Israel Keluhkan Kekecewa ke Inggris, Sebut London Biang Masalah karena Tangguhkan Ekspor Senjata

TRIBUNNEWS.COM – Para pejabat Israel dengan suara bulat menyatakan kekecewaan mereka atas keputusan pemerintah Inggris baru-baru ini yang memulai kebijakan untuk menghentikan penjualan beberapa senjata ke Israel.

Tak hanya pejabat tinggi Israel, Menteri Katz juga mengungkapkan kekecewaannya terhadap sikap pemerintah Inggris.

Dalam keterangan resminya, Katz menyebut Tel Aviv kecewa dengan serangkaian keputusan Inggris, termasuk keputusan melarang puluhan penjualan senjata ke Israel.

Katz menyebut Inggris sebagai negara bermasalah karena keputusannya membekukan senjata dapat melemahkan kemampuan militer Israel.

Dengan ini, Hamas dan sekutunya dikhawatirkan akan semakin gegabah dalam melakukan serangan di kawasan Tel Aviv.

“Kami kecewa dengan serangkaian keputusan Inggris, keputusan ini mengirimkan pesan yang sangat problematis,” jelas Katz, dikutip Anadolu. Inggris melarang penjualan senjata ke Israel

Awal pekan lalu, Inggris mengumumkan rencana untuk menangguhkan beberapa izin penjualan senjata ke Israel.

Penangguhan tersebut berlaku untuk 30 dari 350 izin kepemilikan senjata api yang ada.

Ini mencakup komponen pesawat militer, helikopter, kendaraan udara tak berawak, dan perangkat penargetan berbasis darat.

Menteri Luar Negeri Inggris, David Lammy, dalam pidatonya di parlemen mengatakan, keputusan itu diambil setelah meninjau izin penjualan senjata Inggris.

Hasil tinjauan tersebut menunjukkan bahwa terdapat risiko yang jelas bahwa senjata tersebut akan digunakan dengan cara yang dapat melanggar hukum internasional.

Sebelum kebijakan tersebut diambil, pejabat Kementerian Luar Negeri Inggris dilaporkan mengundurkan diri dari jabatannya.

Hal itu dilakukan sebagai bentuk protes setelah negaranya mendukung aksi genosida Israel dengan terus mengirimkan senjata kepada tentara Benyamin Netanyahu.

Menteri Luar Negeri Inggris menolak berkomentar mengenai masalah ini, namun menurut laporan, surat pengunduran diri yang mengkritik penjualan senjata pemerintah ke Israel ditujukan kepada Mark Smith, seorang diplomat yang bekerja di Kementerian Luar Negeri.

Hal ini juga diperkuat dengan konfirmasi dari BBC International yang menyebutkan bahwa Smith yang bekerja di bidang kontraterorisme mengundurkan diri sebagai bentuk protes atas penjualan senjata ke Israel. Pasokan senjata Inggris ke Israel berjumlah Rp 8 triliun

Berbeda dengan AS, Inggris memberikan senjata kepada Israel secara tidak langsung, dengan memberi izin kepada perusahaan-perusahaan Inggris untuk menjual senjata.

Namun bantuan yang diberikan Inggris tidaklah gratis, menurut Campaign Against Arms Trafficking (CAAT), Inggris disebut mempunyai rencana bagus untuk menyuplai Angkatan Udara Israel sebesar 400 atau sekitar RP 8 triliun melalui penjualan militer senjata ke Israel, termasuk pesawat tempur siluman F-35 ke BAE Systems.

(Tribunnews.com/ Namira Yunia)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *