Laporan Jurnalis Tribunnews.com Ilham Rian Pratama
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengungkap kendala terkait pengusutan kasus dugaan korupsi proyek toilet sekolah mewah senilai Rp 96,8 miliar di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.
Direktur Penyidikan KPK Asep Guntur Rahayu mengungkapkan, timnya harus mengecek kondisi setiap toilet yang jumlahnya ratusan.
“Soal pengurusan kasus toilet bekasi rekan-rekan kita tunggu saja. “Jadi sedang kami proses karena seperti yang saya sampaikan beberapa waktu lalu, ada 488 titik,” kata Asep, Selasa (5/7/2024) di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan.
Asep mengatakan, setiap toilet memiliki kondisi yang berbeda-beda, tidak bisa disamakan.
Jadi ada lantai yang berbeda dengan spesifikasi aslinya, ada dinding, ada plafon, ujarnya.
Banyaknya vendor yang berbeda juga menghadirkan tantangan dalam proses penyelidikan.
Jadi perlu waktu yang cukup untuk mengkaji satu per satu kerugian sebenarnya dari masing-masing toilet, sehingga tidak bisa digeneralisasikan, kata Asep.
Dugaan korupsi terkait proyek toilet di beberapa sekolah di Bekasi kembali mengemuka setelah proyek toilet SD Sumenep viral.
Pembangunan empat toilet sekolah dasar (SD) di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur menelan biaya Rp500 juta.
Pembangunan toilet dilakukan di SDN Lalangon 1 Kecamatan Manding, SDN Guwa-Guwa 1 Kecamatan Raas, SDN Dungkek 1 Kecamatan Dungkek, dan SDN Pordapor 2 Kecamatan Guluk-Guluk Sumenep.
Toilet dengan harga fantastis ini menjadi viral dan tersebar di media sosial.
Berdasarkan data Dinas Pendidikan Sumenep, nilai proyek pembangunan satu toilet mencapai Rp 125 juta.
Jadi total anggaran pembangunan empat toilet itu mencapai setengah miliar rupiah atau Rp 500 juta.
Di SDN Lalangon 1, pihak sekolah mengungkapkan, pembangunan toilet tersebut akan dilakukan pada pertengahan tahun 2022 dan menelan biaya ratusan juta rupee.
“Saya tahu karena pengembang pasang papan yang nilai proyeknya, tapi sekarang papannya dilepas. Sekitar Rp 125 juta. Kamar mandinya ada empat, tapi kondisinya begini, pakai ember,” jelas Nono , penjaga SDN Lalangon 1, Rabu (7/5/2023).
Penemuan toilet yang dibangun dengan biaya fantastis menuai kritik dari para pengamat kebijakan publik di Kota Sumenep.
Pengeluaran sebesar Rp125 juta dianggap mubazir dan dapat digunakan untuk kegiatan pendidikan lainnya.