Kabar Baik Buat Pecinta Teh dan Kopi, Rutin Ngopi Bisa Kurangi Risiko Sakit Jantung, Tapi . . .

Laporan koresponden Tribunnews.com Aisha Nursiyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Ada kabar baik bagi pecinta kopi dan teh.  Sebuah studi baru mengaitkan konsumsi kafein dalam jumlah sedang dengan penurunan risiko beberapa penyakit kardiovaskular.

Seperti diabetes tipe 2, stroke, dan penyakit jantung koroner.

Laporan di Kesehatan Temuan ini berdasarkan penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Clinical Endocrinology and Metabolism. 

Dikatakan bahwa orang yang minum sekitar tiga cangkir kopi atau teh sehari memiliki risiko 48 persen lebih rendah terkena penyakit kardiovaskular, dibandingkan dengan mereka yang minum kurang dari satu cangkir sehari.

Hal itulah yang disampaikan oleh salah satu penulis utama studi tersebut, Zhaofu Qi, Ph.D., seorang profesor di Departemen Epidemiologi dan Biostatistik di Universitas Soochow di Tiongkok.

“Temuan ini menyoroti bahwa mendorong asupan kopi atau kafein dalam jumlah sedang sebagai kebiasaan makan bagi orang sehat mungkin memiliki manfaat luas dalam pencegahan penyakit kardio-metabolik,” kata Chaofu. 

  Bagaimana kafein mempengaruhi kesehatan jantung?

Untuk menilai dampak kafein terhadap kesehatan jantung, peneliti menganalisis kebiasaan konsumsi kafein hampir 360.000 orang berusia 37 hingga 73 tahun dari UK Biobank.

Penelitian ini menggunakan studi longitudinal besar yang mencakup data kesehatan anonim dari partisipan yang mengisi kuesioner tentang konsumsi dan kebiasaan kafein mereka. 

Peserta dikatakan tidak memiliki riwayat penyakit kardio-metabolik saat penelitian dimulai.

Para ilmuwan mengamati konsumsi kafein dan apakah peserta terkena penyakit kardiovaskular.

Tim menemukan bahwa orang yang mengonsumsi antara 200 dan 300 miligram kafein per hari memiliki risiko lebih rendah terkena penyakit kardiovaskular dibandingkan orang yang minum kurang dari 100 miligram per hari.

Peserta yang memilih kopi sebagai minuman berkafein pilihan mereka memiliki risiko paling rendah, dengan penurunan sekitar 50 persen. 

Sebagai perbandingan, peminum kopi dan teh memiliki kemungkinan 40% lebih kecil untuk terkena penyakit kardiovaskular metabolik.

Para peneliti juga menemukan bahwa kafein tampaknya tidak berdampak negatif pada kesehatan jantung dan metabolisme pada 4% orang yang mengonsumsi lebih dari 400 mg kafein dari kopi, teh, atau keduanya. 

Para peneliti tidak sepenuhnya yakin mengapa kafein meningkatkan kesehatan jantung dan metabolisme. 

Namun, Chaofu mengatakan bahwa asupan kafein harian dalam jumlah sedang dapat mengatur kadar beberapa metabolit. 

Senyawa yang dihasilkan ketika tubuh memecah makanan dan cairan, dan terkait dengan penyakit jantung dan metabolisme, seperti lemak tertentu.

Para penulis mencatat beberapa keterbatasan penelitian.

Hal ini termasuk penelitian yang mengevaluasi kafein sebagai bahan dalam kopi atau teh, namun tidak dalam minuman ringan dan minuman energi. 

Selain itu, penelitian tersebut hanya menemukan hubungan antara asupan kafein dalam jumlah sedang dan rendahnya risiko penyakit kardiovaskular, namun tidak membuktikan hubungan sebab-akibat.

“Penelitian di masa depan diperlukan untuk mendapatkan wawasan lebih dalam mengenai jalur dari asupan kafein ke metabolit yang bersirkulasi dan kemudian ke penyakit kardiovaskular,” tambah Zhaofu. 

Di sisi lain, ia memperingatkan terhadap bahan tambahan seperti gula, pemanis buatan atau krim kocok.

Semua bahan tambahan ini dapat meningkatkan kalori sehingga dapat meningkatkan risiko penyakit kardio-metabolik.

Meski demikian, Mathis tidak menganjurkan minum kopi atau teh untuk pertama kali atau mengonsumsi suplemen kafein hanya berdasarkan hasil penelitian. 

Ia juga memperingatkan agar tidak mengonsumsi kafein terlalu banyak, bahkan bagi orang yang rutin mengonsumsinya.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *