Respons Kemenlu Soal Kemungkinan Warga Sipil Ikut dalam Rencana Misi Kemanusiaan TNI Ke Gaza

Laporan Tribunnews.com, Gita Irawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI dan Kepala Kantor Pendukung Strategis Kementerian Luar Negeri RI Rolliansyah Soemirat menjawab banyak pertanyaan terkait pengiriman warga sipil atau organisasi masyarakat sipil dari Indonesia. ke Gaza, Palestina.

Roy, sapaan akrabnya, mengatakan misi penjaga perdamaian PBB akan diluncurkan hanya atas perintah PBB, melalui resolusi Dewan Keamanan PBB. 

Ia mengatakan, sejauh ini PBB belum membahas pengerahan PKO (operasi penjaga perdamaian) di Gaza.

Roy mengatakan prioritasnya saat ini adalah mencoba menciptakan perdamaian melalui gencatan senjata (resolusi terbaru adalah 2.735 hari yang lalu). 

Pemberian layanan PBB (baik jumlah, isi, dan jenis keahlian) akan disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan, kata Roy saat dikonfirmasi Tribunnews.com, Senin (17/6/2024). . 

Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto dulu membuka kemungkinan pelibatan kelompok sipil atau Islam (ormas) dalam operasi kemanusiaan TNI di Gaza, Palestina.

Dalam pertemuan dan tukar pikiran mengenai peran TNI dalam menjamin perdamaian dunia di Gedung MUI Jakarta, Jumat (14/6/2024), perwakilan ormas Islam menanyakan kemungkinan ormas Islam atau sipil bisa bergabung. . organisasi TNI. program bantuan ke Gaza dan Palestina.

Kemudian Agus menjelaskan kemungkinan terjadinya hal tersebut terkait topik tersebut.

“Mungkin dari pengajaran, pelayanan kesehatan, psikologi. Ya guru bisa menyembuhkan luka, mungkin. Itu mungkin,” kata Agus.

Dalam wawancaranya usai pertemuan, wartawan kembali menanyakan proses partisipasi masyarakat sipil dalam program kerja kemanusiaan TNI di Gaza. 

Agus mengatakan soal sistem yang akan diselenggarakan Kementerian Luar Negeri nanti.

Kementerian Luar Negeri akan mempersiapkannya, kata Agus.

Saat ditanya mengenai sisi TNI dalam masalah ini, Agus menjelaskan, kebutuhan di lapangan nantinya bisa bertambah.

Selain personel TNI yang tergabung dalam Brigade Komposit, kata Agus, masyarakat sipil juga dapat berperan dalam proses rehabilitasi.

“Bahkan ke depan mungkin ada kemajuan, tidak hanya di bidang kesehatan, mungkin juga ada kebutuhan akan guru di sana.

Itu sebabnya Brigade Komposit kami terdiri dari batalyon insinyur. Nantinya batalion tersebut akan melakukan pekerjaan rekonstruksi, pembangunan infrastruktur seperti sekolah, rumah, tempat ibadah dan juga rehabilitasi, ujarnya.

“Nah, untuk rehabilitasi kita butuh tenaga yang punya kemampuan mental untuk menyembuhkan luka-luka itu. Mungkin bisa warga sipil. Karena warga MeR-C dan PMI saat ini ada 7 orang,” kata Agus.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *