TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Warga Negara Indonesia (WNI) di Amerika Serikat mengaku kaget atas penembakan Donald Trump saat kampanye presiden di Pennsylvania.
Ya Tuhan, saya baru sadar. Soalnya November nanti ada pemilu, kata Jenny, warga negara Indonesia yang berdomisili di Philadelphia, Amerika Serikat, kepada Tribun, Minggu (14/7/2024).
Jenny meyakinkan, terlepas dari penembakan Donald Trump, kondisi di Philadelphia tetap terkendali.
“Tenanglah. Kamu baru mengetahuinya setelah berita itu tersiar,” kata Jenny.
Tanpa ingin mendiskreditkan partai mana pun, apalagi salah satu calon presiden menjelang pemilu Amerika, Jenny lantas bercerita sedikit tentang situasi yang terjadi di Negeri Paman Sam saat Joe Biden berkuasa.
Jenny mengatakan sebagian besar WNI yang tinggal di Philadelphia mendukung dan memilih Joe Biden pada Pilpres 2020.
Sebagian besar WNI di Philadelphia yang mendukung dan memilih Joe Biden ingin hidup aman dan damai.
Akan berbeda jika Donald Trump yang memimpin. Jenny mengatakan WNI takut suatu saat akan dideportasi karena hanya mengambil beberapa langkah.
“Karena mereka takut jika Trump berkuasa, para imigran gelap itu akan dideportasi. Kebanyakan dari mereka (WNI) berjumlah sekitar 80 persen dari Biden. Tapi meski Trump adalah presiden, faktanya WNI aman di sini,” kata jeni.
Jenny yang mengaku sudah tinggal di Amerika Serikat sejak 2012 juga mengatakan, warga Indonesia memilih mendukung Joe Biden karena ingin hidup bebas di Amerika.
“Banyak WNI yang mendukung Biden karena ingin hidup bebas di sini,” ujarnya. 2 korban luka berat
Mantan Presiden Donald Trump tertembak dan terluka saat aksi unjuk rasa di Butler, Pennsylvania, Sabtu malam (13/7/2027) waktu setempat.
Dinas Rahasia mengatakan seorang penembak dan setidaknya satu orang lainnya tewas dalam pelarian tersebut.
Sementara dua peserta lainnya juga mengalami luka berat. Sebuah tembakan yang dilepaskan dari atas sebuah gedung hampir membunuh Donald Trump, calon presiden dari Partai Republik, yang sedang berkampanye di Pennsylvania. (Kolase Tribunnews)
Trump mengatakan di media sosial bahwa dia ditembak “di atas telinga kanan saya.”
Mantan presiden itu selamat setelah diusir dari tempat rapat umum dengan darah di wajahnya, kata Dinas Rahasia.
Seorang juru bicara mengatakan Trump “baik-baik saja” setelah “tindakan keji” tersebut.
Dinas Rahasia mengatakan pria bersenjata itu melepaskan beberapa tembakan dari “tempat yang menguntungkan” di luar lokasi pertemuan Trump sebelum dibunuh oleh agen.
Menurut penegak hukum, penembakan itu sedang diselidiki sebagai percobaan pembunuhan.
Presiden Joe Biden mengutuk kekerasan tersebut dalam sebuah pernyataan pada Sabtu malam, dengan mengatakan dalam pernyataan sebelumnya bahwa dia “bersyukur” bahwa Trump selamat. Trump jatuh ke atas panggung
Menurut gambar yang disiarkan oleh X Network, Donald Trump sedang berbicara kepada kerumunan pendukungnya pada saat kejadian.
Tiba-tiba, terdengar suara tembakan dan Donald Trump, yang mengenakan topi merah, jatuh ke tanah panggung.
Agen Dinas Rahasia tiba-tiba muncul di tempat kejadian untuk melacak mayat Donald Trump yang sedang tidur.
Enam anggota Pengawal Presiden mengamati pembelaan Trump terhadap Donald dan muncul di atas panggung.
Darah juga terlihat di pipi kanan dan telinga Donald Trump.
Meskipun tertembak, Donald Trump berteriak ketika dia meninggalkan panggung di bawah pengawalan ketat Dinas Rahasia dan masuk ke dalam mobil.