TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Setelah melalui berbagai penataan, Sekolah Tinggi Intelijen Negara (STIN) mendapat pengakuan internasional dari ACQUIN (The Accreditation, Certification and Quality Assurance Institute), salah satu badan akreditasi dunia yang berkantor pusat di Jerman.
STIN sebelumnya telah melakukan modernisasi dan lompatan besar untuk mencapai akreditasi tersebut.
Upaya juga sedang dilakukan untuk memperbarui infrastruktur pendidikan dan pelatihan berdasarkan teknologi berkelanjutan untuk memperkuat metode pengajaran.
Proses asesmen dan evaluasi ACQUIN dilakukan oleh panel ahli yang terdiri dari Prof Kaafar, Prof Schconmann, Prof Van Eaten, Prof Van Gelder, Dr Edward Mienie, Dr Michael Bayer, Kong Leong Ng, Martin Borg dan Christopher Bohlens.
Tim ahli mengevaluasi berbagai aspek, antara lain penataan laboratorium simulasi, laboratorium ekonomi, laboratorium risiko nuklir, sesi perkuliahan dan laboratorium, sesi antar administrasi dengan masing-masing program studi dan mahasiswa, serta sesi fakultas.
Berdasarkan penilaian tersebut, STIN mendapat gelar tanpa syarat pada 6 Juni 2024.
Kata Pengantar ini merupakan penawaran tertinggi tanpa syarat untuk seluruh program STIN yang terdiri dari lima program sarjana dan dua program magister.
Dengan adanya akreditasi internasional ini semakin menegaskan komitmen Direktur Intelijen Negara (BIN), AKBP Budi Gunawan untuk menjadikan STIN sebagai lembaga pendidikan terkemuka.
Selain itu, STIN juga memposisikan diri sebagai perguruan tinggi negeri pertama di Indonesia yang mendapat pengakuan internasional dari ACQUIN sebagai World Class Intelligence College.
Di bawah manajemen Budi, STIN kini menjadi sekolah layanan berstandar internasional dengan pengakuan tersebut.
Pengalihan akreditasi internasional tersebut diterima langsung oleh Budi pada peresmian modernisasi Pusdiklat Pegawai STIN yang digelar di STIN, Sentul, Bogor, Jawa Barat pada Rabu (31/7/2024). Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), Inspektur Polisi (Dt.) Prof. Budi Gunawan dalam sambutannya di hadapan Pejabat Intelijen Negara Prasetia di STIN, Sentul, Jawa Barat, Rabu (31/7/2024). (Dokter STIN-BIN)
Penghargaan diserahkan oleh Dr. Alexander Fredich Schonmann sebagai perwakilan dari ACQUIN.
Budi mengatakan, standar teknologiisasi dan pembelajaran yang mereka angkat tidak hanya untuk kegiatan intelijen saja, namun juga bisa menjadi pusat ilmu pengetahuan melalui STIN.
“Kita patut berbangga atas kerja keras STIN yang berhasil membuat dokumen dan persyaratan sehingga mendapat pengakuan internasional dari ACQUIN, yakni mendapat gelar tanpa syarat untuk studi sarjana dan pascasarjana,” kata Budi Gunawan dalam keterangan tertulisnya, Rabu (8/12). 31/7/2024).
Budi mengatakan STIN juga mengembangkan ilmu pengetahuan internasional dengan mengelola jurnal internasional Bakti Garuda.
Dengan begitu, kata dia, masyarakat bisa dengan mudah mengikuti praktik terbaik dan perkembangan intelijen di dalam dan luar negeri.
Selain itu, STIN juga akan semakin dikenal dan diperhitungkan bahkan menjadi pilihan utama para orang tua untuk melanjutkan karir dan membentuk karakter putra-putrinya.
“Dengan prestasi ini, STIN akan diakui dan diperhitungkan dalam proses pembentukan jati diri bangsa yang sedang berlangsung,” ujarnya.