Melacak Jejak Juha Christensen, Sosok yang Disebut-sebut Berperan Dalam Pembebasan Pilot Susi Air

Laporan reporter Tribunnews.com Gita Irawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Fasilitator perdamaian Aceh yang juga warga negara Finlandia, Juha Christensen, disebut-sebut terlibat dalam proses pembebasan pilot Susi Air Philip Mark Mehrtens yang diculik sayap militer Free. Organisasi Papua (OPM) atau Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (disingkat TPNPB) dipimpin oleh Egianus Kogoya selama kurang lebih satu tahun tujuh bulan terhitung sejak 7 Februari 2023.

Namun benarkah Juha Christensen terlibat?

Kalaupun benar, seberapa terlibatnya dia dalam pembebasan Kapten Philip?

Dalam salinan dokumen bertajuk Usulan Proses Pelepasan Pilot dari Selandia Baru oleh TPNPB-OPM yang diperoleh Tribunnews.com, tertera nama Juha Christensen.

Dalam dokumen tersebut, hanya ada 12 pihak yang disebutkan sebagai tim fasilitator dalam proses pembebasan Kapten Philip.

Oleh karena itu, Tribunnews.com mencoba menelusuri langkah Juha Christensen dalam proses pembebasan Philip yang disandera TPNPB-OPM sejak 7 Februari 2023.

Direktur eksekutif Amnesty International, yang disebutkan dalam salinan dokumen sebagai anggota tim fasilitasi, Usman Hamid, mengatakan dia mengetahui partisipasi Juha Christensen dalam negosiasi tahun lalu.

“Tahun lalu setahu saya beliau sudah melakukan pertemuan dengan perwakilan TPNPB di PNG (Papua New Guinea). Namun ada juga lembaga Swiss lainnya yang bertemu dengan TPNPB di PNG,” kata Usman saat dihubungi Tribunnews.com di Minggu (22/9/2024).

“Awal tahun saya juga tahu dia akan ke Papua. Tapi kemudian saya tidak pernah mendengarnya lagi. Namanya juga tidak ada dalam usulan TPNPB,” lanjutnya.

Namun menurut Usman, yang perlu diperhatikan terkait peristiwa penyanderaan ini adalah pemerintah dan gerakan TPNPB OPM harus memanfaatkan momen penting tersebut untuk mengakhiri konflik di Papua. 

Pembebasan Philip, kata dia, menjadi pengingat bahwa konflik di Papua berdampak sangat nyata terhadap hak asasi manusia.

Namun, lanjutnya, bukan berarti tidak ada cara untuk mengatasinya. 

Perkembangan penting ini juga menunjukkan bahwa pendekatan damai dan tanpa kekerasan sangat realistis untuk menyelesaikan konflik antara gerakan kemerdekaan dan pihak berwenang Indonesia di wilayah yang masih banyak terjadi pelanggaran HAM, kata Usman.

Menurutnya, momen pembebasan tidak boleh dibiarkan begitu saja.

Pembebasan Philip setelah lebih dari satu setengah tahun ditahan, kata dia, merupakan momen penting yang menunjukkan bahwa jalan menuju perdamaian adalah jalan yang mungkin dilakukan. 

Kedua belah pihak harus membuat kemajuan lebih lanjut dalam menghormati hak asasi manusia dan membangun rasa saling percaya agar tidak menemui jalan buntu, lanjutnya.

Kepala Kantor Perwakilan Komnas HAM Papua Frits Ramanday membenarkan adanya keterlibatan Juha Christensen dalam proses pembebasan Philip.

Ia mengaku berkomunikasi dengan Juha Christensen melalui rekannya.

Menurut Frits, permasalahan yang dibicarakan dalam komunikasinya dengan rekannya Juha Christensen bersifat informal.

Meski mengaku lupa kapan terakhir kali berkomunikasi dengan pasangan Juha Christensen, Frits masih ingat saat pertama kali Juha dan rekannya terlibat dalam proses pelepasan Philip. 

“Iya, masuk Februari 2024,” kata Frits saat dihubungi Tribunnews.com, Minggu (22/9/2024).

Frits melihat pembebasan Philip sebagai hal yang baik.

Menurutnya, hal ini merupakan wujud bahwa TPNPB OPM menjunjung prinsip kemanusiaan.

Penyanderaan ini menjadi bahan penilaian terhadap penerbangan pilot yang mempekerjakan pilot asing yang mendarat di daerah rawan konflik. Penting bagi pemerintah untuk memberikan perhatian terhadap kesembuhan pengungsi Nduga, ujarnya.

Dan (yang juga penting) pemulihan pasca konflik, dilanjutkannya upaya dialog kemanusiaan agar para pihak saling menerima dan memaafkan, lanjutnya.

Tribunnews.com pun mencoba menanyakan keterlibatan Juha kepada pengacara Susi Air, Donal Fariz.

Ia mengaku belum pernah mendengar namanya.

Ia kemudian menunjukkan salinan dokumen TPNPB-OPM yang berisi 12 pihak yang disebut sebagai fasilitator.

Daftar namanya ada, Mas. Cuma belum tahu sebenarnya siapa saja yang terlibat, kata Donal saat dihubungi Tribunnews.com, Minggu (22/09/2024).

Terkait rumor yang beredar, sejumlah uang diserahkan kepada kelompok TPNPB-OPM Egianus Kogoya untuk tebusan kebebasan Philip, Donal mengaku belum mengetahuinya.

“Kami tidak tahu, Tuan,” jawab Donald.

Tribunnews.com pun berupaya menelusuri jejak keterlibatan Juha dari mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan yang menjabat sejak 23 Oktober 2019 hingga 1 Februari 2024, Mahfud MD.

Mahfud tercatat melontarkan sejumlah pernyataan publik yang mendesak dilakukannya langkah persuasif dalam proses pembebasan Philip.

Ia juga menyatakan keselamatan para sandera menjadi prioritas pemerintah dalam proses pembebasan para sandera.

Namun Mahfud mengaku belum pernah mendengar nama Juha sebelumnya.

“Belum pernah mendengar tentang dia. Siapa itu?” tanya Mahfud saat dihubungi Tribunnews.com, Minggu (22/9/2024).

Hingga berita ini tayang, Tribunnews.com masih berusaha memastikan peran Juha Christensen. Peran tokoh masyarakat

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Hadi Tjahjanto mengatakan, bebasnya Philip tidak lepas dari kontribusi tokoh masyarakat.

Selain itu, lanjutnya, juga hadir tokoh gereja dan tokoh adat.

Ia juga mengatakan, pembebasan Philip tidak lepas dari perundingan yang sangat panjang.

TNI-Polri, kata dia, juga terus memantau kondisi Philip dari waktu ke waktu selama kurang lebih satu tahun tujuh bulan.

Atas nama Pemerintah Indonesia, beliau juga secara resmi menyerahkan Philip kepada Duta Besar Selandia Baru.

Hal itu dilakukan di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, setelah Philip tiba di Jakarta pada Sabtu (21/9/2024) malam.

“Dalam hal ini saya menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat dalam operasi pembebasan sandera yaitu TNI dan Polri, tokoh masyarakat, tokoh adat, dan tokoh agama,” kata Hadi kepada wartawan di lokasi kejadian.

Selain itu, Penjabat Bupati (Pj) Nduga Edison Nggwijangge juga berperan dalam pembebasan Philip.

Edison yang masih memiliki hubungan keluarga dengan Egianus Kogoya juga disebut terus melakukan pendekatan persuasif dan berdialog dengan TPNPB-OPM di Nduga untuk membebaskan Philip meski nyawanya terancam dalam proses tersebut.

Selfie Edison dan Philip di dalam helikopter yang disebut-sebut sedang melakukan perjalanan dari Nduga menuju Timika juga beredar setelah Philip dibebaskan.

Philip dijemput di Desa Yuguru, Kecamatan Maibarok, Kabupaten Nduga.

Usai menjalani tes kesehatan, Philip diterbangkan ke Jakarta menggunakan pesawat Boeing 737-200 AI-7301 milik TNI AU.

Philip tiba di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur sekitar pukul 22.30 WIB.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *