Laporan jurnalis Tribunnews.com Endrapta Pramoudiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthy mengungkapkan penyerapan beras lokal pada Agustus-September akan sulit.
Hal ini terjadi setelah pihaknya menemukan situasi yang disebut unik, dimana harga gandum berada pada posisi tinggi, namun pasar beras relatif lesu.
Berdasarkan data panel harga Badan Pangan Nasional, harga gabah kering panen di tingkat petani (GKP) diperkirakan Rp 6.050 per kilogram (kg).
Setelah itu, harga GKP giling diperkirakan Rp 6.520 per kg dan gabah kering giling (GKG) dibanderol Rp 7.040 per kg.
“Kami akan coba lakukan akuisisi pada Agustus September, tapi ternyata tidak mudah, meski semua alternatif sudah kami buka baik PSO maupun komersial, karena harga sudah mulai naik,” kata Bayu di Jakarta, dikutip dari Antara. Sabtu (31.08.2024).
“Ini situasi unik yang khas, artinya harga gandum mulai naik, tapi harga beras lambat atau pasar beras relatif lambat,” lanjutnya.
Badan Pangan Nasional juga mencatat rata-rata harga beras premium nasional saat ini adalah Rp15.880 per kg, sedangkan harga rata-rata beras adalah Rp13.780 per kg.
Berdasarkan perkiraan Badan Pusat Statistik (BPS), produksi padi pada Agustus mencapai 2,84 juta ton dan September mencapai 2,87 juta ton.
Sedangkan pada Oktober, BPS memperkirakan produksi beras mencapai 2,59 juta ton.