KSP: Program Pompanisasi Tak Tepat Sasaran, Kementan: Pernyataan Ngawur

Wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz

TRIBUNNEWS.

Moh Arif Kahiono, Kepala Biro Humas dan Penerangan Masyarakat Kementerian Pertanian, menyayangkan banyaknya informasi yang salah dan tidak benar yang disebarluaskan ke masyarakat di forum resmi.

Pernyataan tersebut tidak berdasar, memberikan kesan buruk terhadap data pompa dan Kementerian Pertanian, kata Arif seperti dikutip dalam keterangan tertulis, Selasa (8/6/2024).

Sebelumnya, Wakil Kepala Staf Bidang Perekonomian III Edi Priono melalui CSP mengatakan pihaknya mengakui penyaluran pompa pada program pompa tidak tepat sasaran.

Sementara di Kecamatan Bansari, Temanggung, Jawa Tengah, katanya, tidak ada sawah karena sebagian besar yang ditanam adalah tanaman hortikultura.

Namun Bansari menjadi salah satu kecamatan yang mendapat kuota pompa.

Menurut Arif, pompa non target oleh KSP dibeli dari APBD Temanggung.

Arif menjelaskan, program bantuan pompa air di Desa Balesari, Kecamatan Bansari ini didukung oleh Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) atau APBD Provinsi Jawa Tengah.

“Pompanya bukan dari anggaran APBN,” kata Arif.

Ia mengatakan Kementerian Pertanian telah memberikan kebijakan pompa untuk meningkatkan produksi pangan meskipun terjadi perubahan iklim.

Ia mengatakan, peningkatan indeks pompa dan tanaman (IP) akan menyasar lahan yang digunakan untuk mengembangkan produksi pangan nasional, khususnya padi dan jagung, yaitu sawah tadah hujan.

Menurut Arif, terdapat potensi sekitar 3 juta hektare lahan banjir tadah hujan yang dapat ditingkatkan indeks hasil dan produktivitasnya.

Program pompa dibiayai dari dana APBN oleh kelompok tani/kelompok tani (Poktan/Gapoktan) atau bantuan pemerintah sesuai kriteria P3A/GP3A.

Dukungan pompa air pada program pompa ini dikatakan telah sesuai dengan Instruksi (Juklak) dan Petunjuk Teknis (Juknis) yang dikeluarkan Kementerian Pertanian.

Tujuan dari operasi pemompaan ini adalah untuk meningkatkan ketersediaan air irigasi, meningkatkan tambahan areal tanam (PAT) banjir, hingga meningkatkan laju pengolahan tanah dan penanaman, pungkas Arif.

Sebelumnya, saat berada di Bansari, Edi Priono mengatakan hampir tidak ada lahan sawah karena sebagian besar yang ditanam adalah tanaman hortikultura.

“Ada cabai, tembakau, timun, dan lain-lain, tidak ada ladang pengepres, tapi dapat kuota pompa,” kata Eddy, Senin (5/8/2024) di Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah Tahun 2024.

Oleh karena itu, dia meminta Kementerian Pertanian serta TNI dan Polri yang terlibat dalam program pemompaan tersebut dapat menerbitkan pedoman pelaksanaan jika terjadi kesalahan alokasi tersebut.

Ia mengatakan, harus ada mekanisme penyaluran KSP ke daerah yang paling membutuhkan.

“Kami belum bisa memastikan apakah hanya di Temanggung atau daerah lain. Kami khawatir jika terjadi di daerah lain,” kata Edi.

Sangat disayangkan jika terjadi kesalahan alokasi program pemompaan yang dilakukan dalam rangka perluasan areal perkebunan,” tutupnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *