Menkominfo Budi Arie Tolak Aplikasi E-Commerce Temu: Hancur UMKM Kalau Dibiarkan

Laporan dari Tribunnews.com, Ismoyo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menolak aplikasi e-commerce asal China, Temu, untuk beroperasi di Indonesia.

Diketahui, Temu telah melakukan berbagai upaya, yakni melalui pemilu, agar Indonesia diakui sebagai Kementerian Ketenagalistrikan (ESO) yang sah di Tanah Air.

Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi menegaskan pihaknya tidak akan mengizinkan Temu menjalankan tugasnya di Indonesia.

Tentu saja penerapan ini berpotensi merugikan ekosistem usaha kecil, kecil, dan menengah (UMKM).

Pertemuan tersebut tidak bisa, akan merugikan lingkungan UMKM Indonesia. Kami tidak akan memberi Anda kesempatan. Masyarakat telah kehilangan. “Kami ingin menjadikan ruang digital masyarakat bermanfaat dan menguntungkan,” kata Budi Arie di Dinas Komunikasi dan Informatika Jakarta, Selasa (10/1/2024).

“Jika itu membuat perusahaan merugi, apa gunanya?” Dia melanjutkan.

Budi menegaskan, meski Temu berulang kali berupaya menekan pemerintah, namun pihaknya tidak akan pernah memberikan izin.

“Tidak masalah. Kita tetap cegah (walaupun kita lobi). UMKM akan hancur kalau dibiarkan,” ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, software e-commerce asal China yang diduga mengancam eksistensi UMKM Indonesia sudah tiga kali mencoba masuk ke Indonesia.

Staf Khusus Menteri Perekonomian KemenKopUKM Fiki Satari mengatakan, sejak September 2022, Temu sudah melakukan tiga kali upaya pendaftaran merek di Indonesia.

Saat ini Temu bisa mematikan UMKM karena pabrikan China bisa berhadapan langsung dengan konsumen.

Fiki mengatakan, per 22 Juli 2024, permohonan Temu sedang dalam tahap diajukan kembali ke Direktur Jenderal Perlindungan Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.

Acara tersebut direkam secara langsung oleh kedua pihak secara terpisah. Ada yang dibuat oleh pihak asing berdasarkan merek yang dibuat langsung oleh warga negara Tiongkok dan kedua warga negara Indonesia yang berdomisili di Jakarta.

“Ke depan, kami berharap ada badan khusus yang bisa melaporkan masyarakat. Jika ada dokumen yang tidak sesuai dan ada pelanggaran, sanksi bisa segera diberikan,” ujarnya mendengar Fiki dalam pengumumannya. , Rabu (7/8/2024).

Presiden Smesco Indonesia Wientor Rah Mada menambahkan penerapan Temu sudah mulai merambah kawasan Asia Tenggara, khususnya negara tetangga seperti Thailand dan Malaysia.

Menurut Wientor, dalam dua bulan terakhir pihaknya menemukan cara mengedarkan dan mengajar di aplikasi Temu.

Pengusaha China yang sudah memiliki gudang di Indonesia dikabarkan telah memberikan instruksi rinci kepada rekan-rekan China mereka tentang cara masuk ke Indonesia melalui berbagai jalur di Indonesia.

Karena jumlahnya yang banyak, maka perlu adanya kerja sama untuk mencegah barang ilegal asal China masuk ke Indonesia, kata Wientor.

“Kalau ini (barang impor ilegal) masuk dalam jumlah banyak, maka sangat berbahaya bagi UMKM di Indonesia, terutama pada beberapa jenis produk,” ujarnya.

Dijelaskannya pula, Temu menjual produk langsung dari produsen ke konsumennya, tanpa ada penjual, pemasok, pengangkut, atau afiliasi lain.

Oleh karena itu, tidak ada komisi tetap, dan ada juga dukungan yang diberikan oleh platform, yang membuat produk aplikasi ini murah.

“Mereka masuk ke Amerika dan Eropa, tidak mungkin mereka juga masuk ke Indonesia,” kata Wientor.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *