Kanker Serviks Kerap Muncul Tanpa Gejala, Kapan Seharusnya Lakukan Pap Smear?

Dilansir reporter Tribunnews.com Aisya Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kanker serviks saat ini menjadi ancaman serius bagi perempuan. 

Kanker serviks merupakan penyebab utama kematian akibat kanker pada wanita di negara-negara berkembang. 

Di Indonesia, kanker ini menduduki peringkat kedua. 

Pada kebanyakan kasus, penderita kanker serviks seringkali berada pada stadium lanjut

Perlu dicatat bahwa dalam kebanyakan kasus, pasien kanker serviks hampir tidak menunjukkan gejala.

Faktanya, kanker serviks dapat dideteksi dan dicegah dengan pap smear secara rutin. 

Manfaat tes Pap adalah mendeteksi adanya kelainan pada sel-sel leher rahim sebelum menjadi kanker.

Konsultan Onkologi Ginekologi Eka Hospital BSD Dr. Muhammad Yusuf, SPOG (K), Onc

“Tes ini harus dilakukan secara rutin agar kanker serviks dapat dideteksi dan diobati sejak dini,” kata dr Yusuf dalam laporannya, Jumat (4/10/2024). 

Namun, perempuan harus selalu waspada jika memiliki banyak keluhan.

Ini termasuk keputihan yang sering dan berbau busuk, pendarahan di luar siklus menstruasi, dan pendarahan atau bercak saat berhubungan seks.

 

*Kapan waktu yang tepat bagi wanita untuk melakukan tes Pap?*

Menurut Dr. Yusuf, pap smear sebaiknya dilakukan oleh semua wanita yang sudah menikah dan aktif secara seksual. 

Wanita yang aktif secara seksual disarankan untuk melakukan pap smear setiap 3 tahun sekali jika tidak ada gejala, keluhan atau deteksi dini. 

Namun, jika dokter mendeteksi gejala risiko tinggi, disarankan untuk melakukan Pap smear tahunan, kata dokter. Yusuf. 

 

Saat ini, jika tidak ada komplikasi, ibu hamil dapat melakukan pemeriksaan Pap smear setelah melahirkan, minimal 3 bulan setelah melahirkan.

Berikut syarat-syarat untuk melakukan tes Pap, antara lain:

1. Tidak melakukan hubungan intim selama 2 hari

2. Jangan menggunakan produk kebersihan kewanitaan selama 3 hari

3. Amenore

Nantinya, ketika Anda sudah melakukan pap smear, bidan akan mendiagnosisnya dengan mengambil sampel kecil jaringan serviks dan melakukan tes laboratorium. 

Sekitar 90 persen hasil tes Pap normal. 

Hasil pemeriksaan Pap smear yang tidak normal tidak selalu menandakan seorang wanita mengidap kanker, namun memerlukan pemeriksaan lebih lanjut. 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *