Dilansir reporter Tribunnews.com, Namira Yunia
TEL AVIV TRIBUNNEWS.COM – Ribuan warga Israel turun ke jalan di ibu kota Israel, Tel Aviv, menuntut Perdana Menteri Benjamin Netanyahu segera dicopot dari peran kepemimpinannya karena dianggap tidak kompeten dalam menangani pertukaran sandera dan tahanan. Perjanjian dengan Hamas Palestina di Gaza.
Banyaknya warga yang ikut demonstrasi membuat kawasan Kaplan Square di pusat kota Tel Aviv menjadi lautan manusia.
Para pengunjuk rasa membawa plakat yang menargetkan Netanyahu, meneriakkan slogan-slogannya dan menuduhnya sebagai penjahat karena mengabaikan kehidupan para sandera di Gaza.
“Puluhan ribu warga Israel berdemonstrasi di Kaplan Square di pusat Tel Aviv untuk menekan pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu agar menyelesaikan perjanjian pertukaran tawanan dan sandera,” lapor lembaga penyiaran publik negara KAN.
Selain Tel Aviv, demonstrasi yang diorganisir oleh keluarga sandera Israel yang ditahan oleh kelompok perlawanan Palestina di Jalur Gaza juga terjadi di Haifa, Israel utara, dan puluhan lokasi lain di seluruh negeri.
Sebelum protes dimulai, ribuan orang meminta Netanyahu untuk segera menyelesaikan perjanjian pertukaran sandera dan gencatan senjata yang tertunda.
Namun, Netanyahu terus mengabaikan tuntutan tersebut.
Tindakan ini membuat marah rakyat Israel, yang melakukan demonstrasi dan menyerukan pemilihan umum dini untuk menggulingkan pemerintahan Netanyahu.
Meningkatnya kemarahan di kalangan pengunjuk rasa Israel telah menyebabkan beberapa orang mengancam akan mengakhiri hidup Netanyahu kecuali dia mengundurkan diri.
“Kami akan memastikan dia dibunuh,” kata seorang pengunjuk rasa.
Ami Dror, salah satu koordinator pengunjuk rasa, mengancam akan menghancurkan rumah Netanyahu di Kaisarea.
Dia dan pengunjuk rasa lainnya juga akan menutupi kolam renangnya dengan semen, sehingga membuat nama Netanyahu menjadi kutukan. Peringkat persetujuan terhadap Netanyahu anjlok
Sejak demonstrasi dimulai, jajak pendapat Channel 12 menunjukkan bahwa mayoritas warga Israel percaya bahwa Netanyahu, Menteri Keuangan Bezarel Smotrich, dan Menteri Keamanan Yov Gallant bertanggung jawab atas kinerja yang lemah selama perang.
Akibat isu ini, dukungan Netanyahu terhadap Israel mulai menurun. Dalam jajak pendapat yang dilakukan surat kabar Maariv pada 18 dan 19 Oktober, Benjamin Netanyahu bahkan kalah bersaing dibandingkan mantan Menteri Pertahanan Benny Gantz.
“Netanyahu akan mengundurkan diri. Begitu pula para pejabat senior militer, intelijen, dan GSS (dinas intelijen). Karena mereka gagal,” tulis harian Israel Hayom.