal ini tentunya akan mempengaruhi keberlangsungan produksi ke depan, termasuk pencapaian produksi gas bumi sebesar 12 BCFD pada tahun 2030,” kata Kurnia.
Di sisi lain, kata Kurnia, terjadi kekurangan gas bumi di Jabar. Situasi ini terjadi karena produksi gas di wilayah Jawa Barat dan Jawa Tengah serta Sumatera Selatan yang memasok pembeli di Jawa Barat menunjukkan penurunan.
“Pada tahun 2024, kekurangan gas bumi di Jabar mencapai 144 MMSCFD,” kata Kurnia.
Gas dari Timur belum bisa dialirkan ke Jabar karena infrastruktur di kedua wilayah tersebut belum terkoneksi. Harus diakui bahwa infrastruktur sambungan gas yang tidak terintegrasi merupakan hambatan dalam memenuhi kebutuhan gas lokal dan meningkatkan promosi gas alam.
Oleh karena itu, rencana pembangunan pipa Semarang – Cirebon Tahap 2 yang dimulai pada semester II tahun ini dan diharapkan selesai pada Desember 2025 diharapkan dapat mengatasi tantangan tersebut.
Menurutnya, forum ini dianggap sebagai salju kerjasama antara KKKS di Jawa Timur dan Jawa Tengah dengan pembeli gas bumi di Jawa Barat. Kesepakatan tersebut akan membuat KKKS yakin kepada produsen bahwa gas yang dihasilkan dapat diterima.
“Pembeli gas alam di Jabar berharap bisa mempercepat pengembangan pasar karena mereka yakin pasokan gas bumi akan bertahan lama. Upaya ini baru permulaan, memerlukan perencanaan dan komunikasi aktif, serta dukungan semua pihak. pihak-pihak untuk memastikan distribusi gas yang efektif dan adil,” katanya.
Di sisi lain, Direktur Perencanaan dan Pengembangan Infrastruktur Migas Kementerian Energi dan Kerang (ESDM) Laode Sulaeman mengatakan, untuk meningkatkan aliran gas bumi, dilakukan upaya pengembangan ekonomi. infrastruktur negara. untuk distribusi gas alam ke produsen. penggunanya, khususnya di sektor gas alam di wilayah tersebut.
Oleh karena itu, perlu kerja sama semua pihak untuk bersama-sama memasok dan mendistribusikan gas, kata Laode.
Informasi, Forum Gas Bumi 2024 yang berlangsung selama tiga hari ini diisi dengan sejumlah kegiatan, mulai dari presentasi dan diskusi para mitra, penandatanganan dokumen perdagangan, hingga pertemuan produsen dan pembeli gas bumi agar bisa berdiskusi dengan para mitra. . terus berbicara.
SKK Migas berharap platform ini menjadi langkah penting dalam menjawab tantangan pemanfaatan gas bumi di Indonesia. (*)