BNPB Ajak Masyarakat di Pesisir Segera Evakuasi Mandiri Bila Terjadi Gempa Berdurasi Lebih 30 Detik

Laporan reporter Tribunnews.com, Gita Irawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari, Ph.D. mengajak masyarakat yang berada di pesisir pantai untuk segera melakukan isolasi mandiri jika dirasakan gempa kuat atau lemah dengan durasi lebih dari 30 detik.

Ia mengatakan, ada banyak langkah yang harus dilakukan masyarakat saat merasakan gempa, kuat atau lemah, saat berada di pesisir pantai.

Yang pertama, kata dia, adalah perencanaan secara manual.

Hal itu disampaikannya saat Siaga Darurat Melawan Potensi Megathrust yang ditayangkan di kanal YouTube BNPB Indonesia, Senin (9/9/2024).

“Misalnya bagaimana nanti terjadi gempa, hitung, 1, 2, 3, 4, kalau lebih dari 30, tinggalkan saja, sejauh mungkin dari pantai, jalani jalan yang tidak seperti pantai. . Ambil jalan yang langsung menuju pantai “Ambil jalan kalau kita putar balik, kita akan jauh banget dari pantai,” kata Abdul Muhari.

“Karena kadang kita tidak tahu. Kalau di situasi ramai, di keadaan darurat, apa yang kita pikirkan sebagai manusia, kita cenderung mengikuti kemana kebanyakan orang pergi ya,” ujarnya.

Selain itu, ia juga mengimbau masyarakat pesisir untuk mencari cara atau tempat sementara untuk memperbaiki lokasinya.

Ia pun mengajak masyarakat untuk mencoba mendatangi kawasan yang akan segera dilepasliarkan tersebut.

“Kami diajak BNPB untuk membiasakan diri bagaimana cara keluar dari lingkungan kita, kita mulai sendiri, asalkan dari rumah butuh waktu tempuh, misalnya lebih dari 10 menit, lebih dari 15 menit. , saya harus berada di sana. cepat dan sebagainya,” katanya.

Artinya kita harus mewaspadai ancaman yang ada di sekitar kita, dan kita harus berlatih dengan persiapan, sehingga kalau terjadi jangan menunggu lama, tapi kalau terjadi kita sudah siap, kata Gubernur.

Ia juga mengimbau masyarakat, khususnya yang berada di pesisir pantai dan jalur gempa, untuk memahami bahwa tsunami bisa disebabkan oleh gempa baik dirasakan atau tidak.

Wilayah tersebut antara lain Sumatera di barat, Jawa di selatan, Bali di selatan, Nusa Tenggara, Sulawesi Utara, Selat Makasar, kiri kanan Maluku Utara, dan utara di Papua.

Oleh karena itu, ia mencontohkan banyak tsunami yang terjadi di banyak wilayah di Indonesia namun tidak dipicu oleh gempa bumi yang sangat dirasakan masyarakat pesisir.

Misalnya saja di Mentawai, Mentawai pernah terkena dampak gempa di Bengkulu pada tahun 2008. Intensitas gempa di Bengkulu 8,6 SR. Itu adalah bagian dari Mentawai Selatan, masyarakat Mentawai yang sangat berkuasa saat itu mengungsi dari kampung halamannya. tapi tidak ada tsunami, ada tsunami di Mentawai tapi hanya 30 cm, 20 cm,” ujarnya.

Namun pada tahun 2010 pernah terjadi gempa di Pagai Selatan dengan magnitudo 7,6 dan tidak sekuat gempa tahun 2008, hanya mengguncang, namun ternyata tsunaminya mencapai 14 meter, kata dia. gubernur.

Selain itu, kata dia, berdasarkan sejarah, banyak terjadi tsunami di Indonesia yang disebabkan oleh gempa di bawah 8 magnitudo dan gempa yang tidak dirasakan masyarakat.

Ia mencontohkan, antara lain tsunami Banyuwangi tahun 1994, tsunami Pangandaran tahun 2006, dan tsunami Mentawai tahun 2010.

Gempa Mentawai, Gempa Pangandaran, Gempa Banyuwangi, bahkan gempa yang tidak dirasakan masyarakat. Tiba-tiba ada tsunami, ujarnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *