PBB mengatakan Israel telah menolak permintaan bahan bakar ke rumah sakit di Gaza utara.
TRIBUNNEWS.COM- Warga Palestina yang menjalani perawatan, termasuk anak-anak, tidak mendapatkan perawatan yang diperlukan di Rumah Sakit Kemal Adwan di Beitlahiya, Gaza, 19 Agustus 2024 karena kendala listrik dan kekurangan obat-obatan.
PBB mengatakan pekan lalu bahwa Israel telah menolak lima permintaan untuk memasok bahan bakar ke rumah sakit di Gaza utara.
Juru bicara Sekretaris Jenderal PBB Stephane Dujarric mengatakan pada konferensi pers kemarin bahwa beberapa rumah sakit di Gaza utara tidak memiliki pasokan bahan bakar baru selama lebih dari 10 hari.
“Upaya untuk menyalurkan bahan bakar ke rumah sakit di wilayah tersebut berulang kali gagal, dengan akses ditolak sebanyak lima kali [oleh Israel] dalam seminggu terakhir,” kata Dujarric.
Ketergantungan pada bahan bakar untuk generator cadangan listrik semakin meningkat sejak pemerintah Israel memutus pasokan listrik dari Jalur Gaza pada bulan Oktober.
“Sejauh yang saya tahu, alasan-alasan ini jarang diberikan,” jawab Dujarric ketika ditanya tentang alasan Israel tidak mengizinkan truk bahan bakar mencapai rumah sakit.
Mereka juga membahas tantangan pengiriman bantuan dari Israel ke Gaza utara.
“Akses kemanusiaan ke Gaza utara sangat menantang karena memerlukan koordinasi dengan otoritas Israel dan melewati pos pemeriksaan internal.”
Selain itu, tantangan masih ada pada transisi Karim Shalom.
Meski bantuan bisa disalurkan dari Israel ke Gaza, situasi keamanan tidak memungkinkan akses bebas.
“Selain hancurnya gudang dan fasilitas kemanusiaan lainnya akibat perintah evakuasi, pergerakan di Jalur Gaza selatan menjadi sulit karena kemacetan parah dan pengungsian yang terus menerus,” tegas juru bicara PBB.
Namun, upaya sedang dilakukan untuk merekrut dan melatih lebih dari 1.000 petugas kesehatan dan relawan untuk vaksinasi polio di 11 puskesmas di wilayah tersebut.
Tahap pertama dari kampanye ini bertujuan untuk menjangkau setidaknya 95 persen dari 640.000 anak di bawah usia 10 tahun di Gaza.
Israel terus melanjutkan serangan brutalnya terhadap Gaza sejak serangan perbatasan oleh Hamas pada Oktober lalu.
Serangan tersebut menewaskan lebih dari 40.500 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, dan melukai hampir 94.000 lainnya, menurut pejabat kesehatan setempat. Sebagian besar wilayah Gaza telah hancur akibat pembatasan makanan, air bersih, dan obat-obatan.
Israel telah dituduh melakukan genosida oleh Mahkamah Internasional atas tindakannya di wilayah terlarang. Pemerintah apartheid membantah tuduhan tersebut.
Sumber: Monitor Timur Tengah