Israel Mau Perang Besar, Lebanon Bersiap Keadaan Darurat: Ratusan Rumah Sakit Siaga Tinggi

Israel menginginkan perang besar, Lebanon bersiap mengumumkan keadaan darurat: ratusan rumah sakit dalam keadaan siaga

TRIBUNNEWS.COM – Menteri Kesehatan Lebanon, Firas Al-Abiad mengumumkan negaranya telah menyiagakan 150 rumah sakit.

Hal ini sebagai persiapan pemberlakuan keadaan darurat akibat kemungkinan serangan besar-besaran Israel, menurut Anadolu Agency yang dikutip Jumat (13/9/2024).

Persiapan ini menyusul serangan Israel yang terus menerus sejak 8 Oktober 2023 yang berdampak pada sektor kesehatan di Lebanon.

Dalam wawancara dengan Anadolu, Al-Abiad membahas dampak serangan Israel yang sedang berlangsung terhadap sistem kesehatan negara tersebut dan menjelaskan upaya kementerian untuk menangani kemungkinan konflik yang lebih luas. Israel menggunakan senjata fosfor putih untuk mengebom Lebanon selatan, seperti yang terlihat pada 4 Maret 2024. Asap mengepul di kota Markaba, Lebanon, setelah serangan udara Israel. AFP/Jalaa Marey (AFP/Jalaa Marey) Israel menggunakan bom fosfor di bawah pengaruh posisi Hizbullah.

Al-Abiad menegaskan, sejak hari pertama penyerangan, pemerintah Lebanon berprinsip tidak menginginkan perang.

Gagasan gerakan Hizbullah yang bertekad untuk terus melancarkan serangan terhadap Israel – sebagai respon dan dukungan terhadap perjuangan rakyat Palestina dan milisi serta sebagai respon atas serangan Israel terhadap kota-kota perbatasan, memang semakin memperparah konflik yang sedang berlangsung. berada di ambang perang besar antara kedua negara. 

“Rakyat Lebanon, sejak hari pertama serangan Israel, menyatakan keinginan mereka untuk perdamaian dan menuntut gencatan senjata segera dari Gaza hingga Lebanon,” katanya, menyesalkan terus meluasnya serangan Israel ke tanah Lebanon.

Kementerian Kesehatan Lebanon, menurut Al-Abiad, segera mengaktifkan pusat kesehatan daruratnya.

“Kami memastikan rumah sakit siap menghadapi tingginya jumlah korban jiwa, termasuk dukungan terorganisir dan pelatihan tenaga kesehatan,” jelasnya.

Menteri mencatat bahwa pelatihan tersebut juga mencakup cara merawat pasien yang terluka oleh senjata tertentu, seperti fosfor putih, yang dianggap ilegal menurut hukum internasional.

Al-Abiad juga mengatakan lebih dari 100.000 warga Lebanon telah dipindahkan dari daerah perbatasan ke wilayah lain di negara itu.

Sebuah tempat penampungan telah didirikan untuk menampung mereka dan sebagian besar persiapannya dibiayai oleh pemerintah Lebanon; namun, mitra internasional seperti Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan UNICEF juga berkontribusi. Penembakan di perbatasan Suriah-Lebanon membunuh anggota Hizbullah Faris Qasim (The Jerusalem Post) 150 rumah sakit disiapkan untuk keadaan darurat

Menjelang kemungkinan serangan besar Israel, Al-Abiad mengatakan rencana kementerian tersebut termasuk mengaktifkan kembali beberapa fasilitas kesehatan yang tidak aktif sejak “Perang Juli” antara Israel dan Hizbullah pada tahun 2006, termasuk sebuah rumah sakit Turki, yang disumbangkan oleh Turkiye.

“Menanggapi ancaman dari Israel, kami telah menyiapkan 150 rumah sakit untuk keadaan darurat, dengan fokus terutama pada mereka yang berada di daerah yang paling rentan.” Setelah melihat kejadian di Gaza, kami bertekad untuk memastikan bahwa semua rumah sakit terlatih di Israel musuh yang tidak dapat ditembus dan kita harus siap menghadapi serangan di wilayah mana pun,” kata Al-Abiad.

Berbicara tentang dampak konflik bersenjata selama hampir setahun antara Israel dan Hizbullah terhadap sistem kesehatan Lebanon, Al-Abiad mengungkapkan angka-angka yang mengkhawatirkan.

“Israel telah mengebom lebih dari 15 pusat kesehatan di Lebanon selatan. Empat dari pusat-pusat tersebut hancur total. Selain itu, lebih dari 30 ambulans dan pemadam kebakaran rusak. Dalam serangan ini, 27 pekerja medis tewas dan 94 luka-luka.” Israel menyerang Lebanon dengan bom fosfor putih (foto X) Menggunakan bom fosfor putih: 250 warga Lebanon terluka

Al-Abiad menuduh Israel menggunakan bom fosfor putih yang melanggar hukum internasional sehingga menyebabkan cedera serius.

“Sekitar 250 warga Lebanon terluka akibat bom fosfor putih yang digunakan dalam serangan Israel,” ujarnya.

Menteri mengatakan bahwa pusat khusus telah didirikan di rumah sakit di Beirut, Sidon, dan khususnya di Rumah Sakit Negeri Nabatieh di Lebanon Selatan untuk mengobati luka bakar fosfor.

Ia juga mencatat bahwa petugas kesehatan telah mendapatkan pelatihan khusus untuk menangani luka akibat fosfor putih secara efektif.

Dalam laporan yang diterbitkan pada 22 Agustus, Kementerian Kesehatan Lebanon menyebutkan serangan Israel sejak 8 Oktober telah mengakibatkan kematian 564 orang, termasuk 436 anggota Hizbullah, dan melukai 1.848 orang.

Selain itu, lebih dari 110.000 orang terpaksa kehilangan pekerjaan akibat konflik tersebut.

 

(oln/anadolu/Memo/*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *