TRIBUNNEWS.COM – Reserse Kriminal Polres Metro Kota Bekasi Kompol Odi Joyce Ora mengumumkan hasil rekonstruksi kasus sebelum tujuh jenazah remaja ditemukan di Kali Bekasi.
Audi pertama kali dikoreksi dan diterima oleh polisi.
Seperti dilansir Tribun Jakarta, Sabtu (28/9/2024), Odi mengatakan, “Penyelidikan awal untuk mengetahui di mana jenazah ditemukan, di mana terjatuh atau melompat.”
Akibatnya, tempat korban melompat berada di pertemuan dua sungai besar, yakni Sungai Slingsey dan Sungai Sykes.
Alhasil, tempat korban terjun memiliki sungai yang dalam sehingga membahayakan siapa pun yang terjun ke dalamnya.
“Jadi tempat sungai itu bergabung dengan dua sungai besar, Sungai Slingsey dan Sungai Sykes.”
“Saya belum bisa memastikan kedalamannya, tapi data yang kami dapatkan sangat dalam. Kami belum mengukur kedalamannya,” jelas Oddy.
Oddy menambahkan, ada penurunan di area lompat.
“Di dasar sungai ada semacam lekukan yang dalam, seperti penahan perosotan,” tambah Oddy.
Sebelumnya, pada Minggu (22/9/2024), tujuh jenazah remaja ditemukan.
Di antara para korban adalah Vinoo Saturidi (15), Mohammad Rizki (19) dan Ahmed Devi (16). Muhammad Farhan (20), Rizki Ramzan (15), Rudo Dharmawan (15) dan Rizki Doi Kahio (16) mencetak angka lari. Seluruh jenazah telah diserahkan kepada keluarga masing-masing.
Kasus ditemukannya tujuh jenazah tersebut diduga terkait dengan kaburnya sekelompok pemuda yang melakukan perkelahian pada Sabtu (21/9/2024) dini hari.
Tim Patroli Presisi Polres Metro Kota Bixie telah dibubarkan. Saat tim Pressy datang, tim muda sempat kebingungan.
Sebanyak 22 orang diamankan, selebihnya mengungsi ke pemukiman warga dan ada pula yang memilih terjun ke Sungai Kasi. Polisi masih menyelidiki komplotan remaja yang terkait dengan geng motor di Sungai Bekasi sebelum 7 jenazah ditemukan.
Odi Joyce Ora mengatakan, pihaknya tengah menyelidiki dugaan pemuda tersebut direkrut oleh geng motor di sepanjang Sungai Bixie.
Belakangan ini, geng motor dituding menjadi dalang tewasnya tujuh remaja di Sungai Bakasi, Bakasi, Jawa Barat.
Audi kepada wartawan, Jumat (27/9/2024): “Kami masih menyelidiki apakah ada kaitannya dengan tim sepeda motor.
Menurut saksi, Oddy mengatakan para remaja yang berkumpul tidak saling mengenal.
Isi undangan dengan kode pesta ulang tahun untuk bertarung.
“Dari keterangan saksi-saksi yang kami periksa, dikatakan bahwa partai tersebut memang tawuran.”
Polisi belum menghubungi keluarga korban dan penyelidikan masih terfokus pada 22 orang yang ditangkap dalam aksi mengamuk pekan lalu.
Sebelumnya, Kompole Skadi, Kapolsek Rawalmbo, mengatakan sehari sebelum ditemukannya tujuh jenazah, Tim Patroli Perintis Presisi (TP3) Polres Metro Bekasi dikerahkan untuk mencegah bentrokan.
Benar saja, puluhan pemuda berkumpul di shelter seusai patroli pada Sabtu pagi (21/9/2024).
Tempat ini sangat gelap di dekat Kali Bekasi, Jalan Sipendawa, Bojong Menting, Rawalmbo.
Benar, ada niat tawuran, akhirnya kabur ke balik balkon, bangunannya sungai. Kata Saqadi, Minggu (22/9/2024) dipasang garis polisi.
Saqadi mengatakan, anak-anak muda yang berkumpul merupakan geng motor yang melakukan hal-hal negatif.
“Itu antar kelompok, ya antar kelompok, ada yang beroperasi atas nama Grup A atau Grup B,” kata Kapolsek Rawalmbo.
Hingga penyerangan yang dilakukan anggota TP3, ada sekitar 60 pemuda yang bermasalah.
Total ada 22 orang yang diamankan polisi. 30 sepeda motor dan sejumlah senjata ringan berhasil diamankan polisi.
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul Sebelum Kasus 7 Mayat di Sungai Bekasi diungkap polisi, ada kolam dalam yang menjadi tempat korban melompat.
(Tribunnews.com/Faryanida Putwilliani/Reinas Abdila) (Tribun Jakarta/Yusuf Bakhtiar)
Baca berita selengkapnya tentang 7 kematian masa lalu di Bekasi.