Mathia Hafid: Negara harusnya ada untuk melindungi anak-anak dari menonton OTT yang tidak pantas
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Ketua Komisi I DPR Mathia Hafid mengatakan sebagai bagian dari keamanan digital khususnya bagi anak, negara harus hadir untuk melindungi anak dari tayangan atau konten negatif melalui berbasis internet atau over-the-top (OTT). layanan konten. . .
Hal itu diungkapkan Mayutya Hafid pada Debat Pajak OT di Auditorium Juwono Sudarsuno FISIP Universitas Indonesia, Depok, Selasa (9/7/2024).
Perdebatan autis tentang penggunaan konten digital untuk generasi muda! BEM FISIP merupakan kegiatan yang diinisiasi oleh Sekolah Tinggi Ilmu Politik dan Komunikasi Indonesia bekerjasama dengan UI.
Selain Mitya Hafid sebagai keynote speaker, turut hadir pula Toles Santoso (Komisaris KPI), Ashwin Sasongko Sastrosobreto (Head of Digital, Mastel), dan Devi Sri Samana (Senior Media and Brand Manager, Save the Children) sebagai panelis.
Mitya Hafid dalam pemaparannya mengatakan, keamanan digital bagi anak di Indonesia hanya diatur dalam UU ITE perubahan kedua.
“Dalam UU ITE baru-baru ini, penyelenggara sistem elektronik wajib memberikan perlindungan kepada anak sehubungan dengan penggunaan produk, layanan, dan fasilitas yang dikembangkan. Negara perlu hadir untuk melindungi anak dari konten OTT yang sesuai dengan usianya. Tidak, salah satunya itu melalui penegakan hukum,” kata Mitya, kata Hafid.
Mutia Hafid yang juga mantan jurnalis mengatakan di era digital saat ini, anak-anak terpapar berbagai jenis konten melalui televisi, internet, dan media sosial.
Ia mengatakan, melihatnya digunakan dapat berdampak besar pada perkembangan mental, emosional, dan sosial. Namun kita semua mempunyai peran aktif dalam mengasuh anak di dunia digital.
Politisi Partai Golkar itu juga menambahkan, saat ini banyak sekali aplikasi tontonan atau OTT yang bisa diakses oleh siapa saja.
“Kami tidak tahu apakah kacamata itu baik atau buruk bagi anak-anak,” katanya.
Untuk itu, Mutia Hafid mengatakan orang tua mempunyai peran penting dalam memantau dan membimbing penglihatan anak.
“Tentunya peran orang tua sangat penting dalam memilih konten yang mendidik dan positif, serta membatasi waktu menonton untuk mencegah kecanduan,” ujarnya.
“Selanjutnya, orang tua dan orang-orang terdekat juga harus aktif berkomunikasi dengan anak-anaknya tentang apa yang mereka lihat, membantu mereka memahami dan menyaring informasi yang mereka terima. Saya juga mendorong mereka untuk saling membantu sebagai generasi pelajar. anak-anak melihat sekeliling,” katanya.