Kisruh di Tubuh Kadin Indonesia, Celios: Kekuatan Orde Baru Comeback

Wartawan Tribunnews.com Endrapta Pramudhiaz melaporkan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kebingungan di Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia bisa meluas ke banyak hal.

Wahyudi Askar, direktur kebijakan publik di Pusat Studi Ekonomi dan Hukum (Celios), mengatakan kekerasan tersebut melemahkan efektivitas undang-undang yang pro-bisnis.

Kemudian konflik internal di Kadin diduga mempengaruhi daya saing Indonesia di pasar internasional.

“Meskipun konflik ini tidak akan berdampak pada perekonomian dalam jangka pendek, namun jika terus berlanjut dapat menurunkan kepercayaan investor dan mengurangi kekuatan perekonomian,” ujarnya, menurut laporan Media, Selasa.

Menurut Media, kebingungan ini dapat membuka lebih banyak pengaruh politik terhadap keputusan upah, termasuk peraturan terkait pesanan luar negeri dan insentif pajak.

Adanya kelompok Kadin yang terlihat dekat dengan pemerintah atau kelompok politik lainnya dapat mempengaruhi hasil negosiasi gaji yang bias terhadap satu pihak, khususnya pemerintah.

“Pemerintah, kelompok Jokowi-Prabowo ingin menguasai Kadin. Beberapa perusahaan di KADIN juga melakukan trik untuk mendapatkan lebih banyak uang dari pemerintah di masa depan,” kata Media.

“Sebenarnya kekuatan Orde Baru kini kembali muncul. Lewat Kadin tentu ada orang-orang baru, tapi di belakangnya ada pemain lama,” tutupnya.

CFO Celios Nailul Huda menambahkan, kesimpangsiuran dualisme kepemimpinan terkait dengan dukungan salah satu dari dua partai (Paslon) pada Pilpres lalu.

“Kalau kita lihat, ini terkait dengan dukungan salah satu dari dua partai, kita tahu Arsjad Rasijd dari salah satu dari dua kubu perwakilan sebagai tim kampanye, juga untuk Anindya yang memenangkan tim yang terdiri dari dua wakil,” kata Nailul.

Ia mengatakan, kedudukan Kadin sebagai presiden tinggi. Mantan Ketua Kadin ada yang jadi menteri, ada juga yang jadi wakil.

“Kita tahu, ada beberapa mantan pejabat Kadin yang menjadi menteri, duta besar, dan sebagainya. Jadi ini jabatan yang unik,” kata Nailul.

Dia melanjutkan, konflik internal di Kadini juga berdampak pada investor.

Pegawai melihat ada permasalahan di tubuh Kadin sehingga menganggapnya negatif.

“Investor akan menunggu apakah Kadin akan meluncurkannya di masa depan,” kata Nailul.

Seperti diketahui, berdasarkan hasil Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) pada 14 September 2024, Anindya Bakrie terpilih menjadi Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia periode 2024-2029.

Anindya mengatakan pengangkatannya sebagai Ketua Umum Kadin Indonesia adalah sah.

Munaslub sendiri dianggap sebagai Kamar Dagang dan Industri tingkat daerah, serta organisasi yang dapat disebut anggota luar biasa.

Anindya mengatakan, Munaslub hanya diselenggarakan oleh pimpinan Kadin daerah dan Asosiasi Luar Biasa (ALB) yang juga dibentuk berdasarkan Undang-Undang Dasar dan Undang-Undang (AD/ART) Kadin.

Oleh karena itu, dibentuk panitia untuk memeriksa kuorum, jalannya perkara, dan hasil AD/ART. sendiri,” kata Anindya Supratman usai pertemuan dengan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI Andi Agtas yang dihadiri Ketua MPR RI Bambang Soesatyo, Bamsoet, Minggu (15/09/2024).

Di sisi lain, Ketua Umum Kadin Indonesia periode 2021-2026, Arsjad Rashid, dilantik oleh Kadin VIII. Itu dipilih berdasarkan hasil Kamar Dagang dan Industri Nasional. . Pada 30 Juni 2021 di Kendari, ia menyebut Munas tidak sah mengangkat Anindya Bakrie sebagai Ketua Umum Kadin.

Munaslub dinilai ilegal karena melanggar Konstitusi dan Peraturan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (AD/ART).

Soal Munas Kadin itu ia sampaikan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Presiden terpilih Prabowo Subianto.

“Kami menyatakan peristiwa ini tidak dapat diterima oleh Munaslub,” kata Arsjad di Hotel JS Luwansa Jakarta, Minggu (15/9/2024).

Selain itu, Arsjad menanyakan status Keputusan Presiden Nomor 18 Tahun 2022 (Keppres) tentang Pengesahan Anggaran Dasar dan Perubahan Anggaran Dasar Kamar Dagang dan Industri.

Kadin diketuai oleh Perdana Menteri.

“Kita harus mematuhi hukum tata kelola Kadin Indonesia,” ujarnya.

Arsjad meminta pemerintah turun tangan menyelesaikan konflik di organisasinya setelah Munas menunjuk Anindya Bakrie sebagai ketua eksekutifnya.

Menurut Arsjad, Kadin adalah sahabat pemerintah.

Makanya kami minta pemerintah turun tangan dan ambil bagian dalam penyelesaiannya. Karena kami termasuk penolong pemerintah, dan sebagian kendalinya ada di undang-undang, kata Arszjad.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *