Menperin Agus Gumiwang Resmikan Fasilitas Pemanfaatan Limbah Tandan Kosong Kelapa Sawit

Dilansir penulis Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menteri Perindustrian (Manfrin) Agus Gumiwang Kartasmita meresmikan Pabrik Percontohan Pemisahan Batch Kelapa Sawit (TKKS) di Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Pertanian (BBSPJI), Bogor.

Pilot distribution plant merupakan fasilitas untuk mengubah limbah TKKS menjadi produk bernilai tinggi.

Pilot plant split TKKS ini dibuat oleh konsorsium pemerintah, akademisi, dan dunia usaha dalam hal ini BBSPJI Kementerian Perindustrian Agro, Institut Teknologi Bandung, dan PT Rekayasa Industri (Rekind).

Agus mengatakan, pilot plant ini memiliki kapasitas mengolah TKKS menjadi banyak produk yaitu glukosa, xilosa, dan lignin (GXL).

Pada tahap awal, Rekind dan ITB berhasil mematenkan teknologi pengolahan TKKS menjadi glukosa dalam skala laboratorium skala bench (Technology Readiness Level 5).

Glukosa merupakan prekursor produksi bioetanol, yaitu minyak nabati yang dicampur dengan bensin.

Selain itu, ITB juga telah melakukan penelitian skala laboratorium (Technology Readiness Level 4) untuk mengolah TKKS menjadi xilosa dan lignin.

Xylose dan lignin merupakan prekursor untuk produksi BioFine Chemicals (bahan kimia berdasarkan sumber terbarukan).

Untuk meningkatkan monetisasi TKKS, aliansi ini mengembangkan teknologi pemurnian terintegrasi yang mengolah TKS menjadi produk curah, yaitu GXL.

“Konsep teknologi penyulingan minyak bumi terpadu telah terbukti di tingkat laboratorium dan dibangunlah pusat percobaan pendistribusian suku cadang TKKS seperti yang ada di hadapan kita saat ini,” kata Agus di lokasi peluncuran, Kamis (8/8). 2024).

Pilot plant multiguna TKKS merupakan pionir di Indonesia.

Fasilitas ini mempunyai kemampuan memproduksi GXL sekaligus dengan kesiapan teknologi level 8.

Artinya siap digunakan untuk pengembangan industri dalam skala komersial, kata Agus.

Oleh karena itu, pilot plant ini disebut memiliki nilai teknologi yang strategis bagi pengembangan industri berbasis sumber daya terbarukan di masa depan.

Agos memperkirakan industri kimia biofine berbasis lignoselulosa secara bertahap akan menggantikan industri sejenis berbasis petrokimia tak terbarukan.

“Angka impor produk petrokimia yang berasal dari GXL juga semakin meningkat sehingga perlu diharapkan adanya strategi pengganti yang berbasis energi terbarukan,” kata Agus.

Ia meyakini inovasi teknologi yang awalnya mengarah pada hilirisasi sawit, akan menjadi perluasan pada pengolahan daun sawit.

“Pengolahan pelepah sawit yang selama ini terbengkalai dapat menyelesaikan permasalahan pengelolaan limbah atau hasil perkebunan sawit lainnya serta meningkatkan nilai ekonomi tanaman sawit secara besar, terpadu dan berkelanjutan,” tutup Agus.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *