Kemlu Ungkap Sejumlah WNI di Lebanon Berubah Pikiran, Awalnya Tak Mau Dievakuasi Kini Minta Pulang

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu) mengungkap terdapat 159 warga negara Indonesia (WNI) yang tinggal di Lebanon.

Beberapa dari mereka menolak untuk mengungsi atau kembali ke Indonesia.​

Sementara itu, sebagian lainnya telah berubah pikiran dan mundur dari desakan mereka sebelumnya untuk mengikuti prosedur evakuasi.

“Masih ada masyarakat yang ingin tinggal di Lebanon karena merasa tempat tinggalnya masih aman,” kata Judha Nugraha, Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia (PWNI) Kementerian Luar Negeri RI, Rabu (2). /10/2024).

“Ada masyarakat yang berubah pikiran dan berubah pikiran serta ingin ikut dalam evakuasi,” lanjutnya.

Namun Jouda belum bisa membeberkan jumlah pasti WNI yang ingin mengungsi dan memilih bertahan di Lebanon.

Perkembangan lebih lanjut akan diberikan dalam waktu dekat.

“Saya belum bisa membeberkan detailnya saat ini,” kata Juda.

Kementerian Luar Negeri RI juga terus memantau keselamatan warga negara Indonesia (WNI) di wilayah konflik.​

Proses evakuasi WNI dari Lebanon sedang berlangsung.​

Terdapat kurang lebih 159 WNI yang tinggal atau tinggal di Lebanon.​

Kebanyakan dari mereka adalah pelajar.​

“Keselamatan WNI masih menjadi perhatian utama pemerintah Indonesia. Sehubungan dengan itu, proses evakuasi WNI dari Lebanon juga terus berjalan,” kata Roy.

Saat ini, Kementerian Luar Negeri RI juga telah menginstruksikan kedutaan besar Indonesia di wilayah tersebut untuk terus berkomunikasi dengan seluruh WNI di wilayahnya masing-masing.​

“Seluruh KBRI di wilayah tersebut juga terus berkomunikasi dan berinteraksi dengan seluruh WNI di wilayahnya masing-masing,” ujarnya. Pasukan penjaga perdamaian UNIFIL di dekat desa Mais el Jabal di perbatasan dengan Israel di Lebanon selatan pada patroli 26 Agustus 2020. (Mahmoud Zayyat/AFP) Mengutamakan keselamatan WNI

Diketahui, Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah memerintahkan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi untuk menyusun langkah-langkah terkait peningkatan serangan Israel ke Lebanon.​

“Kementerian Luar Negeri, saya sudah perintahkan Menteri untuk menindaklanjuti apa yang saya sampaikan,” kata Joko, Rabu (10 Februari 2024) di RSUD Kefamenanu, Timor Timur Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Presiden memerintahkan Menlu Retno memperhatikan keselamatan dan segera mengevakuasi WNI ke Lebanon.​

Evakuasi tidak bisa ditunda untuk menjamin keselamatan dan perlindungan warga negara kami, tutupnya

Di masa lalu, Israel berulang kali melancarkan serangan udara ke wilayah Lebanon.​

Salah satu serangan menargetkan kamp pengungsi Ain El-Hilweh di kota Sidon, Lebanon selatan.

Kementerian Kesehatan Lebanon mengumumkan jumlah korban tewas akibat serangan udara Israel di Lebanon dalam 24 jam terakhir mencapai 95 orang dan 172 orang luka-luka.

Sejak 23 September, serangan brutal Israel telah menewaskan lebih dari 1.057 orang dan melukai lebih dari 2.950 orang.​

Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu) khawatir akan terjadi perang yang lebih besar di Timur Tengah akibat konflik antara Israel dan Hizbullah Lebanon, atau konflik baru-baru ini antara Israel dan Iran.

Rolliansyah Soemirat, juru bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia dan direktur Biro Dukungan Strategis, mengatakan: “Indonesia sangat khawatir dengan kemungkinan perang skala besar.”

Kementerian Luar Negeri RI mengumumkan agar Dewan Keamanan PBB segera mengadakan pertemuan khusus untuk membahas perkembangan terkini di Timur Tengah.​

Keputusan segera juga diperlukan dengan harapan situasi di kawasan bisa segera berakhir.

Ia mengatakan: “Indonesia menegaskan kembali pentingnya Dewan Keamanan PBB segera mengadakan sidang khusus untuk membahas perkembangan terkini di Timur Tengah dan mengambil keputusan yang dapat segera meredakan ketegangan.” (Forum Network/dan/fik/wly)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *