Kesaksian Refly Harun soal Pembubaran Diskusi FTA di Kemang: Kami Dianggap Pemecah Persatuan Bangsa

TRIBUNNEWS.COM – Pakar hukum tata negara Refrai Harun saat pembubaran acara diskusi yang digelar Forum Tanah Air (FTA) di Hotel Grand Deccan di Mampang Prapata, Jakarta Selatan, Sabtu (28 September 2024) mengungkap apa yang dialaminya.

Diketahui, Rifrai Harun menjadi salah satu pembicara dalam diskusi FTA kali ini.

Menurut Refly, acara diskusi ini sedianya berlangsung pada pukul 09.00 WIB, namun acara tersebut ditinggalkan oleh beberapa pihak sebelum dimulai.

Lefrei mengatakan beberapa orang sudah berunjuk rasa di depan hotel.

Namun partainya menerima demonstrasi tersebut karena Pak Liffre melihat aksi tersebut sebagai ekspresi hak demokrasi.

Diberitakan Kompas.com, Senin (30/09/): “Waktu saya datang jam 9 WIB, sudah ada orang di luar (hotel). Jadi, ayo kita demo,” kata Lefry (30/9/2024).

Refry awalnya mengatakan demonstrasi tidak akan menghambat diskusi.

Beberapa petugas polisi juga memberikan pengamanan kepada para demonstran.

Namun saat acara hendak dimulai sekitar pukul 10.00 WIB, tiba-tiba ada kelompok yang menyerbu dan membubarkan seluruh peserta sambil mengancam dan melakukan pengrusakan.

Refry mengaku belum mengetahui alasan putusnya mereka.

Namun yang jelas peserta debat FTA disebut sebagai pengkhianat dan perusak persatuan.

“Kami tidak tahu kenapa (ada kelompok yang dibubarkan atau dimusnahkan), tapi yang jelas mereka bilang pengkhianat negara.”

Oleh karena itu, kami (peserta debat) dianggap pengkhianat negara, merusak persatuan, jelas LeFlei.

Karena suasana yang tidak bersahabat ini, perdebatan akhirnya dibatalkan.

Pihak hotel juga meminta agar acara tersebut dibatalkan untuk mencegah kejadian yang tidak diinginkan.

“Petugas hotel berkali-kali menyuruh kami untuk tidak melanjutkan acara. Sebelum (berakhir) kami hanya diminta datang antara pukul 12.00 WIB hingga 14.00 WIB. Saya memakannya dan mengambil gambar,” kata Lefry. . Kapolri mengarahkan seluruh personel untuk menindak tegas tindakan tidak sopan dalam konflik diaspora Kemang.

Karo Penmas Divmas Poli Brigjen Pol Tornoyud Wisnu Andiko mengatakan partainya mengecam keras tindakan tidak sopan dalam kegiatan diskusi diaspora yang digelar di Kemang, Jakarta Selatan, Sabtu (28 September 2024).

Dia mengatakan Polri mengambil tindakan komprehensif dan cepat dalam menangkap dan mengidentifikasi para tersangka.​

Kapolri Listyo Sigit Prabowo telah memimpin masa lalu dan masa depan serta telah memimpin seluruh jajaran, kata Tornoyud di Jakarta, Senin (30 September 2024).

Pak Karo Penmas memastikan Polri akan bertindak tegas dan tidak akan memberikan toleransi terhadap tindakan kenakalan atau tindakan anarkis dalam bentuk apapun yang dilakukan oleh kelompok masyarakat manapun dengan alasan apapun.​

Oleh karena itu, Polda Metro Jaya pada Minggu (29 September 2024) mengambil tindakan tegas terhadap pelaku kekerasan dan menetapkan dua tersangka.​

Polri kembali menyerukan kepada seluruh komponen masyarakat untuk bersama-sama menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat dengan mengedepankan sikap saling menghargai dan menghormati perbedaan pendapat.​

Sebab kebebasan berpendapat merupakan hak asasi manusia yang diakui dan dilindungi secara universal oleh berbagai instrumen hukum di Indonesia.​

“Jaminan kebebasan berpendapat tertuang dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dan setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan berpendapat,” kata Tornoyud.

Pada Sabtu (28 September 2024), tepatnya di kawasan Cuman, sejumlah fasilitas operasional mengalami kerusakan dan seorang satpam hotel juga ikut diserang.​

Polda Metro Jaya mengumumkan penangkapan lima pelaku, termasuk FEK dan GW, karena melakukan tindak pidana termasuk vandalisme dan penganiayaan terhadap satpam di sebuah hotel dekat Kemang.​

Diskusi bertema “Tokoh dan Aktivis Nasional Diaspora Nasional” digelar Homeland Forum (FTA) pada Sabtu (28 September 2024) di Hotel Grand Kemang Kemang, Jakarta Selatan.

Beberapa orang diundang sebagai pembicara antara lain Pak Refrai Harun, Pak Syed Dew, Pak Din Shamsuddin, Pak Rizal Fadila, dan pakar konstitusi dari Sonar.

Acara debat pada Sabtu pagi berakhir dengan kekacauan karena beberapa orang merusak panggung, merobek latar belakang dan mengancam peserta, sehingga memaksa mereka untuk bubar.

(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani/Reynas Abdila)(Kompas.com/Abdul Haris Maulana)

Baca berita lain terkait perdebatan massa sedang disintegrasi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *