Iran Nilai Israel Kehilangan Daya Tangkal Hadapi Serangan Hizbullah, Kewalahan Cegah Ratusan Roket

TRIBUNNEWS.COM – Iran mengatakan Israel telah kehilangan kemampuannya untuk mencegah serangan Hizbullah.

Menurut Iran, keseimbangan strategis di kawasan telah bergeser terhadap Israel.

Pernyataan Iran itu muncul setelah kelompok bersenjata Hizbullah Lebanon menyerang Israel pada Minggu (25 Agustus 2024).

Hizbullah menembakkan ratusan roket dan drone ke Israel.

Sementara itu, tentara Israel menyatakan menyerang Lebanon dengan sekitar 100 pesawat untuk mencegah serangan yang lebih besar.

Insiden tersebut merupakan salah satu bentrokan terbesar dalam perang perbatasan yang telah berlangsung selama lebih dari 10 bulan.

“Meskipun mendapat dukungan komprehensif dari negara-negara seperti Amerika Serikat, Israel gagal memprediksi waktu dan tempat respons yang terbatas dan didorong oleh perlawanan,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kanaani, Senin (26/08/2024). ArabNews melaporkan hal ini.

“Israel telah kehilangan kekuatan pencegahannya,” lanjut Kanaani.

Kanaani menambahkan, Israel kini harus mempertahankan diri di wilayah yang didudukinya.

“Keseimbangan strategis secara mendasar telah bergeser dan merugikan Israel,” tambahnya. Perang antara Israel dan Hizbullah

Israel dan Hizbullah menemui jalan buntu dalam perang selama sebulan pada tahun 2006, menurut AP News.

Perang tersebut telah menghancurkan sebagian besar wilayah Beirut selatan dan Lebanon selatan serta membuat ratusan ribu orang dari kedua belah pihak mengungsi.

Hizbullah diperkirakan memiliki 150.000 roket yang mampu menghantam seluruh Israel.

Hizbullah juga telah mengembangkan armada drone yang semakin canggih dan menguji rudal berpemandu presisi.

Perang skala penuh dapat memaksa ratusan ribu warga Israel mengungsi, menghancurkan perekonomian Israel dan memaksa tentara yang masih berada di Gaza untuk berperang di dua front.

Israel telah menjanjikan tanggapan yang menghancurkan terhadap setiap serangan besar Hizbullah yang akan menghancurkan infrastruktur sipil Lebanon, yang telah berada dalam krisis selama bertahun-tahun.

Pinggiran selatan Beirut dan kota-kota serta desa-desa di Lebanon selatan, benteng utama Hizbullah, kemungkinan besar akan hancur.

Invasi darat Israel untuk membasmi Hizbullah bisa memakan waktu bertahun-tahun.

Kelompok militan ini lebih maju dan memiliki persenjataan yang lebih baik dibandingkan Hamas di Gaza, yang masih diserang setelah 10 bulan pemboman intensif dan manuver darat Israel.

Baru-baru ini, Hizbullah menyatakan akan menghentikan serangannya di sepanjang perbatasan jika ada gencatan senjata di Gaza.

Meskipun ada diplomasi yang kuat, kesenjangan besar masih ada, termasuk tuntutan untuk melanjutkan kehadiran Israel di Gaza di sepanjang dua koridor strategis, tuntutan yang ditolak oleh Hamas dan Mesir. Asap mengepul dari lokasi serangan udara Israel saat pertempuran berlanjut antara Israel dan militan Hamas di Jalur Gaza di wilayah Zibqin, Lebanon selatan pada 25 Agustus 2024 di tengah berlanjutnya ketegangan lintas batas. (Kawnat HAJU / AFP) Update perang antara Israel dan Hamas

Para pasien dan pengungsi Palestina telah meninggalkan Rumah Sakit Martir Al-Aqsa, fasilitas medis terakhir di Gaza tengah, setelah Israel memerintahkan evakuasi tambahan ke kota Deir al-Balah, Al Jazeera melaporkan.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyerukan “deeskalasi segera” setelah Israel dan Hizbullah bentrok di perbatasan selatan Lebanon.

Hamas menolak persyaratan baru Israel dalam perundingan gencatan senjata di Mesir dan bersikeras bahwa Israel harus mengikuti ketentuan proposal yang diajukan oleh Presiden AS Joe Biden dan Dewan Keamanan PBB.

Menurut kantor berita Wafa, pasukan Israel mengebom sebuah rumah di utara Gaza, menewaskan sedikitnya 5 warga Palestina.

Serangan mematikan Israel juga dilaporkan terjadi di wilayah lain di Kota Gaza dan di bagian selatan Khan Yunis.

Doctors Without Borders mengatakan ledakan itu terjadi di dekat Rumah Sakit Martir Al-Aqsa tak lama setelah pasukan Israel memerintahkan evakuasi massal di daerah dekat fasilitas tersebut. “Situasinya tidak bisa diterima.

Tentara Israel menangkap dua pria dan seorang wanita dalam serangan terhadap pemukiman Galkilya di Tepi Barat yang diduduki.

Sumber keamanan Mesir mengatakan kepada Reuters bahwa Hamas dan Israel menolak proposal kompromi yang diajukan oleh mediator, termasuk partisipasi Israel di koridor Philadelphia dan Netzarim.

Sebuah roket yang ditembakkan Hamas dari Gaza mendarat di area terbuka di selatan Tel Aviv dan meledakkan sebuah bus sipil di Tepi Barat yang diduduki, kata militer Israel.

Menurut dia, tidak ada korban jiwa akibat ledakan tersebut.

Sedikitnya 40.334 orang tewas dan 93.356 orang luka-luka dalam perang yang dilancarkan Israel di Gaza.

Sekitar 1.139 orang tewas di Israel dalam serangan yang dipimpin Hamas pada 7 Oktober.

(Tribunnews.com/Nuryanti)

Lebih banyak berita tentang konflik Palestina-Israel

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *