TRIBUNNEWS.COM – Japan Open 2024 menjadi saksi lahirnya monster baru Prancis di kategori tunggal putra pada Minggu (25 Agustus 2024).
Alex Lanier menorehkan sejarah manis dengan mengalahkan Chou Tien Chen (Taiwan) untuk menjadi juara Japan Open 2024.
Tunggal putra Prancis langsung menatap masa depan cerah bersama Alex Lanier usai tampil apik di Japan Open 2024.
Alex Lanier tampil impresif di turnamen Super 750.
Alex yang terbukti menjadi wakil kurang ramah justru berhasil menjatuhkan wakil utama kontingen lainnya. Pertarungan gemilang pemain Prancis Alex Lanier menyingkirkan Shi Yu Qi dari semifinal Japan Open 2024, Sabtu (24 Agustus 2024) (Instagram/alexlanier.bad).
Dimulai dari juara Malaysia Lee Zii Jia, sensasi Indonesia Chico Aura, peringkat satu dunia Tiongkok Shi Yuki, dan terakhir Chou Tien Chen.
Dominasi Alex pun mengakhiri harapan Chou untuk meraih gelar turnamen Super 750 pertama dalam karirnya.
Dengan kepahlawanan Alex, jelas pemain tersebut akan menjadi monster baru Prancis.
Prancis punya kakak beradik Toma Junior Popov dan Kristo Popov, dan kini mereka punya Alex yang bakal jadi andalan selanjutnya.
Bahkan, wakil Prancis itu bisa dibilang bukan sekadar pemain biasa jika melihat performa Alex sebelum menjuarai Japan Open 2024.
Sejauh ini, ia sudah menjadi juara Piala Eropa 2022. Alex kemudian juga meraih medali perunggu di Kejuaraan Dunia Junior BWF 2023.
Pada kompetisi junior, telah berhasil diraih 6 gelar juara dalam 10 kompetisi yang diikuti sepanjang tahun 2021.
Alex mengamankan gelar di berbagai level saat ia naik pangkat untuk berpartisipasi dalam turnamen senior bernama BWF World Tour.
Alex berkompetisi di tiga final dan menang dua kali.
Pada final pertama Alex yakni Canadian Open 2022 sukses mencapai level Super 100 dan menjadi juara.
Dia kemudian kembali ke final Kanada Terbuka 2024, di mana dia melaju ke level Super 500, namun kalah dari Koki Watanabe (Jepang).
Tampil langsung di Japan Open 2024 di bawah label Super 750, Alex sukses tampil sebagai juara.
Faktanya, hasil tersebut membuat Alex mendapatkan gelar tingkat tinggi di depan dua rekan senegaranya.
Popov bersaudara hanya memenangkan kurang dari 500 gelar dalam karir mereka sejauh ini.
Menariknya, Eropa hanya punya sedikit pemain andalan mematikan selain Viktor Axelsen (Denmark), yang kini sudah menginjak usia senior.
Jika performa Alex bisa konsisten, jelas utusan Prancis itu akan menjadi wakil berbahaya di kategori tunggal putra.
Bisa juga menjadi ancaman bagi dua bintang terbesar Indonesia, Anthony Ginting dan Jonathan Christie.
Ditambah lagi, Alex Lanier masih muda. Lahir tahun 2005, umur saya 19 tahun.
Juara Eropa saat ini berada di peringkat 29, peringkat tertinggi sepanjang kariernya.
Ia memiliki rekor 185 kemenangan dan 60 kekalahan.
Usai Japan Open, petualangan Alex menuju BWF World Tour 2024 berlanjut.
Berdasarkan kalender BWF, nama Alex didaftarkan untuk turnamen-turnamen berikutnya, antara lain Korea Open (Super 500) dan Taipei Open (Super 300).
Penting untuk memantau kemajuan utusan Perancis untuk memastikan konsistensi sebagai pembunuh besar. Prestasi Alex Lanier
– Medali perunggu Kejuaraan Dunia Junior BWF 2023
– Pemenang Kejuaraan Junior Eropa 2022
– Menangkan Kanada Terbuka 2022
– Runner-up Kanada Terbuka 2024
– Kejuaraan Jepang Terbuka 2024
– Juara Internasional Lituania 2021
– Runner-up internasional Latvia 2021
– Juara Internasional Italia 2021
– Juara Internasional Estonia 2022
– Runner-up Internasional Estonia 2023
– Juara Polandia Terbuka 2023
– Runner-up Irlandia Terbuka 2023
– Juara Terbuka Luksemburg 2024
– Juara kedua Tantangan Denmark 2024
– Juara Internasional Nantes 2024
– Medali perak di Kejuaraan Beregu Eropa 2023
– Medali Perak Kejuaraan Beregu Eropa (Tim Putra)
(Tribunnews.com/Niken)