TRIBUNNEWS.COM – Brigade al-Qassam, sayap militer gerakan Hamas, hari ini, Senin (22 Juli 2024) mengumumkan bahwa mereka menyasar tentara Israel.
Mereka berhasil meledakkan sebagian terowongan bersama pasukan teknik Israel sambil mengisinya dengan gas peledak di Bet al-Sultan, sebelah barat kota Rafah.
“Mujahidin kami berhasil membuat para insinyur musuh meledakkan sebagian terowongan ketika mereka memompa gas peledak ke dalamnya,” kata Brigade al-Qassam dalam sebuah pernyataan hari ini.
Pengeboman tersebut menimbulkan tembakan balasan terhadap pasukan musuh di kawasan Tal a-Sultan, sebelah barat kota Rafah, di selatan Jalur Gaza.
Dalam pernyataan lain, Brigade Al-Xam mengatakan tank Merkava 4 menjadi sasaran peluru artileri Eliasin 105.
Selain itu, operasi komando dilakukan dengan menggunakan perangkat Shweez di daerah al-Furqan di Sirih al-Sultan.
Penyergapan ini dilakukan dalam operasi gabungan dengan Front Populer Palestina.
“Kami, bersama Front Populer, membombardir pasukan musuh di timur laut kamp Bureij di tengah Jalur Gaza dengan mortir,” kata Brigade al-Qassam.
Dia melanjutkan dengan mengutip El Arabi: “Mujahidin membombardir penyusup musuh dari timur laut kamp Borei di tengah Jalur Gaza dengan mortir.” jumlah korban jiwa
Sementara Israel masih menginvasi Jalur Gaza, jumlah korban tewas warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 38.983 orang dan 89.622 orang lainnya luka-luka sejak Sabtu (10 Juli 2023) hingga Minggu (21 Juli 2024), dan 1.147 orang melaporkan Xinhua. Kematian di Israel.
Sebelumnya, Israel mulai melakukan pengeboman di Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, melancarkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (10 Juli 2023) untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak tahun 1948.
Israel memperkirakan ada sekitar 120 sandera, baik hidup maupun mati, yang masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah menukar 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.
Sementara itu, lebih dari 21.000 warga Palestina masih berada di penjara Israel, demikian yang dilaporkan Yedioth Ahronoth pada awal Juli 2024.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lainnya terkait konflik Palestina dan Israel