Megawati Jadi Bagian Terciptanya Sejarah di KOVO Cup 2024, Kartu Hijau Diperkenalkan

TRIBUNNEWS.COM – Termasuk Megawati Hangestri, KOVO Cup 2024 dihiasi dengan terciptanya dua cerita baru. Turnamen pramusim menjelang peluncuran Liga Voli Korea 2024/2025 akan menjadi ajang uji coba pengenalan green card.

KOVO Cup 2024 sektor putri akan mulai menggelar pertandingan pada 29 September dan menyajikan babak grand final pada 6 Oktober.

Total ada 8 tim yang akan mengikuti KOVO Cup 2024.

Daejeon JungKwanjang Red Sparks yang diperkuat Megawati tergabung di Grup B bersama Hwaseong IBK Altos, Incheon Heungkuk Life Pink Spiders, dan klub undangan asal Jepang yakni Aranmare Prestige Yamagata.

Grup A didominasi oleh Hyundai Hillstate, GS Caltex, Expressway Hi-Pass dan AI Peppers. Dua tim teratas dari grup A dan B diperbolehkan melaju ke babak semifinal, memperebutkan tiket ke pertandingan pertama. Wasit memberikan kartu hijau pada pertandingan bola voli. Pemberian kartu hijau pada Kejuaraan Dunia Volleyball Nations League (VNL) 2023 akan berlangsung dari babak final di Amerika Serikat dan Polandia. (Instagram @volleytrails)

Namun ada yang menarik dari KOVO Cup 2024. 

Yang paling penting adalah perubahan peraturan yang dibuat oleh Federasi Bola Voli Korea (KOVO).

Para pemangku kepentingan mengubah aturan dengan mengizinkan setiap tim peserta untuk menciptakan semua pemain, termasuk legiun asing.

Peraturan ini hanya diberikan pada KOVO Cup edisi 2024 karena dulu turnamen pramusim ini hanya bisa dimainkan oleh pemain lokal.

Tujuan dari perubahan aturan ini adalah agar setiap tim bisa lebih cepat beradaptasi dengan permainan dan chemistry antar pemain. Sebab dengan diterapkannya aturan ini, maka 8 tim Liga Voli Korea 2024/2025 akan lebih siap menghadapi musim baru.

Artinya Megawati juga masuk dalam cerita ini. Pasalnya, aturan untuk pemain non lokal baru pertama kali diterapkan pada turnamen yang diselenggarakan KOVO.

Pemain bola voli bernama Megatron ini merupakan pemain bola voli Indonesia pertama yang bermain di KOVO Cup.

Lalu sejarah apa lagi yang tercipta pada turnamen bola voli di Korea Selatan?

Dalam pemberitaan media Negeri Ginseng, Naver, KOVO Cup merupakan ajang menghadirkan Green Card alias kartu hijau.

Wasit akan memberikan kartu ini kepada pemain yang dianggap menjunjung tinggi fair play dan sportivitas dalam pertandingan.

Namun pemberian kartu hijau tidak seperti kartu kuning atau kartu merah dimana kartu diberikan kepada pemain segera setelah melakukan pelanggaran.

Pemain diberikan kartu hijau setelah peluit akhir pertandingan dibunyikan.

Jadi seorang pemain tidak bisa menerima kartu hijau lebih dari satu kali dalam satu pertandingan.

Namun, dalam satu pertandingan lebih dari satu pemain dapat menerima kartu hijau. Di akhir musim, pemain yang mengumpulkan kartu hijau terbanyak akan menerima hadiah.

Adanya green card bukan hanya soal fair play. Tapi itu juga mengurangi waktu pertandingan.

Misalnya saja suatu tim membuat tantangan yang diterima atau diblokir sepenuhnya, maka akan memakan banyak waktu karena harus melakukan review.

Sedangkan jika pemain bersedia melakukan sentuhan, baik di net atau memblok, maka waktu pertandingan bisa diselamatkan. Pemain ini nantinya akan menerima kartu hijau.

KOVO Cup 2024 akan mencoba menggunakan green card yang diperkenalkan FIVB tahun lalu. Jika dirasa efektif, maka penggunaannya bisa diterapkan di kompetisi resmi.

Belum diketahui hadiah apa yang akan diberikan kepada tim dengan pemain terbanyak yang mendapat green card di KOVO Cup 2024. 

Namun pada Volleyball Nations League (VNL) 2023, tim dengan koleksi green card terbanyak akan mendapat hadiah di akhir musim hingga 30 ribu dollar AS atau sekitar Rp 455 juta.

(Tribunnews.com/Giri)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *