TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), emiten milik orang terkaya Indonesia, Prazogo Pangastu, menambah kapasitas produksi energi ramah lingkungan.
Penambahan kapasitas yang dilakukan anak usaha BREN, Star Energy Geothermal, ditargetkan sebesar 102,6 MW.
Presiden Direktur BREN, Hendra Tan mengatakan dengan melakukan retrofit dan memperluas kapasitas pembangkitan yang ada, perusahaan memastikan masa depan energi bersih yang berkelanjutan dan efisien di negara ini.
“Kemitraan ini tidak hanya meningkatkan kapasitas tetapi juga mendorong kemajuan teknologi di bidang panas bumi,” kata Hendra, Kamis (19/9/2024).
Untuk meningkatkan kapasitas terpasang Star Energy Geothermal menjadi 102,6 MW, nilai investasi diperkirakan mencapai US$346 juta.
Inisiatif strategis peningkatan kapasitas terpasang adalah penambahan (ekspansi) pembangkit baru yaitu perluasan Salk Unit 7 (penambahan 40 MW) dengan mitra JO PT Timas Suplindo dan PT Reykayasa Udyog.
Proyek ini akan menambah 40 MW pada ladang panas bumi Salk menggunakan Program Penataan Kembali Injeksi Salk.
Berikutnya perluasan Wayang Windu Unit 3 (penambahan 30 MW) dengan partner PT Inti Karya Persada Technik.
Perluasan ini akan menambah 30 MW pada ladang panas bumi Wayang Windu, mengoptimalkan fasilitas permukaan yang ada untuk meningkatkan kapasitas secara keseluruhan.
Inisiatif besar lainnya adalah peningkatan kapasitas pada unit yang sudah ada, yaitu retrofit Wayang Windu Unit 1 dan 2 (peningkatan 18,4 MW) dengan mitra konsorsium Fuji Electric Co. Ltd. (lead firm) dan PT Vasa Mitra Engineering. Tujuan dari retrofit ini adalah untuk meningkatkan teknologi dan efisiensi Wayang Windu Unit 1 dan 2 dengan peningkatan total kapasitas pembangkitan sebesar 18,4 MW.
Langkah ini meningkatkan kapasitas per unit menjadi 124,45 MW dan menjamin keandalan pembangkit listrik dalam jangka panjang.
Berikutnya, retrofit Salk Unit 4, 5 dan 6 (peningkatan 7,2 MW) dengan mitra PT Fuji Electric Indonesia. Proyek retrofit Salk akan menggantikan rotor turbin dan diafragma dengan desain baru, meningkatkan efisiensi dan meningkatkan kapasitas gabungan unit 4, 5 dan 6 sebesar 7,2 MW.
Berikutnya, retrofit pemeringkatan Unit 3 (peningkatan 7 MW) dengan mitra PT Mitsubishi Power Indonesia. Melalui perbaikan teknis, retrofit Daraj Unit 3 akan meningkatkan efisiensi energi dan meningkatkan kapasitas sebesar 7 MW serta meningkatkan total kapasitas dari 122 MW menjadi 129 MW.
Inisiatif besar ketiga adalah kolaborasi dengan PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO), mitra layanan laboratorium. Kemitraan ini akan fokus pada pengambilan sampel dan analisis cairan panas bumi untuk lebih meningkatkan efisiensi operasional dan mematuhi prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik (GCG).
Pembangunan proyek tersebut akan meningkatkan kapasitas Wayang Vindu dari 230,5 MW menjadi 278,9 MW, Salak dari 381 MW menjadi 428,2 MW, dan Darajat dari 274,5 MW menjadi 281,5 MW.
Pengembangan beberapa proyek tersebut berdasarkan syarat dan ketentuan Kontrak Operasi Bersama (KOB) yang memungkinkan Star Energy Geothermal meningkatkan kapasitas menjadi 400 MW di Wayang Windu, 495 MW di Salak, dan 330 MW di Darajat.