Lansia Israel Serobot Wawancara, tapi Langsung Kena ‘Karma’, Kesal Dengar Teriakan Free Palestine!

TRIBUNNEWS.com – Sebuah video yang menunjukkan pelecehan terhadap seorang lansia Israel menjadi viral di jejaring sosial X (sebelumnya Twitter).

Rupanya, video tersebut diambil usai timnas sepak bola (Timnas) Israel bertanding melawan Mali pada Olimpiade Paris 2024 di Stadion Parc des Princes, Rabu (24/7/2024).

Pertama, seorang pemuda berkemeja kuning mendapat pertanyaan dari wartawan seputar pertandingan Israel kontra Mali.

Namun saat ia menjawab, tiba-tiba seorang lelaki tua berkacamata datang dari belakangnya dan menunjukkan selendang yang merupakan suporter timnas Israel.

Orang tua itu berkata dengan lantang: Ini bukan diskusi politik!

Dia mengulangi kata-kata ini tiga kali sambil mengangkat jari telunjuknya.

Pemuda berbaju kuning itu menjelaskan bahwa yang dia bicarakan hanya tentang sepak bola.

“Tidak, saya hanya berbicara tentang sepak bola. Saya hanya berbicara tentang sepak bola,” ujarnya.

Namun, orang Israel lama itu tidak mendengarkan dan terus berkata, “Ini bukan diskusi politik! Oke?!”

“Bebaskan, bebaskan Palestina! Azad, bebaskan Palestina! (Bebaskan Palestina!”) teriak pemuda berkemeja kuning yang tampak marah itu.

Teriakan pemuda ini membuat kesal orang Israel tua itu.

Bahkan, lelaki tua itu mengutuk pemuda berkemeja kuning itu. Sementara itu, pemuda itu terus berteriak “Bebaskan Palestina!”

Pemuda itu pun tak segan-segan memainkan terompet merah di tangannya.

Seorang wanita yang diduga merupakan wanita lanjut usia Israel juga tampak marah setelah mendengar teriakan “Bebaskan Palestina”.

Bahkan ketika pria kulit hitam itu sudah tenang di belakangnya, orang Israel tua dan wanita yang diyakini sebagai istrinya terus mengumpat hingga pemuda berkemeja kuning itu memutuskan untuk pergi.

Video tersebut viral dan diunggah oleh sejumlah X akun termasuk @ShaykhSulaiman.

Hingga tulisan ini dibuat, video tersebut telah dilihat lebih dari 15,2 juta kali dan di-retweet oleh lebih dari 74.000 X pengguna.

Kelakuan sesepuh Israel dalam video ini memancing kemarahan pemuda berbaju kuning tersebut.

Pasalnya dalam video tersebut, pemuda berkemeja kuning itu terlihat hanya berbicara soal sepak bola, sementara lelaki tua Israel itu maju dan memperlihatkan syal timnas Israel.

Kalau tak mau bahas politik, buat apa memperlihatkan selendang timnas di depan kamera? Tweet @sultanawan143.

@AoefanRifqi berkomentar: “Orang tua itulah yang memulainya.”

@Moohd_Ilham menulis: “Pemuda itu bahkan tidak memiliki ciri-ciri Palestina, mengapa orang tua itu kasar sekali? Bebaskan Palestina.”

@buffermet mentweet: “Dia benar-benar memintanya (untuk berbicara tentang politik). Tim sepak bola nasional Israel diejek secara penuh Para pemain Israel mengambil foto bersama sebelum dimulainya pertandingan sepak bola Grup D putra antara Mali dan Israel selama Olimpiade Paris 2024 di Parc du Prince di Paris pada 24 Juli 2024. (FRANCK FIFE ) / AFP)

Maklum, timnas sepak bola putra Israel dicemooh penonton saat menghadapi Mali pada laga sepak bola pertama Olimpiade Paris 2024, Rabu pekan lalu.

Di stadion yang berkapasitas 48.000 penonton itu, bahkan ada keceriaan yang lucu ketika lagu kebangsaan Israel, Hatikvah, dikumandangkan sesaat sebelum pertandingan.

Ejekan berlanjut saat pemain Israel berhasil menangkap bola.

Menurut Guardian, sempat terjadi protes ketika para pendukung Israel melihat penonton membawa balon semangka yang dianggap sebagai tanda dukungan terhadap Palestina.

Namun, para pejabat mendesak para pendukung Israel untuk tenang.

Tak hanya itu, seruan “Bebaskan Palestina!” Pendukung keuangan juga terdengar.

Menurut Washington Post, bendera Palestina juga terlihat oleh fans Mali selama pertandingan.

Kerumunan di luar stadion Parc des Princes juga terdengar meneriakkan “Bebaskan para sandera”.

Sebagai informasi, pertemuan timnas Israel dan Mali berakhir dengan hasil imbang 1-1.

Sebelumnya, Menteri Dalam Negeri Prancis Gérald Daronin berjanji untuk menciptakan “perbatasan anti-terorisme” saat penampilan pertama tim Israel di Olimpiade Paris 2024, di tengah seruan kuat sanksi terhadap rezim Zionis.

Sekitar 1.000 polisi Prancis dan puluhan tentara dari operasi anti-teroris dengan nama sandi Sentinelle berbaris di jalan sebelum dan sesudah pertandingan antara Israel dan Mali.

Di penghujung pertandingan Israel-Mali, Darwinin mengaku lega karena “kerusuhan yang seharusnya terjadi tidak terjadi.”

Dia berkata: Kami berhutang keamanan ini kepada seluruh dunia.

FYI, Mali termasuk salah satu negara yang “tidak mengakui Israel”.

Mali, negara mayoritas Muslim, memutuskan hubungan dengan Israel pada tahun 1973 setelah Perang Yom Kippur.

(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *