TRIBUNNEWS.COM, BRBES – Anggota MPR RI Andi Najmi dari Fraksi Kebangkitan Nasional (F-PKB) empat pilar bangsa dan Baitussa’adah Jatibarang; Brebes, Di Jawa Tengah, ia mendapat teman di ratusan pertemuan jemaat; /6/2024).
Dalam acara tersebut, Andi mengajak jemaah yang merupakan anggota Dewan Baitussa’adah Jatibarang Brebes untuk fokus pada ilmu dan aktivitas keagamaan. Namun kita perlu memahami nilai-nilai negara.
Kabupaten Brebes, Anggota DPR RI dari Daerah Pemilihan IX Jawa Tengah yakni Kabupaten Tegal dan Kota Tegal, MPR RI mengingatkan rasa syukur yang patut ia tunjukkan sebagai warga negara Indonesia.
Penampilan yang berbeda warna kulit Keyakinan dan bahasa serta ribuan pulau dari Sabang sampai Merauke, Indonesia adalah negara yang aman dan damai.
“Majelis Dewan Baitut Sasada harus memahami empat pilar nasionalisme sebagai pilar kebangsaan. “Hal ini dimaksudkan untuk menjaga rasa persatuan dan kesatuan, serta menjadikan kebohongan yang terus-menerus dipercaya sebagai kebenaran,” kata Pancasila saat memperkenalkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia dan UUD 1945. Bhinneka Tunggal Ika.
Pancasila Andi adalah pilihan yang tepat dan terbaik. Saat itu, jika para tokoh dari berbagai latar belakang agama dan budaya sepakat untuk tidak menetapkan Pancasila sebagai dasar negara, bisa dibayangkan seperti apa keadaan negara ini. Mari ikuti praktik baik ini. Jangan hancurkan kearifan para pendiri bangsa ini.
Empat pilar nasionalisme inilah yang menjadi ukuran Indonesia, Andi menjelaskan, hal itu diciptakan untuk mendukung keluasan dan keberagaman.
“Karena di Indonesia, ras, bahasa Karena terdapat lebih dari 1.200 agama dan budaya yang berbeda. Selain itu, Ada 17 ribu pulau yang tersebar,” tutupnya.
Gus Khotib Sarbini, Pembina Dewan Baitussa’adah Jatibarang Brebes hadir sebagai narasumber dalam silaturahim empat pilar bangsa.
Khotib yang dikenal dengan Khotib Sarbini ini mengungkapkan keterhubungan antara pelaksanaan kurban pada Idul Adha dengan pengamalan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Sama sekali tidak ada pertentangan antara pengamalan nilai-nilai Pancasila dengan pelaksanaan Idul Qurban yang merupakan kewajiban syariah bagi mereka yang mampu.
Beliau mengatakan: “Pembunuhan hewan kurban melambangkan pengorbanan; Loyalitas Ini mengajarkan kerja sama dan berbagi serta merupakan simbol kesetiaan manusia kepada Sang Pencipta.
Membunuh hewan kurban adalah suatu kebanggaan; Kesombongan egoisme, Kecemburuan Keinginan banyak orang dan hal-hal negatif lainnya selalu dihilangkan secara paksa.
Khotib dari sudut pandang manapun. Makna pengorbanan diyakini sesuai dengan nilai-nilai yang ada dalam Pancasila. Oleh karena itu, pelaksanaan Idul Qurban atau Idul Adha diharapkan dapat menjadi salah satu cara untuk menjaga keharmonisan kehidupan masyarakat Indonesia sesuai falsafah Pancasila.
Bertempat di Gedung Serba Guna al-Ittihad Jatibarang, acara berlangsung menarik dan meriah dengan berbagai pertanyaan yang disampaikan para peserta. Seluruh jawaban ditutup oleh sutradara Rosikhin dengan sangat memuaskan oleh para narasumber.