Asbes Berbahaya untuk Kesehatan, Ini Fakta Penting yang Diungkap WHO 

Laporan jurnalis Tribunnews.com Aisya Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Asbes merupakan kelompok serat mineral yang banyak digunakan secara komersial, baik sekarang maupun di masa lalu.

Hingga saat ini masih ada masyarakat yang memanfaatkan asbes sebagai bahan bangunan rumah.

Namun, Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO mengatakan bahwa asbes dapat menyebabkan kematian dan masalah kesehatan serius pada pekerja dan orang lain yang terpapar serat tersebut.

Segala bentuk asbes dinilai WHO menyebabkan beberapa jenis kanker, dan asbes juga menyebabkan penyakit pernapasan kronis, kata WHO seperti dikutip dari laman resminya, Kamis (10/04/2024). 

Karena penggunaannya dalam bahan bangunan, siapapun yang terlibat dalam konstruksi, pemeliharaan dan pembongkaran bangunan yang menggunakan asbes berpotensi terkena risiko.

Bahkan bertahun-tahun atau puluhan tahun setelah asbes dipasang.

Penyakit yang berhubungan dengan asbes dapat dicegah.

Cara paling efektif untuk mencegahnya adalah dengan berhenti menggunakan segala bentuk asbes untuk mencegah paparan.

Karena lebih dari 50 negara anggota WHO telah mengambil tindakan hukum dan menggunakan bahan-bahan yang berisiko rendah. 

Mencegah paparan asbes juga berarti melindungi pekerja selama pekerjaan pemeliharaan di area yang sudah terdapat asbes dan selama pembuangan asbes.

  *Mengapa asbes menjadi masalah?*

Ada enam bentuk utama asbes, dengan bentuk utama yang digunakan saat ini adalah chrysotile (asbes putih).

Keenam bentuk utama asbes dinilai oleh WHO sebagai karsinogenik bagi manusia. 

Paparan asbes, termasuk chrysotile, menyebabkan kanker paru-paru, laring, dan ovarium, serta mesothelioma (kanker pada lapisan pleura dan peritoneum). 

Terdapat juga bukti ilmiah yang jelas bahwa asbes menyebabkan penyakit pernapasan kronis seperti asbestosis (fibrosis paru) dan dampak buruk lainnya pada paru-paru.

Karena meluasnya penggunaan asbes dan banyaknya orang yang berpotensi terpapar bahan ini, diperkirakan asbes menyebabkan kematian dan gangguan kesehatan pada banyak orang setiap tahunnya.

  *Memengaruhi*

Menurut WHO dan Organisasi Perburuhan Internasional (perkiraan terbaru gabungan WHO/ILO), paparan asbes di tempat kerja menyebabkan lebih dari 200.000 kematian di seluruh dunia setiap tahunnya (berdasarkan perkiraan tahun 2016). 

Hal ini menyumbang lebih dari 70 persen kematian akibat kanker yang berhubungan dengan pekerjaan. 

Selain perkiraan angka kematian tersebut, paparan asbes juga dinilai sebagai penyebab buruknya kesehatan.

Seperti hilangnya hampir 4 juta tahun hidup yang disesuaikan dengan disabilitas—yang merupakan ukuran standar kesehatan yang buruk.

Tingginya angka kematian dan kesehatan yang buruk juga berhubungan dengan paparan asbes di luar tempat kerja. 

Paparan asap tembakau dan serat asbes juga terbukti secara signifikan meningkatkan risiko kanker paru-paru – dan semakin intens Anda merokok, semakin besar pula risikonya.

Beberapa alternatif dan pengganti penggunaan asbes telah diidentifikasi.

Penilaian kesehatan masyarakat terhadap ibu pengganti juga telah dipublikasikan. 

Banyak pengganti asbes chrysotile yang berserat dinilai oleh WHO memiliki bahaya yang relatif rendah terhadap kesehatan manusia.

Meskipun bahaya karsinogenik dari beberapa pengganti serat terbukti tinggi. 

Namun, ada banyak bahan non-serat dengan bahaya rendah yang dapat menggantikan asbes chrysotile dalam banyak aplikasi, seperti bahan bangunan konvensional.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *