Brigade Al-Qassam: Rekrutan Hamas Tembak Mati Sandera setelah Israel Bantai 2 Anaknya

TRIBUNNEWS.COM – Abu Ubaida, juru bicara Brigade Al-Qassam (sayap militer Hamas), membuat pengumuman tersebut menyusul penyelidikan atas pembunuhan seorang tahanan pendudukan oleh para pengawalnya.

Para rekrutan yang ditugaskan untuk menjaga para sandera bertindak sebagai balas dendam, yang bertentangan dengan instruksi Brigade Al-Qassam.

Ia marah besar ketika mendengar kabar bahwa Israel telah membunuh kedua putranya dalam salah satu pembantaian yang dilakukan Israel.

“Kejadian ini tidak mencerminkan ajaran moral dan agama kami dalam memperlakukan narapidana dan kami akan memperketat instruksi setelah kejadian ini terulang kembali dalam dua kasus selama ini,” kata Abu Ubaida, Kamis (15/08/2024).

Abu Ubaida menegaskan, Israel bertanggung jawab penuh atas segala bahaya yang dihadapi para tahanan.

“Penjajah bertanggung jawab penuh atas semua penderitaan dan bahaya yang dihadapi para tahanan sebagai akibat dari pelanggaran mereka terhadap semua aturan kemanusiaan dan hubungan antarmanusia serta genosida brutal terhadap rakyat kami,” lanjutnya, Anadolu Agency melaporkan.

Brigade Al-Qassam memposting foto dalam bahasa Arab, Ibrani dan Inggris berjudul “Insiden Malang” yang menunjukkan seorang tahanan Israel yang terbunuh dengan tulisan “Kebrutalan Anda telah menjadi bahaya serius bagi tahanan Anda… waktu sudah habis.”

Dalam dua insiden terpisah, dua orang yang direkrut yang ditugaskan untuk menjaga tahanan Israel di Brigade Al-Qassam menembak mati satu tahanan dan melukai dua tahanan wanita. Jumlah korban di Jalur Gaza

Saat ini Israel terus melanjutkan agresinya di Jalur Gaza, jumlah korban tewas warga Palestina bertambah hingga lebih dari 39.965 orang, dan 92.294 lainnya luka-luka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Kamis (15/08/2024). ), dan 1.147 orang tewas di wilayah Israel, menurut Al Quds.

Sebelumnya, Israel mulai melakukan pengeboman di Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina Hamas melancarkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023) untuk memerangi pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak tahun 1948.

Israel memperkirakan setelah menukar 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023, terdapat sekitar 120 sandera, hidup atau mati, yang masih ditahan oleh Hamas di Jalur Gaza.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lainnya terkait konflik Palestina dan Israel

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *