Tanpa Palestina, Tidak ada Perdamaian di Timur Tengah, Kata Kanselir Jerman Olaf Scholz

Tidak akan ada perdamaian di Timur Tengah tanpa Palestina, kata Kanselir Jerman Olaf Scholz

TRIBUNNEWS.COM – Kanselir Jerman mengatakan tidak akan ada perdamaian di Timur Tengah tanpa negara Palestina.

Olaf Scholz menyatakan bahwa perdamaian tidak mungkin terjadi tanpa harapan adanya pemerintahan sendiri, dan menambahkan bahwa harus ada prospek untuk solusi dua negara.

Tidak akan ada perdamaian di Timur Tengah tanpa negara Palestina yang merdeka, kata Kanselir Jerman Olaf Scholz pada hari Senin.

“Kami telah memperjelas bahwa harus ada visi – solusi dua negara – dan tanpa harapan akan pemerintahan mandiri, perdamaian tidak mungkin terjadi, dan harus ada visi damai negara Palestina di Tepi Barat dan Gaza. Tetangga Israel,” kata Scholz di balai kota di Bremen utara.

“Ini adalah posisi Eropa, Amerika Serikat dan Jerman mengenai masalah ini, dan apapun yang kami lakukan dan kritik, apapun yang kami kritik, kami tetap pada posisi ini,” tambahnya.

Bulan lalu, Jerman mengatakan pihaknya tidak mendukung “kebijakan pendudukan” Israel setelah pengadilan PBB mendukung penentuan nasib sendiri Palestina dan memutuskan bahwa permukiman Israel di wilayah pendudukan harus dikosongkan.

Meskipun Jerman mendukung Israel karena tanggung jawab historisnya terhadap negara Yahudi, hal ini “tidak berarti bahwa Jerman mendukung kebijakan pendudukan Israel,” kata Christian Wagner, wakil juru bicara kementerian luar negeri, kepada wartawan di Berlin.

“Pertama-tama, pemerintah Israel harus menarik kesimpulan dari laporan (Mahkamah Internasional) ini,” tambahnya.

Menurut Wagner, negaranya telah berulang kali memperjelas “posisi dan pendiriannya mengenai kebijakan pemukiman Israel”.

Israel, yang menentang resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera, telah menghadapi kecaman internasional atas serangan brutal yang terus berlanjut di Gaza sejak serangan kelompok Palestina Hamas pada 7 Oktober 2023.

Menurut otoritas kesehatan setempat, lebih dari 40.000 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, tewas dan lebih dari 90.000 orang terluka.

Lebih dari 10 bulan telah berlalu sejak serangan Israel, dan sebagian besar wilayah Gaza telah hancur akibat blokade makanan, air bersih, dan obat-obatan.

Sumber: TRT DUNIA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *