TRIBUNNEWS.COM – Ryan Wesley Routh, tersangka pembunuh mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, dituduh menembakkan senjata.
“Dia ada di penjara kami, di pusat penahanan,” kata Sheriff Ric Bradshaw dari Palm Beach County, seperti dilansir BBC.
Biro Investigasi Federal (FBI) mengatakan pria berusia 58 tahun itu memiliki banyak tuduhan.
Pada tahun 2019, Routh kembali menjadi subyek laporan mengenai penanganan senjatanya, kata Al Jazeera.
Pada Minggu (15/9/2024), Bradshaw mengatakan kantornya menerima informasi mengenai penembakan di lapangan golf Trump di Florida sekitar pukul 13.30.
Dalam kejadian tersebut, anggota Secret Service yang berperan sebagai Pengawal Presiden melihat ada senjata yang mencuat dari semak-semak.
Menurut FBI, Trump berada antara 275 dan 455 meter dari lokasi penembakan.
Menurut CNN, sebuah senapan AK47 dan teropong ditemukan di lokasi kejadian, bersama dengan dua tas ransel dan kamera GoPro.
Dinas Rahasia Amerika Serikat (AS) menegaskan bahwa Ryan Wesley Routh tidak menembak satu pun mantan Presiden Donald Trump.
Diambil oleh Al Jazeera, Trump tidak berada dalam jangkauannya.
“Tersangka yang ditangkap sehubungan dengan upaya pembunuhan terhadap Donald Trump tidak menembak siapa pun di lapangan golf,” kata Bradshaw.
Namun memang benar bahwa Routh berada di dekat lapangan golf selama 12 jam sebelum dinas rahasia melihatnya. Menghitung biaya
Informasi yang kami terima mengatakan bahwa tahanan tersebut berada di pengadilan untuk mendengarkan dakwaan.
Pada sidang pertama, hakim memberi tahu Routh tentang dakwaan terhadapnya dan membacakan hak-haknya.
Tuduhan tersebut berasal dari pengaduan pidana FBI berdasarkan kemungkinan penyebabnya (mencoba membunuh Trump).
Dalam pertemuan itu, hakim bertanya kepada Routh apakah dia mampu menyewa pengacara dan apakah dia ingin menyewa pengacara.
Hakim mungkin mengajukan pertanyaan sederhana untuk menentukan situasi keuangan Anda dan apakah Anda memenuhi syarat untuk menjadi pembela umum.
Langkah selanjutnya mungkin bagi hakim untuk menetapkan sidang penyitaan. Hukuman penjara yang lama
Jaksa Wilayah Palm Beach County Dave Aronberg mengatakan Departemen Kehakiman akan mengajukan tuntutan terhadap pria yang diduga merencanakan pembunuhan tersebut.
Meski tersangka dipastikan tidak menembak Trump, Aronberg berdalih ia bisa menghadapi dakwaan percobaan pembunuhan.
Jaksa federal mengatakan kepada MSNBC bahwa Ryan Wesley Routh bisa menghabiskan “banyak waktu, mungkin di penjara.”
Dia juga mengatakan, tersangka bisa didakwa dengan tuduhan lain berupa penyerangan dengan senjata api karena dia disebut-sebut menodongkan senjata AK47 ke agen Dinas Keamanan.
Perbuatannya diancam hukuman hingga 15 tahun penjara.
Selain pembacaan sederhana dakwaan terhadap Routh, sidang juga membahas beberapa persoalan lain, termasuk apakah Routh pantas menjalani hukuman penjara.
Akan ada sidang pengadilan Senin depan untuk menentukan apakah dia masih ditahan.
Jaksa meminta agar dia tetap di penjara, dengan alasan risiko penerbangan dan bahaya bagi masyarakat. Lanjutkan kampanye
Setelah insiden penembakan golf, Trump akan berkampanye di Michigan, New York dan North Carolina.
Sejauh ini, rekomendasi Tuan Trump belum menunjukkan akan ada perubahan rencana mantan presiden tersebut sesuai dengan apa yang terjadi saat ini.
Pada Selasa (17/9/2024), mantan presiden tersebut akan menggelar rapat umum besar-besaran di Flint, Michigan.
Jajak pendapat menunjukkan persaingan yang ketat di medan pertempuran Midwest.
Dia akan menggelar rapat umum di Uniondale, New York pada Rabu (18 September 2024) dan kemudian melakukan perjalanan ke Wilmington, North Carolina pada Sabtu (21 September 2024) untuk membicarakan perekonomian.
Setelah upaya pembunuhan pada bulan Juli, Trump tetap menjadi sorotan publik.
Dia menghadiri Konvensi Nasional Partai Republik dan tampil di beberapa acara pada hari-hari berikutnya. Dua bulan lalu
Insiden itu terjadi tepat dua bulan setelah seorang pria bersenjata mencoba membunuh Trump di sebuah rapat umum di Butler, Pennsylvania.
Saat itu, sebuah peluru mengenai telinganya.
Pelaku, Thomas Matthew Crooks, menembak Trump dengan senapan AR-15 dari atap gedung di dekatnya.
Seorang pengamat tewas dalam penembakan yang terjadi pada 13 Juli.
Adapun Crooks, yang berusia 20 tahun, dibunuh seketika oleh penembak jitu Dinas Rahasia.
Dinas Rahasia berada di bawah pengawasan ketat karena seorang pria bersenjata mungkin telah menembak mantan presiden tersebut.
CEO Kimberly Cheatle mengundurkan diri dalam waktu dua minggu setelah kejadian tersebut.
Sementara itu, Gedung Putih mengatakan Presiden Joe Biden dan Wakil Presiden Kamala Harris telah diberi pengarahan mengenai insiden tersebut, yang menurut mereka terjadi di Lapangan Golf Internasional Trump “tempat dia biasa bermain golf”.
“Mereka lega mengetahui bahwa dia aman. Tim mereka akan terus menerima informasi terbaru,” kata Gedung Putih.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)