TRIBUNNEWS.COM, Bekasi – Korban selamat berinisial
Diakuinya, kejadian yang terjadi dini hari pasca penangkapan mendadak oleh patroli Polsek Kota Bekasi itu tak lepas dari ketakutan kelompoknya.
X, 16 tahun, mengaku awalnya berada di jalan layang Sipendawa di Bekasi menjelang subuh, Sabtu (21/9/2024). Saat itu ponselnya bergetar karena mendapat notifikasi pesan dari seorang teman di lingkaran sosialnya.
Pesan tersebut berisi ajakan bersantai di sebuah kafe di Jalan Satopati, Bojong Menteng, Ravalumba, Kota Bekasi.
Merasa tidak ada kegiatan apa-apa malam itu, akhirnya ia bersedia mengajak temannya yang mengatakan akan ikut bersamanya ke kedai untuk minum kopi panas.
Sekitar 10 menit kemudian, X akhirnya sampai di sebuah kafe yang terbuat dari bambu dan kayu yang berdiri di bawah pohon sakura.
Sesampainya di lokasi, ia melihat puluhan sepeda motor terparkir di depan kafe.
Dalam keremangan, remaja tersebut mengaku melihat beberapa remaja lainnya berbincang di sofa teras toko yang tutup dini hari.
Memang lokasi yang berada di wilayah RT 5 RW 4 jauh dari pemukiman warga.
Ada banyak pabrik di sisi kiri jalan dan semak-semak di sisi kanan. Hanya ada sekitar 7 lampu jalan di sepanjang jalan yang berjarak lebih dari 1 kilometer dari jalan utama.
Saat itu X yang baru datang melihat beberapa senjata tajam diletakkan di bawah bangku panjang. Saat itu, muncul pertanyaan di benaknya mengenai keberadaan senjata tajam yang diyakini pernah digunakan dalam pertempuran.
“(Saat saya melihat senjata tajam itu) Saya kaget dan bertanya kepada teman saya, apakah akan ada perkelahian atau apa? Saya tidak tahu apa yang dia katakan,” kata X saat ditemui, Selasa (24/09/2024). . .
Saat dia asyik mengobrol dengan seorang teman, pikirannya melayang begitu saja. Selang kurang lebih 15 menit, suasana tenang di area warung berubah menjadi hiruk pikuk seiring dengan bubarnya seluruh pemuda.
Dari sisi kiri toko muncul beberapa anggota patroli pionir Polres Bekasi Kota yang sudah mengetahui keberadaannya dan hendak membubarkan.
Mereka kemudian dengan santainya melarikan diri agar tidak tertangkap polisi.
Bersama belasan remaja itu, ia melarikan diri ke belakang toko yang juga berada di dekat Kali Bekasi sambil membawa sejumlah pohon pisang.
Mereka berkerumun di tempat yang sangat sempit agar polisi tidak bisa menangkap mereka.
X pun mengaku keluar jalan raya dan akhirnya terjatuh ke Sungai Bekasi.
“Jadi dia dalam keadaan naik ke atas sungai, karena tarik menarik, dia jatuh ke air (Kali),” kata ibunya yang menemaninya.
Usai terjatuh, X yang pandai berenang sempat berenang menyeberangi sungai menuju seberang. Namun apa daya, ia melihat puluhan orang lainnya juga turut menceburkan diri ke sungai ini karena merasa tidak bisa berenang sehingga terus melepas pakaian dan badannya.
Dalam operasi pengangkatan tersebut, X mengaku beberapa kali tenggelam sebelum harus meminum air dari Sungai Brown. Bosan dengan aksinya tersebut, akhirnya ia memutuskan untuk kembali ke darat dan menaiki kapal “Getek”.
“Sekitar 5 menit saya merasa seperti ada di situ (berenang sambil ditarik orang lain). Ya, saya turun lagi ke tanah karena tidak sanggup menerimanya. Lalu Presi (tim) membantu saya. Ya,” jelasnya . ,
Akhirnya X dan beberapa orang lainnya ditangkap dan dibawa ke Polsek Bantar Gebang untuk dimintai keterangan.
Beruntung dia dibebaskan karena tidak terbukti ingin melawan dan tidak membawa senjata tajam. Polisi mengamini temuan sementara 7 jenazah di Kali Bekasi, Minggu (22/09/2024), dua jenazah ditemukan berdekatan, tiga lainnya tergeletak telungkup seperti batu. (Kolase Tribunnews.com: tribunnews.com/Reynas)
Polisi juga mengatakan tewasnya tujuh remaja di Sungai Bekasi tak lepas dari ketakutan ditangkap pihak berwajib.
Kapolsek Ravalumba Kompol Sukadi mengatakan, hasil pemeriksaan menunjukkan sedikitnya 60 petugas polisi berhasil menangkap remaja yang berkumpul di kafe tersebut dan mengindikasikan akan melakukan perkelahian.
Mereka datang dari beberapa kelompok dari beberapa wilayah kota bekasi dan ingin mencari lawan pertempuran secara acak.
Soal perselisihan, penunjukannya di sana-sini ada kubu inti dari kelompok antara lain Jatiasih, Mustikajaya, Bantargebang Ravalumbu, kata Sukadi kepada wartawan.
Saat sedang berkumpul, tim Patroli Perintis Presisi tiba sekitar pukul 0300 WIB. Hal ini membuat takut banyak orang dan mereka lari hingga ada yang menceburkan diri ke sungai.
“Setelah Tim Presisi tiba sekitar pukul 03.00, anak-anak yang mungkin merasa bersalah karena ada yang membawa senjata tajam, akhirnya berpencar dan terjun ke sungai untuk mencari keselamatan,” ujarnya.
Adapun informasi mengenai pelaku yang ditangkap saat itu dikumpulkan karena ada yang berulang tahun pada saat itu. Namun, ini hanya sebuah kodeks.
Dia berkata: “Ini (ulang tahun) sebenarnya hanya kode untuk ingin mengumpulkan seseorang di tempat yang ditentukan.”
Sejauh ini puluhan orang telah ditangkap sehubungan dengan insiden ini. Dari jumlah tersebut, tiga orang ditetapkan sebagai tersangka karena kedapatan membawa senjata tajam.
“Orang yang ditemukan di TKP banyak yang membawa senjata tajam, namun ada tiga orang yang ditemukan membawa senjata tajam,” ujarnya.