Riset: Telemedisin untuk Tunjangan Kesehatan Karyawan Makin Diminati Perusahaan di Indonesia

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Tren perusahaan di Indonesia yang menggunakan layanan telemedis untuk layanan kesehatan bagi karyawannya semakin meningkat.

Hasil riset internal yang dilakukan Marsh Indonesia, perusahaan reasuransi, menunjukkan peningkatan sebesar 10 persen pada tahun 2024 dibandingkan data tahun 2023.

“Salah satu manfaat telemedis adalah memudahkan karyawan mendapatkan nasihat mengenai masalah kesehatan mereka,” kata Ria Ardiningtyas, kepala konsultasi dan analitik di Mercer Marsh Benefits Indonesia, “Indonesia Health i” pada seminar media yang didedikasikan untuk hasil tersebut. . dan Benefit Study 2024 dan oleh Marsh Indonesia di Jakarta, Kamis, 3 Oktober 2024.  

Ria menjelaskan, banyak perusahaan yang mulai memasukkan layanan telemedicine ke dalam program kesehatan karyawan di Indonesia. “Jumlah perusahaan yang menggunakan telemedis semakin meningkat karena perusahaan asuransi juga telah mengakhiri masa tunggu pasca Covid,” jelas Ria.

Layanan telemedis ini mengurangi rata-rata biaya pengobatan bagi karyawan. Rata-rata biaya pengobatannya turun dari Rp1-5 juta menjadi Rp1,7 juta, Rp200.000 menjadi Rp300.000 per karyawan, ujarnya.

Sedangkan dari sisi petugas, mereka mulai merasa nyaman menggunakan layanan telemedis ini. Saat ini layanan telemedis mencakup semua jenis penyakit, termasuk penyakit kulit dan diabetes.

“Perusahaan yang berminat pada layanan telemedis biasanya terdampak oleh hambatan yang dihadapi perusahaan dalam mengakses layanan kesehatan, seperti rumah sakit terpencil, karena perusahaan memerlukan upaya lebih,” kata Ria.

Pada saat yang sama, perusahaan asuransi yang memasarkan produk telemedis juga disebut-sebut akan meningkat karena meningkatnya permintaan. Bagi perusahaan yang bersangkutan, penawaran layanan telemedicine bertujuan untuk meningkatkan posisi kompetitif dibandingkan perusahaan asuransi lainnya.

“Dengan telemedis ini berarti biaya per kasusnya bisa murah, hanya ratusan ribu rupee per orang, tapi layanannya meningkatkan perilaku masyarakat. Jumlah konsultasi telemedis semakin meningkat,” kata Ria.

Ria mengatakan, Marsh Indonesia akan terus menjajaki tren tersebut ke depan. “Kami belum menyelesaikan studi ini, termasuk apakah telemedis meningkatkan biaya layanan kesehatan,” ujarnya.

Ria mengatakan saat ini pihaknya mengelola program Mercer Marsh Benefit (MMB) yang mencakup 470 perusahaan, 24 sektor, dan 320.000 anggota.

Perusahaan yang mengikuti program ini didominasi oleh perusahaan telekomunikasi, teknologi, dan manufaktur, kemudian disusul oleh perusahaan yang bergerak di sektor lainnya.

Ria mengatakan, tren program tunjangan kesehatan karyawan yang diberikan perusahaan di Indonesia kepada karyawannya biasanya mencakup tunjangan fleksibel, telemedicine, dan perjanjian kolektif.

Dia menjelaskan, tidak ada layanan pemeriksaan kesehatan bagi karyawan perusahaan. Namun disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing bisnis dan dapat disesuaikan. 

“Biasanya perusahaan datang ke MMB lalu menganalisis keluhan kesehatan karyawan yang datang ke perusahaan. Penyakit apa saja yang mahal,” ujarnya.

Biaya pengobatan rumah sakit untuk jenis penyakit yang sama di setiap rumah sakit berbeda dengan di Jakarta dan kota lain di Jabodetabek.

Ia mencontohkan, rata-rata biaya pengobatan ISPA di RS Jakarta sebesar Rp 2,3 juta per pasien. Sedangkan di RS lain di Bodetabek sekitar Rp 1,9 juta per pasien.

Douglas Ure, CEO Marsh McLennan Indonesia, menjelaskan pemaparan laporan “Indonesia Health and Benefit Study 2024” dan “Cost of Care” dapat digunakan sebagai alat untuk membandingkan biaya rumah sakit di Indonesia. 

Laporan MMB Health Trends 2024 menunjukkan bahwa tingkat tren medis di Indonesia diperkirakan akan mencapai 13 persen pada tahun 2024, lebih tinggi dibandingkan rata-rata Asia sebesar 11,4 persen.

Sedangkan menurut Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) 1, klaim asuransi kesehatan tercatat sebesar Rp 20,83 triliun pada Desember 2023, atau meningkat 24,9% dibandingkan tahun lalu 

Faktor utama penyebab inflasi atau kenaikan tajam biaya pengobatan di Indonesia antara lain kenaikan harga fasilitas kesehatan, kenaikan biaya pelayanan rumah sakit, termasuk kenaikan biaya berbagai layanan untuk biaya pelayanan, obat-obatan. dan tes kesehatan. .

Oleh karena itu, tren kenaikan biaya kesehatan yang muncul menyoroti pentingnya manajemen tunjangan karyawan dan bagi perusahaan, khususnya SDM (Sumber Daya Manusia) untuk mengembangkan, menawarkan dan melaksanakan program tunjangan karyawan, terutama tunjangan kesehatan menjadi masalah pendukung. dan dikelola dengan baik. kesesuaian pasar.

Douglas Ure menambahkan, hasil studi “Cost of Care by Mercer Marsh Benefits Indonesia” dapat menjadi benchmarking atau tolok ukur biaya rumah sakit di Indonesia.

Cost of Care menghasilkan laporan komprehensif yang memberikan informasi rinci mengenai biaya perawatan rumah sakit medis di Indonesia dan membantu perusahaan menganalisis dan membandingkan biaya rawat inap berdasarkan diagnosis.

Melalui hasil penelitian ini, dapat diidentifikasi diagnosis penyakit yang menyebabkan biaya tertinggi, serta lima faktor penentu biaya rumah sakit di Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *