Sederet Pembangunan Transportasi Era Presiden Jokowi Selama Satu Dekade

Laporan reporter Tribunnews.com Nitis Hawaroh

TRIBUNNEWS.COM, Jakarta – Kementerian Perhubungan (Kemenhub) telah mengembangkan proyek infrastruktur transportasi selama 10 tahun terakhir di bawah kepemimpinan Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi).

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan, 10 tahun terakhir merupakan masa transformasi luar biasa di industri transportasi. Menurutnya, pembangunan infrastruktur besar-besaran yang dilakukan pada periode tersebut memberikan dampak positif bagi masyarakat.

“Selama satu dekade terakhir, industri transportasi Indonesia mengalami pertumbuhan pesat dan berkelanjutan, dan digitalisasi berbagai infrastruktur modern dan layanan transportasi seperti kereta cepat Jakarta-Bandung berhasil meningkatkan konektivitas, efisiensi, dan kenyamanan masyarakat, Rabu (2024). . Menteri Perhubungan Budi pada tahun 2024 Harhubn pada upacara peringatan tahun 2020. 18 September

Selama satu dekade terakhir, Kementerian Perhubungan telah menorehkan banyak prestasi dalam membangun konektivitas Indonesia-sentris. ,

Meski begitu, Menteri Perhubungan Budi mengakui sebagian besar pembangunan dan revitalisasi dalam satu dekade terakhir terjadi di pelabuhan dan stasiun kereta api. Pada saat yang sama, terminal kelas A adalah yang paling tidak umum.

“Kita lihat sepuluh tahun terakhir ini banyak terjadi proses pembangunan transportasi baik di perkotaan maupun di seluruh Indonesia. Kita lihat, kecuali Terminal Tipe A, semua proses pembangunan transportasinya adalah pelabuhan laut. Relatif tinggi, lalu kereta api , bandara, dan pelabuhan penyeberangan,” kata Budi secara online, beberapa bulan lalu, dalam forum “Sepuluh Tahun Pembangunan Infrastruktur Transportasi” di Jakarta. Detail Perkembangan Transportasi di Era Jokowi

Menteri Perhubungan Budi mengatakan pemerintah telah mengembangkan 85 pelabuhan penyeberangan dalam 10 tahun terakhir. Kemudian membangun 65 terminal penyeberangan, 12 pelabuhan penyeberangan baru, dan sistem transportasi umum kota. ,

Sementara itu, di bidang maritim, pemerintah telah membangun 39 jalur tol laut, 51 pengembangan pelabuhan, dan inovasi pembuatan kapal. ,

Di bidang perkeretaapian, pemerintah telah membangun jalur kereta api sepanjang 10.709 kilometer dan stasiun kereta api modern di 58 lokasi. Kemudian di bidang penerbangan, pemerintah membangun 41 jalur jembatan udara dan 26 bandara baru. ,

“Ini menunjukkan bahwa dari tahun 2015 hingga 2024 kami akan berbuat banyak untuk mempersatukan Indonesia,” kata Menteri Perhubungan Budi

Pembangunan jalur kereta api Maroso-Baru menandai berkembangnya infrastruktur transportasi Sulawesi dan disambut hangat oleh masyarakat Sulawesi. Sejak 2014 Jalur sepanjang 71 kilometer ini diluncurkan pada 12 Agustus dan akan dibuka untuk lalu lintas secara bertahap sekitar tahun 2022. pada bulan Oktober Ini merupakan proyek infrastruktur perkeretaapian pertama di Indonesia Timur.

Jalur Kereta Api Maroso-Baru merupakan bagian dari pembangunan jalur kereta api Makasar-Bali Baru sepanjang 150 km dan bagian awal dari proyek Tol Baja Trans-Sulawesi skala besar (yang akan menghubungkan provinsi Sulawesi dari Sulawesi Selatan (Makasar). ) ke Sulawesi Utara (Manada) yang direncanakan oleh Pemerintahan Presiden Joko yang dipimpin oleh Widodo dan Ma’ruf Amin.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi memaparkan progres proyek pembangunan KA Makasar-Baribari. Total panjang lintasan adalah 157,7 kilometer, dimana 142 kilometer di antaranya untuk lalu lintas jalur utama dan 15,7 kilometer merupakan taji yang menghubungkan kereta api ke Pelabuhan Galonkon dan Pabrik Semen Tonasa.

Sejauh ini telah dibangun jalur kereta api sepanjang 118 kilometer, dimana dari Stasiun Mara hingga Stasiun Baru sepanjang 90 kilometer siap dioperasikan, mencakup 10 stasiun, dengan 2 (dua) rangkaian kereta yang masing-masing berkapasitas 248 orang. ,

Kereta api tersebut mampu melaju dengan kecepatan hingga 90 kilometer per jam sehingga mempersingkat waktu tempuh Makassar-Balibari dari tiga jam menjadi hanya 1,5 jam. Kereta dijadwalkan berjalan 8 kali sehari. 27 bandara baru

Di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo pada tahun 2014 hingga 2024, Indonesia telah melakukan pembangunan infrastruktur transportasi udara secara ekstensif yang bertujuan untuk meningkatkan konektivitas dan pelayanan kepada masyarakat, khususnya di wilayah 3TP (Terluar, Terpencil, Tertinggal dan Perbatasan).

Selain pembangunan bandara baru, fasilitas bandara juga direnovasi dan dikembangkan untuk meningkatkan tingkat pelayanan dan keselamatan penerbangan. Fasilitas baru dan lebih baik seperti perpanjangan landasan pacu, perluasan terminal dan berbagai perbaikan lainnya. Setidaknya 64 bandara telah direhabilitasi dan dikembangkan. Ke-27 bandara baru tersebut antara lain:

– Bandara Anambas, Kepulauan Riau – Bandara Haji Muhamad Muara Teweh, Kalimantan Timur – Bandara Morowali, Sulawesi Utara; Bandara Sulawesi Utara, Papua – Bandara Kertagjati, Bandara Kalimantan Barat – Bandara Buntukunik, Nusa Tenggara Timur; Bandara Malukunam Nivell, Papua – Bandara Rokotsi Pora, Bandara Sibolu, Bandara Nabirebaru, Sikali Mandan Singkawang; – Bandara Bangalot, Sulawesi Tengah – Bandara Mandheling Natal, Yogyakarta; Pembangunan infrastruktur modern kereta cepat Jakarta-Bandung

Pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung menjadi simbol dan motivasi Indonesia untuk memodernisasi transportasi umum di era kemajuan yang berkelanjutan. ,

Kereta Api Jakarta-Bandung Ekspres melewati beberapa stasiun dari Stasiun Halim – Stasiun Karawang – Stasiun Padalarang dengan waktu tempuh kurang lebih 36-45 menit.

Selanjutnya, Stasiun Padalang akan menjadi stasiun persimpangan kereta cepat dan kereta Jakarta Bandung Ekspres yang akan menuju Stasiun Bandung (menggunakan kereta api) dengan waktu tempuh sekitar 22 menit. ,

Pada tahun 2023 2 Oktober Presiden RI Joko Widodo meresmikan Kereta Ekspres Whoosh Jakarta Bandung yang merupakan kereta ekspres pertama di Indonesia dan Asia Tenggara.

Presiden Joko menjelaskan, Kereta Cepat Jakarta-Bandung merupakan representasi modernisasi angkutan umum yang efisien, ramah lingkungan, dan terintegrasi dengan moda transportasi lain, termasuk TOD (Transit Oriented Development). Proyek kereta api berkecepatan tinggi, MRT, dan kereta ringan ini merupakan hal baru bagi masyarakat Indonesia, terutama dari segi teknologi, kecepatan, konstruksi, dan model pembiayaan.

“Kita tidak boleh takut untuk belajar dan mencoba hal-hal baru. Pada saat itu, hal-hal yang tidak terduga, kesulitan, masalah dan ketidaksempurnaan bisa saja muncul di area ini. Pengalaman itu mahal, tapi sangat berharga, tidak perlu takut, karena jika kita Konsisten, kesalahan berkurang, biaya kesalahan berkurang, akhirnya produksi, biaya proyek, dan waktu,” kata Presiden Joko Widodo.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *