Otoritas kesehatan Uni Afrika telah mengumumkan darurat kesehatan masyarakat akibat epidemi Mpox atau cacar monyet yang mengancam benua tersebut.
“Dengan berat hati, namun dengan komitmen yang tak tergoyahkan terhadap bangsa kami dan warga Afrika, kami menyatakan Mpox sebagai darurat kesehatan masyarakat yang mengancam keamanan benua ini,” kata Jean Kaseya, direktur Pusat Pengendalian Afrika dan Pencegahan Penyakit. . (CDC), pada Selasa (13 Agustus).
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga akan mengadakan pertemuan darurat untuk membahas wabah ini dan memutuskan pada Rabu (13 Agustus) apakah wabah ini memang telah dinyatakan sebagai darurat kesehatan masyarakat yang memerlukan perhatian internasional. Epidemi Mpox terus berkembang di Afrika
CDC Afrika di Addis Ababa telah melaporkan lebih dari 15.000 kasus Mpox dan 461 kematian tahun ini di 18 negara Afrika.
Di Republik Demokratik Kongo (DRC), wabah ini dimulai dengan penyebaran strain Clade I yang endemik. Varian baru, Clade Ib, tampaknya menyebar lebih mudah melalui kontak dekat yang rutin, terutama di kalangan anak-anak. Sebagian besar kasusnya ringan, namun virus ini juga berpotensi fatal.
Virus Mpox telah menyebar ke beberapa negara Afrika lainnya, termasuk negara tetangga Rwanda, Burundi, dan Republik Afrika Tengah.
“Mpox telah melintasi batas negara, mempengaruhi ribuan orang di seluruh benua, keluarga-keluarga terpecah belah dan rasa sakit serta penderitaan mencapai setiap sudut benua,” kata Kaseya.
Deklarasi tersebut juga merupakan pertama kalinya sejak tahun 2022 badan tersebut menggunakan kekuatan keamanan kontinentalnya. Kami berharap hal ini akan membantu memobilisasi dana dan sumber daya dalam segala upaya menghentikan penyebaran penyakit ini.
“Deklarasi ini bukan sekadar formalitas, melainkan seruan tegas untuk bertindak. Ini merupakan pengakuan bahwa kita tidak bisa lagi bersikap reaktif. Kita harus proaktif dan agresif dalam upaya kita menghadapi dan menghilangkan ancaman ini,” kata Kaseya. AS membantu melacak penyebaran Mpox
Kaseya mengatakan benua Afrika membutuhkan lebih dari 10 juta dosis vaksin. Ia juga menambahkan, saat ini hanya tersedia sekitar 200.000 dosis. Kaseya memutuskan untuk meningkatkan pasokan vaksin secepat mungkin.
Amerika Serikat (AS) terus memantau secara ketat penyebaran virus ini. Wakil Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS Vedant Patel mengatakan AS telah menyediakan lebih dari $17 juta (sekitar rupee 266 miliar) tahun ini untuk mendukung kesiapan Afrika menghadapi wabah virus, selain layanan kesehatan yang dijadwalkan secara rutin.
“Kami telah bekerja sama dengan mitra untuk meningkatkan kapasitas dalam memerangi penyakit menular, termasuk Mpox, serta HIV, tuberkulosis, malaria, dan Ebola,” tambah Patel.
Perusahaan bioteknologi Denmark, Bavarian Nordic, juga berjanji pada Selasa (13 Agustus) untuk menyumbangkan sekitar 40,000 dosis vaksin Mpox ke CDC di Afrika.
Selain itu, Otoritas Kesiapsiagaan dan Respons Darurat Kesehatan Eropa juga akan mengirimkan 175.420 dosis vaksin, kata Bavarian Nordic.
Kp/hp (AFP, Reuters)