Kementan Klaim Produksi Cabai Melimpah Tapi Harganya Naik Turun, Ini Biang Keroknya

Laporan reporter Tribunnews.com, Ismoyo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kementerian Pertanian (Kementan) mengungkapkan cabai diproduksi melimpah di Indonesia. Selain itu, pada tahun 2023, Kementerian Pertanian menyebutkan Indonesia mengalami surplus produksi hingga 500 ribu ton.

Hal itu diungkapkan Plt Direktur Jenderal Kementerian Pertanian Muhammad Tawfiq Ratule saat mengikuti Forum Nasional Chile 2024 yang digelar di Jakarta, Selasa (3/9/2024).

“Angkanya tahun 2023, kita surplus baik cabai merah besar maupun cabai merah, kita surplus sekitar 500 ribu ton,” kata Tawfiq.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi cabai merah nasional pada tahun 2023 sebesar 1,55 juta ton, sedangkan cabai merah sebesar 1,50 juta ton.

Namun, lanjut Tawfik, meski produksi cabai di Indonesia berlimpah, harga pangan tersebut justru sering berfluktuasi.

Menurut dia, rantai pasok terhambat akibat mahalnya harga cabai di beberapa daerah di Indonesia.

Sebab, proses distribusi dari sentra produksi ke daerah lain disebut kurang optimal.

Tawfiq menjelaskan: “Satu-satunya masalah di sini adalah keamanannya di tingkat nasional, tetapi tidak cukup di semua bidang. Ada banyak daerah yang mengalami defisit.”

“Jadi seharusnya logistik cabai dimobilisasi di daerah-daerah mubazir. Tapi secara keseluruhan sudah cukup,” lanjutnya.

Kementerian Pertanian juga mengungkapkan bahwa cabai merupakan salah satu komoditas di antara produk hortikultura yang selalu masuk dalam daftar penyumbang inflasi di banyak daerah di Indonesia.

Menurut Tawfiq, cabai akan kembali menyumbang inflasi setiap tahunnya pada Agustus 2024. Baik cabai merah besar maupun cabai rawit.

Sedangkan inflasi sebesar 2,12 persen pada Agustus 2024.

Atas fenomena tersebut, Kementerian Pertanian khususnya Direktorat Jenderal Hortikultura bersama sejumlah pemangku kepentingan akan memberikan perhatian khusus terhadap komoditas cabai.

“Bukan produk hortikultura yang memberikan kontribusi paling besar, yang paling besar adalah beras, emas, disusul cabai, dan komoditas dangkal,” kata Tawfiq.

“Tetapi dalam beberapa bulan terakhir, mungkin 3 bulan, bawang merah mengalami deflasi -0,08 persen. Jadi cabai, komoditas hortikultura yang masih menyumbang inflasi berkelanjutan berada di angka 0,12 persen,” tutupnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *