TRIBUNNEWS.COM – Israel melalui Duta Besarnya untuk PBB Gilad Erdan melaporkan Iran menggunakan bantuan proksinya dalam serangan balasan terhadap Israel pada 13 April 2024.
Tuduhan itu disampaikan Israel dalam surat tertanggal 19 April 2024 yang dikirimkan kepada Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (Sekjen PBB), Antonio Guterres.
Sebelumnya, Iran melancarkan serangan balasan terhadap Israel pada Sabtu (13/4/2024) setelah Israel menyerang konsulat Iran di Damaskus, Suriah pada Senin (4/1/2024) yang menewaskan tujuh anggota Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) termasuk dengan Komandan Pasukan Quds Brigjen Mohammed Reza Zahedi. Iran membantah tuduhan Israel
Duta Besar Iran sekaligus Wakil Tetap untuk PBB, Amir Saeed Iravani, menolak tuduhan Israel dan mengirimkan surat bantahan kepada Sekretaris Jenderal PBB.
“Saya menulis surat ini sebagai tanggapan atas surat perwakilan rezim Israel di PBB tertanggal 19 April 2024, yang ditujukan kepada Sekretaris Jenderal dan Presiden Dewan Keamanan,” bunyi pernyataan Iran pada Selasa (05/05/2024). 07). /2024). ) di malam hari.
“…ketika perwakilan rezim Israel sekali lagi menggunakan kebohongan dan disinformasi untuk menyelesaikan tuduhan tidak berdasar terhadap Republik Islam Iran,” lanjutnya. Kelompok perlawanan tidak membantu Iran
Beberapa poin disampaikan Duta Besar Iran dalam surat tertanggal 13 dan 30 April 2024.
Iran menekankan bahwa tidak ada kelompok perlawanan yang terlibat dalam tindakan sah Iran dalam serangan balasannya terhadap Israel.
Surat tersebut menjelaskan bahwa Iran terlibat dalam serangan balik yang sah terhadap serangan berulang-ulang Israel yang menargetkan elemen negaranya.
“Republik Islam Iran menegaskan kembali posisinya bahwa tindakan yang diambil pada 13 April 2024 dilakukan secara langsung dan resmi oleh Iran sebagai respons terhadap agresi militer Israel yang berulang kali, khususnya serangan bersenjata pada 1 April 2024 terhadap kantor diplomatik Iran di Damaskus. , Republik Arab Suriah,” bunyi surat yang dikutip Mehr. Hak Iran untuk mempertahankan diri dari agresi Israel
Iran mengatakan serangan balasan itu sah menurut Piagam PBB tentang hak membela diri.
“Tindakan ini hanya ditujukan pada sasaran militer dan dilakukan dengan peringatan dan pemberitahuan terlebih dahulu untuk mencegah kerugian terhadap warga sipil,” lanjutnya.
Selain itu, duta besar Iran mengatakan bahwa Iran tidak memiliki proksi di kawasan.
Bertentangan dengan pernyataan Israel, Iran tidak memiliki proksi di kawasan dan tidak ada individu, kelompok atau negara yang bertindak di bawah kepemimpinan Iran, katanya.
Menurutnya, tuduhan Israel hanyalah upaya untuk membenarkan agresi Israel dan hancurnya stabilitas di kawasan. Iran: Israel adalah ancaman di Timur Tengah
Iran menyebut Israel sebagai ancaman di kawasan karena jelas-jelas melanggar hukum internasional.
“Tidak dapat disangkal bahwa rezim Israel, dengan sejarah panjang dan catatan pelanggaran mencolok terhadap hukum internasional, Piagam PBB, dan resolusi Dewan Keamanan PBB, merupakan ancaman serius dan berjangka panjang terhadap perdamaian dan keamanan internasional,” ujarnya. seperti dikutip IRAN.
Duta Besar Iran mencontohkan beberapa contoh, yakni ketika Israel tidak peduli dengan resolusi Dewan Keamanan PBB tentang gencatan senjata di Jalur Gaza.
Faktanya, Israel bertekad melancarkan serangan besar-besaran terhadap Rafah di Gaza selatan, rumah bagi 1,4 juta warga Palestina, meski ada larangan dari PBB.
Menurutnya, surat Israel kepada Sekjen PBB yang berisi tuduhan terhadap Iran hanyalah selingan dari kekejaman dan agresi Israel terhadap rakyat Palestina. Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei memberikan pidato di televisi mengenai situasi virus corona di ibu kota Teheran pada 11 Agustus 2021. (KHAMENEI.IR/HO/AFP) (AFP/-) Hubungan Israel-Iran
Hubungan antara Israel dan Iran memburuk setelah Revolusi Iran 1979 yang dipimpin oleh Ayatollah Ruhollah Khamenei.
Revolusi tersebut menghancurkan kekuasaan Shah (Raja) Iran, Mohammad Reza Shah Pahlavi yang merupakan sekutu Amerika Serikat (AS), Inggris, dan mitra Israel.
Pasca revolusi Iran, Israel menuduh Israel melakukan kebijakan anti-Israel, mendanai front perlawanan seperti Hamas, Jihad Islam Palestina (PIJ), Hizbullah, Houthi, Irak, Lebanon, dan kelompok perlawanan Lebanon terhadap Israel yang dibantahnya.
Ketegangan antara Iran dan Israel terjadi di tengah perang antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza.
Saat ini Israel masih terus melancarkan serangannya di Jalur Gaza pasca Operasi Banjir Al Aqsa yang dilancarkan Hamas pada 7 Oktober 2023.
Korban tewas warga Palestina bertambah menjadi 34.789 orang dan 78.204 orang lainnya luka-luka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Rabu (5/8/2024) dan 1.147 kematian di wilayah Israel, menurut Xinhua News.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lainnya terkait konflik Iran-Israel