Mengenal Sexual Grooming, Modus Kasus Video Guru dan Siswi di Gorontalo, Pelaku Manipulasi Korban

TRIBUNNEWS.com – Terekam video mengejutkan seorang guru dan siswa di Kabupaten Gorontalo, Wilayah Gorontalo.

DH sengaja menghibur siswi tersebut hingga mengajak korban berhubungan badan.

Kapolres Gorontalo AKBP Deddy Herman menjelaskan, Rabu (25/9) “Operasi mod ini terbilang romantis karena yang terlibat (korban) merasa tersangka mengasuh dan membantu, sehingga korban perempuan merasa nyaman.” / 2024), dilansir TribunGorontalo.com.

Sebelumnya, Irjen Polisi Perlindungan Perempuan dan Anak Gorontalo (PPA) Brigjen Jabal Noor melaporkan hal serupa.

Jabal mengatakan, korban tertarik pada DH hingga akhirnya bersedia berhubungan badan dengannya.

Jabal mengatakan pada Selasa (24/9/2024): “Akhirnya dia (korban) merasa lebih emosional, seperti seorang ayah.”

Apa yang dilakukan DH bisa dianggap sebagai tindakan seksual.

Jadi, apa itu seks?

Menurut kutipan WebMD, pelecehan seksual adalah tindakan memanfaatkan korban ketika predator seksual melakukan kontak dengan anak di bawah umur atau dewasa.

Pertama, pihak yang menjadi korban membangun kepercayaan diri korban dan kemudian digunakan untuk mengontrol, mengucilkan, dan mengeksploitasi korban secara emosional, fisik, dan seksual.

Pelaku kejahatan seksual sering kali tampak suka membantu, baik hati, dan penuh kasih sayang pada awalnya.

Mereka menangkap mangsanya dengan mudah.

Namun seringkali pelaku kejahatan seksual menggunakan ancaman, kekerasan, atau paksaan lainnya untuk memaksa korbannya melakukan aktivitas seksual yang sebenarnya tidak diinginkan oleh korban.

Biasanya, pekerja seks menyasar anak-anak, remaja, atau orang dewasa yang rentan.

Berikut langkah-langkah dalam tindakan peniruan identitas seksual: Seleksi korban

Pelaku pertama-tama melihat ke arah korban beberapa saat.

Mereka memilih korbannya berdasarkan apakah targetnya mudah dimanipulasi atau seberapa rentan korbannya.

Misalnya, penjahat mungkin menargetkan anak kecil yang tinggal di lingkungan sekitar. Untuk menemukan korban

Pelaku mencoba berteman dengan korban melalui percakapan sederhana.

Dia mengeluarkan “sihirnya” untuk menenangkan penjagaan korban. Bangun kepercayaan diri

Saat pelaku kejahatan seksual mulai mendekati korban, dia memuji korbannya.

Pelaku mulai mengajak korban untuk menghabiskan waktu sendirian.

Tak hanya itu, pelaku kejahatan seksual kerap memberikan hadiah dan perhatian kepada korbannya, serta berbagi rahasia untuk membuat korbannya merasa istimewa. Isolasi korban

Begitu korban mendapatkan kepercayaan dari korban, korban mulai mengasingkan korban dari keluarga dan orang terdekatnya.

Pendekatan ini memberikan kesempatan kepada pelaku untuk menjadi satu-satunya orang yang dapat diandalkan oleh korban. Biasanya seks

Pada titik ini, pelaku mulai melakukan kontak seksual dengan korbannya.

Pertama, korban menyentuh bagian sensitif tubuh korban.

Selain itu, pelaku meminta korban untuk mengambil gambar atau video seksual. Mempertahankan kendali dan kekuasaan atas korban

Tahap terakhir, pelaku memanfaatkan kedekatan korban untuk menguasai korban.

Pelaku bisa saja meminta atau memaksa korbannya untuk berhubungan seks.

Tidak jarang pelaku kejahatan seksual menggunakan kekerasan untuk menghancurkan korbannya. Dalam jumpa pers Rabu (25/9/2024) tentang kasus video mengejutkan guru dan siswa di Polres Gorontalo, tersangka adalah Kapolres Gorontalo AKBP Dedi Herman. (Tribungorontalo.com/Arianto Panambang)

Gara-gara perbuatannya, guru DH ditetapkan sebagai tersangka kasus pencabulan anak.

Tersangka diketahui setelah polisi menanyakan keterangan delapan saksi, pelapor, dan ruang terlapor.

“Kami telah menetapkan seorang guru sekolah di Gorontalo sebagai tersangka,” kata Dedi Herman dari AKBP dalam konferensi pers di Mapolres Gorontalo, Rabu.

Akibat perbuatannya, pelaku terancam hukuman maksimal 15 tahun penjara berdasarkan Undang-Undang Perlindungan Anak.

“Resiko pidana penjara minimal 5 tahun dan maksimal 15 tahun dan ketiga karena yang bersangkutan adalah guru,” jelas Dede.

Deddy menambahkan, cara pelaku mengelabui korban agar ingin menjalin hubungan adalah dengan memanfaatkan posisi korban.

Korban diketahui seorang yatim piatu.

Modusnya adalah hubungan romantis karena yang terlibat (korban) merasa tersangka melindungi dan membantunya.

“Sehingga siswi korban merasa nyaman,” jelasnya.

Kejadian serupa dilaporkan Irjen Polisi Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Gorontalo Brigjen Jabal Nur.

Menurut Jabal, orang tuanya yang dibunuh telah hilang dan dia merasa perhatian korban terganggu.

Akhirnya dia (korban) semakin merasakan kasih sayang dari ayahnya, kata Jabal, Selasa.

Di sana, pelaku dan korban memulai hubungan romantis pada tahun 2022.

Pada tahun 2023, perilaku buruk penjahat menjadi semakin serius.

“Pada tahun 2023, guru akan semakin bersikap negatif terhadap menyentuh (korban) siswa perempuan,” kata Jabal.

Kemudian pada Januari 2024, korban mengajak korban berhubungan intim.

Sejak saat itu, pelaku dan korban kerap menjalin hubungan dekat.

Jabal menyimpulkan: “Kejadian pertama (hubungan intim) terjadi pada Januari 2024 dan terjadi di sekolah. “Pada awalnya, ada beberapa intensitas.”

Bagian dari artikel ini Tribungorontalo.com Situasi guru Gorontalo, muridnya, yang menjalin hubungan romantis dengan polisi: korban merasa nyaman.

(Tribunnews.com/Pravitri Retno W, TribunGorontalo.com/Arianto Panambang/Jefry Potabuga)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *