Kasus Remaja Tewas di Bekasi, Jaelani Bilang Keponakannya Sedang Nongkrong Tiba-tiba Ditabrak Polisi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kisah kasus tujuh jenazah remaja yang ditemukan di Kali Bekasi, Jatiasih, Bekasi, terus terungkap.

Baru-baru ini, keluarga almarhum Ridha Darmawan (15), salah satu dari tujuh jenazah remaja yang ditemukan di Sungai Bekasi, melapor.

Menurut paman Ridh, Jaelani, sebelum ditemukan mengambang di Sungai Bekasi, keponakannya sudah terlebih dahulu bersedia berkemah bersama teman-temannya. 

Mereka baru tiba di Jalan Cipendawa, Kecamatan Rawalumbu, Kota Bekasi, tepat di dekat lokasi kejadian perkara, pada Sabtu (21/09/2024) sekitar pukul 02.30 WIB.

Kemudian, lanjut Jaelani, saat Ridho dan kawan-kawan sedang duduk di pinggir jalan kawasan Cipendawa, tiba-tiba mereka dikejutkan oleh Tim Pilot Presisi Polres Metro Bekasi. 

“Setelah dipukul, Ridho dan kawan-kawan lari dan menceburkan diri ke Sungai Bekasi,” kata Jaélani, Jumat (27/9/2024).

Jaelani menjelaskan, ke depannya atas nama keluarga akan menempuh jalur hukum terkait pekerjaan Tim Patroli Presisi Metro Kota Bekasi. 

Sebab mereka menanyakan apakah prosedur operasionalnya sudah sesuai standar atau belum.

Oleh karena itu, kami akan menempuh jalur hukum agar Kapolres dan Kapolres dapat mempertanggungjawabkannya, termasuk Tim Patroli Presisi Polres Metro Bekasi, jelas Jaélani.

Jaélani mengatakan, hingga saat ini polisi kerap menyebut keponakannya sebagai pelaku perkelahian. 

Namun para saksi yang selamat membantah adanya perkelahian sebelum kejadian.

“Kejadian ini akan dilaporkan ke Bidpropam, Kompolnas dan Komisi III DPR RI, agar kejadian ini bisa diusut tuntas. Ini bencana luar biasa yang memakan tujuh korban jiwa,” kata Jaélani.

Lebih lanjut, Jaélani menjelaskan, petugas Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati Jakarta Timur membawa jenazah Ridh ke kediamannya di Kelurahan Gedung Gedé, Kelurahan Setiamekar, Kecamatan Tambun Kidul, Provinsi Bekasi pada Kamis (26/09/2019). 2024).

Suasana haru tampak melingkupi kediaman almarhum.

Kedatangan peti mati Ridh disambut isak tangis keluarga dan orang-orang terdekatnya. 

“Kami mengucapkan terima kasih kepada tim DVI Polsek Kramat Jati yang telah melakukan visum, forensik, dan tes DNA hingga akhirnya mendapatkan jenazah keponakan saya, Ridho Darmawan,” ujarnya.

Jenazah Ridh kemudian dimakamkan di pemakaman umum setempat pada Jumat (27/09/2024).

Sejak saat itu, RS Polri telah menyelesaikan identifikasi lima dari tujuh remaja yang jasadnya ditemukan mengambang di Sungai Bekasi pada Minggu (22/09/2024).

Dua jenazah sebelumnya teridentifikasi, Muhammad Rizky (19) dan Ahmad Davi (16).

Kemudian kelima jenazah tersebut akhirnya teridentifikasi bernama Muhamad Farhan (20), Rizki Ramadhan (15), Ridho Darmawan (15), Rezky Dwi Cahyo (16) dan Vino Satriani (15).

“Jenazah yang ditemukan sudah teridentifikasi seluruhnya,” kata Karo Dokpol Pusdokkes Polri Brigjen Nyoman Eddy Purnama, Kamis (26/09/2024).

Kelima jenazah tersebut diidentifikasi berdasarkan pencocokan data antemortem dan postmortem atau DNA, sidik jari, gigi, ciri-ciri medis, dan aset.

Berasal dari kota bekasi dan wilayah bekasi, jawa barat.

27 orang berhasil dikendalikan

Polda Metro Jaya total telah memeriksa 27 orang terkait penemuan tujuh jenazah di Kali Bekasi, Kota Bekasi, Jawa Barat.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi mengatakan, 17 dari 27 orang yang diperiksa merupakan anggota polisi.

Terdiri dari 10 orang dari Polres Metro Bekasi, tiga orang dari Polsek Jatiasih, dan empat orang dari Polsek Rawa Lumbu, kata Ade Ary, Jumat (27/9/2024), seperti dikutip TribunJakarta.com.

Sedangkan 10 warga sipil lainnya, tujuh di antaranya selamat dalam kejadian tersebut.

Kemudian tiga orang lagi merupakan remaja yang membawa senjata tajam.

“10 orang diperiksa di masyarakat. Tujuh orang selamat dan ditangkap petugas Patroli Presisi Perintis dan tiga orang tersangka membawa pisau salat,” kata Ade Ary. 

Diduga ada senjata 

Penyelidikan dilakukan puluhan polisi karena terlihat ada yang menembakkan senjata sebelum remaja tersebut melarikan diri dan memutuskan menceburkan diri ke sungai.

Kapolres Metro Bekasi Kombes Dani Hamdani mengaku petugas patroli melepaskan tembakan peringatan saat puluhan remaja berkumpul.

Puluhan remaja diduga berkumpul untuk memulai perkelahian sehingga petugas melepaskan tembakan peringatan untuk membubarkan massa.

Terdengar suara tembakan untuk membubarkan massa, kata Dani di lokasi penemuan tujuh jenazah di Kali Bekasi, Selasa (24 September 2024), dikutip Kompas.com.

Tembakan peringatan tersebut diyakini menimbulkan kepanikan di kalangan puluhan remaja.

Beberapa remaja nekat terjun ke Sungai Bekasi.

Akhirnya, tujuh remaja ditemukan tewas mengambang.

Pendapat tersebut dibenarkan Yanti (46), saudara laki-laki Ahamad Dafi (16), yang jasadnya juga ditemukan di Kali Bekasi.

Yanti mendapat cerita dari kakaknya Dafi, R (16), sempat terjadi perkelahian sebelum akhirnya kakaknya terjun ke Sungai Bekasi.

Saat itu, R berkencan dengan Dafi pada Jumat (20/9/2024) sekitar pukul 21.00 WIB. 

“Cerita Sunda bilang ada polisi dan ada penembak, itu saja.”

“Mungkin dia takut dan terjun ke air sungai,” kata Yanti saat ditemui di RS Polri Kramat Jati, Senin (23/9/2024).

Sunda berhasil selamat saat terjun ke sungai, sedangkan Dafi tidak mampu menyelamatkan diri.

Menurut penjelasan orang Sunda, ia memandang Dafi sebagai orang “gelap” yang tidak bisa berenang.

“Karena jauh, mau bagaimana lagi, wastafelnya tidak terlihat karena pendek,” tambah Yanti.

Kapolsek Rawalumbu Kompol Sukadi mengatakan, memang terdengar suara seperti ledakan saat Tim Patroli Presisi Polres Metro Bekasi membubarkan massa.

Namun, dia belum bisa memastikan dari mana asal suara ledakan.

Saya belum tahu, hanya ledakan yang dilaporkan oleh seorang saksi yang ditangkap kemarin, kata Sukadi di tempat kejadian perkara (TKP) di sebuah gubuk tempat berkumpulnya puluhan remaja, Selasa.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *