Berita Tribun.
Menurut situs berita Axios, kabinet keamanan membenarkan hal tersebut dalam pertemuan Senin malam waktu setempat.
Hal ini terkonfirmasi setelah kabinet Israel mengumumkan serangan darat ke Lebanon selatan.
Operasi tersebut, yang disetujui oleh Kabinet Keamanan, memiliki batasan waktu dan cakupan serta tidak dimaksudkan untuk menduduki Lebanon selatan, kata dua pejabat Israel kepada Axios.
Laporan media Ibrani lainnya juga menyatakan bahwa operasi bawah tanah bertujuan untuk membubarkan unit elit Radwan Hizbullah di sepanjang perbatasan.
Beberapa pejabat militer Israel juga menolak spekulasi bahwa serangan itu ditujukan untuk pendudukan jangka panjang atau aneksasi wilayah Lebanon.
Perjanjian ini membatasi operasi militer Israel di lapangan sebagai respons terhadap tekanan AS.
Diskusi mengenai serangan darat Israel di Lebanon dimulai Senin malam ketika para kepala pertahanan membahas fase baru perang melawan Hizbullah.
Serangan tersebut direncanakan setelah tentara Lebanon terlihat melakukan manuver melintasi perbatasan dengan Israel pada Senin malam.
Sementara itu, IDF memberlakukan zona militer tertutup di distrik perbatasan utara Metula, Misgav Am dan Kafar Giladi.
Sebelumnya, beberapa pejabat AS juga berspekulasi bahwa posisi tentara Israel pada Senin malam mengindikasikan kemungkinan serangan darat ke Lebanon.
Seiring dengan laporan pergerakan pasukan, Departemen Luar Negeri AS mengatakan Israel melakukan operasi terbatas terhadap Hizbullah.
“Itulah yang mereka katakan kepada kami yang sedang mereka lakukan, yaitu operasi terbatas terhadap infrastruktur Hizbullah di sepanjang perbatasan,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri Matthew Miller kepada wartawan.
Dalam beberapa pekan terakhir, Yerusalem sendiri telah memperingatkan kemungkinan melancarkan serangan darat terbatas ke Lebanon.
Sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada awal September mengatakan prioritas utama Israel adalah memulihkan keamanan masyarakat Israel utara.
Ini merupakan kelanjutan dari evakuasi besar-besaran warga Israel di utara perbatasan Lebanon akibat serangan roket Hizbullah.
Sementara itu, Wakil Pemimpin Hizbullah Naim Kassem mengakui Israel siap membalas serangan di Lebanon dengan operasi darat.
Naim menyampaikan pengumuman tersebut dalam pidato pertamanya setelah pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah tewas dalam serangan udara Israel.
“Pasukan perlawanan siap bertempur di lapangan.” Dr.
(tribunenews.com/bobby)