Walkie Talkie-nya Dipakai Israel untuk Ledakan Lebanon, ICOM dan Pemerintah Jepang Gelar Investigasi

TRIBUNNEWS.COM – Nama Icom Inc., produsen peralatan nirkabel asal Jepang. Hal ini menarik perhatian dunia.

Hal ini terjadi setelah alat walkie-talkie yang diproduksinya menjadi viral dan digunakan Israel untuk melakukan serangan di Lebanon.

Berita tersebut menjadi viral setelah gambar radio yang meledak diberi label “ICOM” dan “buatan Jepang”.

Menanggapi kabar tersebut, Icom pada Kamis (19 September 2024) mengaku sedang melakukan penyelidikan terhadap perangkat radio dua arah yang digunakan sebagai senjata oleh Israel di Lebanon. 

“Pagi ini, media di seluruh dunia melaporkan bahwa radio dua arah berlogo Icom meledak di Lebanon,” kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan.

Icom mengakui bahwa pihaknya akan membagikan lebih banyak informasi melalui saluran media resminya untuk mempelajari lebih lanjut tentang bagaimana produknya dapat digunakan sebagai senjata perang.

“Kami sedang menyelidiki insiden terkait masalah ini,” tambah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Tokyo, “dan kami akan memuat informasi terbaru di situs web kami.”

Hal serupa juga diungkapkan Menteri Kabinet Jepang Yoshimasa Hayashi.

Pemerintah Jepang juga setuju untuk menyelidiki penggunaan produk Icom oleh Israel sebagai senjata.

“Kami mengetahui tip tersebut. Kami sedang mengumpulkan informasi.” kata Hayashi.

Selain memastikan penyelidikan sedang berlangsung, Icom juga membagikan informasi menarik mengenai walkie-talkie yang meledak dalam serangan Lebanon.

Icom mengakui bahwa perangkat walkie-talkie model IC-V82 yang digunakan dalam serangan Lebanon telah lama dihentikan produksinya.

Icom mengaku produksi IC-V82 sudah dihentikan sejak 2014.

Ledakan ratusan radio tersebut merupakan serangan kedua yang menggunakan metode peledakan alat tersebut dalam dua hari terakhir.

Strategi Israel untuk meledakkan bom di wilayah Lebanon yang dikuasai Hizbullah telah menewaskan 20 orang dan melukai lebih dari 450 orang, kata pejabat setempat.

Ledakan itu terjadi sehari setelah ratusan dokumen yang digunakan Hizbullah juga ikut meledak.

Ledakan itu menewaskan 12 orang, termasuk dua anak-anak, dan melukai 2.800 orang di seluruh Lebanon.

Pejabat pemerintah Benjamin Netanyahu menolak mengomentari kontes kecantikan dan ledakan walkie-talkie yang mengguncang Lebanon, meskipun ada kecurigaan luas bahwa ia memimpin Israel.

Amerika Serikat, di sisi lain, membantah terlibat dalam ledakan tersebut dan mengatakan prioritasnya saat ini adalah diplomasi intensif untuk menghindari eskalasi konflik.

(Tribunnews.com/Bobby)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *