TRIBUNNEWS.COM – Timnas Malaysia baru-baru ini mendapat kabar gembira di tengah persaingan yang semakin ketat di Asia Tenggara.
Pemerintah Malaysia memutuskan untuk meningkatkan pendanaan untuk pengembangan tim sepak bola nasionalnya.
Pemerintah memberikan bantuan sebesar 15 juta ringgit Malaysia kepada timnas Malaysia dan FAM sebagai komitmen untuk memajukan olahraga populer tersebut.
Di atas kertas, kucuran dana ini bisa memperkuat Malaysia di masa depan.
Mereka tidak perlu repot mencari uang ketika ingin melakukan aktivitas yang membutuhkan banyak uang.
Program seperti pemusatan latihan dan pertandingan uji coba dapat difasilitasi dengan dana yang cukup.
Hal ini seolah melengkapi teka-teki yang coba dipecahkan oleh tim Harimau Malaya.
Mereka awalnya memulai perjalanannya dengan program rekrutmen pemain diaspora.
Setelah itu, mereka mulai fokus pada penunjukan pelatih. Timnas Malaysia menghampiri suporter usai laga Grup D kualifikasi Piala Dunia 2026 di Stadion Bukit Jalil, Selasa (11/6/2024). (FAM Malaysia)
Dengan arah yang jelas, Malaysia kini mulai menyatukan semuanya dengan dukungan finansial.
Namun di saat yang sama, uang besar yang diberikan kepada FAM dan timnas Malaysia juga bisa menjadi kartu kematian mereka sendiri.
Seiring semakin besarnya fokus pemerintah terhadap dunia sepak bola, tentu saja timnas Malaysia semakin mendapat perhatian.
Oleh karena itu, ekspektasi yang diberikan kepada pemain dan pelatih biasanya meningkat.
Hasil kecil tidak akan mudah diterima di laga internasional berikutnya.
Konsekuensi lainnya adalah penilaian berdasarkan hasil akhir.
Untuk itu, salah satu pengamat sepak bola di Malaysia menekankan agar para pemain, pelatih, dan pengurus FAM perlu waspada dan waspada.
Mereka harus bisa mempertanggungjawabkan hasil yang diraih timnas Malaysia dengan tambahan dana.
“Uang yang diterima sangat besar dan kami khawatir tidak akan sejalan dengan prestasi Malaysia ke depan,” kata pengamat sepak bola Malaysia Datuk Pekan Ramli seperti dikutip Harian Metro.
Kami juga menyadari bahwa sepak bola membutuhkan banyak uang dalam proses ini.
“Namun hal ini juga berkaitan dengan masalah integritas dan akuntabilitas dalam proses pendanaan.”
“Pengawasan yang kuat juga perlu dilakukan,” tutupnya.
(Tribunnews.com/Guruh)